Jakarta: Formula One (F1) berencana untuk memberlakukan penggunaan biofuel sebagai bahan bakarnya pada tahun 2026. Penggunaan bahan bakar jenis ini tentu akan berefek kepada mesin para peserta, termasuk tenaga yang dihasilkan.
Mantan Insinyur Mesin Honda F1, Yasuaki Asagi, menjelaskan menjelaskan akan sangat menantang untuk mendapatkan tenaga yang sama dengan mesin tahun 2022 apabila terjadi perubahan regulasi bahan bakar. Meski dia tidak menyebutkan besaran pengurangan tenaga, namun Carbuzz menyebutkan tenaga yang hilang mencapai 5 persen.
Biofuel yang akan digunakan ini memiliki kode E10. Ini berari bahan bakar tersebut memiliki campuran 90:10 antara minyak fossil dan ethanol.
Penggunaan ethanol ini membuat bahan bakar semakin berat. Selain itu, kekuatan yan ditawarkan pun berkurang. Ini ada kemungkinan tangki bahan bakar akan dibuat lebih besar, namun kemampuan bahan bakarnya akan menurun.
“Di sisi lain, pembakaran yang tidak normal dari bahan bakar lama akan lebih mudah dikendalikan sekarang. Kami bertujuan untuk efisiensi maksimum, tetapi dengan bahan bakar E10 tenaga mesin juga akan berkurang, dan jumlah pembangkit tenaga juga akan berkurang," ujar Asagi.
Pengunaan biofuel mungkin sedikit ganjil bagi semua balapan. Akan tetapi para produsen mesin percaya bahwa penggunaan biofuel ini menjadi salah satu kunci untuk mempertahankan mesin pembakaran dalam seperti yang digunakan sekarang ini.
Para pabrikan juga sudah mulai melakukan pengembangan mesin ke generasi lebih lanjut. Asagi yang masih bekerja sama dengan Red Bull saat memindahkan departemen mesin penggeraknya adalah salah satu pimpinan pertama yang mengakui tantangan tersebut.
"Sepertinya perusahaan lain mengatakan itu hampir sama, tetapi sebaliknya, membuat pengumuman seperti itu berarti sulit untuk mendapatkan kekuatan yang sama seperti tahun lalu," kata Asagi.
Jakarta: Formula One (F1) berencana untuk memberlakukan penggunaan biofuel sebagai bahan bakarnya pada tahun 2026. Penggunaan bahan bakar jenis ini tentu akan berefek kepada mesin para peserta, termasuk tenaga yang dihasilkan.
Mantan Insinyur Mesin Honda F1, Yasuaki Asagi, menjelaskan menjelaskan akan sangat menantang untuk mendapatkan tenaga yang sama dengan mesin tahun 2022 apabila terjadi perubahan regulasi bahan bakar. Meski dia tidak menyebutkan besaran pengurangan tenaga, namun Carbuzz menyebutkan tenaga yang hilang mencapai 5 persen.
Biofuel yang akan digunakan ini memiliki kode E10. Ini berari bahan bakar tersebut memiliki campuran 90:10 antara minyak fossil dan ethanol.
Penggunaan ethanol ini membuat bahan bakar semakin berat. Selain itu, kekuatan yan ditawarkan pun berkurang. Ini ada kemungkinan tangki bahan bakar akan dibuat lebih besar, namun kemampuan bahan bakarnya akan menurun.
“Di sisi lain, pembakaran yang tidak normal dari bahan bakar lama akan lebih mudah dikendalikan sekarang. Kami bertujuan untuk efisiensi maksimum, tetapi dengan bahan bakar E10 tenaga mesin juga akan berkurang, dan jumlah pembangkit tenaga juga akan berkurang," ujar Asagi.