Gaydon: Nasib Aston Martin kini sedang diujung tanduk. Merek asal Inggris tersebut diketahui diambang kebangkrutan dengan hutang yang menggunung.
Mereka diketahui memiliki utang senilai USD1,2 miliar atau sekitar Rp17,3 triliun. Bahkan Carbuzz menyebutkan Aston martin sudah melaporkan potensi kerugian sebesar USD58,7 juta atau mencapai Rp849,2 miliar pada kuarter pertama tahun ini.
Angka ini jelas menambah sulit perusahaan untuk membayar kewajiban utang di tahun ini. Mengingat hutang terus bertambah dari waktu ke waktu.
Mereka juga sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuntungan. Sayangnya, strategi mereka gagal dan malah kian merugi.
Kesulitan yang ada juga membuat Pemilik saham mayoritas Aston Martin, Lawrence Stroll, memberhentikan CEO Aston Martin Tobias Moers. Pria Jerman yang sebelumnya berhasil memimpin Mercedes-AMG itu kini sudah diganti oleh mantan pejabat Ferrari, Amedeo Felisa.
Diharapkan sentuhan Amedeo Felisa yang telah lama ada di Ferrari bisa membangkitkan Aston Martin dari keterpurukan. "Sangat menantang buat saya untuk memegang peran ini di Aston Martin saat dimana kita akan menuju fase perkembangan yang lebih baik," ujar Amedeo Felisa.
Kegagalan Aston Martin juga terlihat dari rendahnya penjualan SUV mereka Aston Martin DBX. Mobil SUV premium buatan Inggris itu justru tidak sesuai harapan dan gagal mengambil status sebagai tulang punggung penjualan.
Jauh berbeda dengan mobil SUV premium lainnya seperti Lamborghini Urus, Bentley Bentayga, dan Rolls-Royce Cullinan. Urus saat ini menjadi mobil SUV premium paling laris dan sukses menjadi model utama penjualan dalam beberapa tahun ini.
Gaydon: Nasib Aston Martin kini sedang diujung tanduk. Merek asal Inggris tersebut diketahui diambang kebangkrutan dengan hutang yang menggunung.
Mereka diketahui memiliki utang senilai USD1,2 miliar atau sekitar Rp17,3 triliun. Bahkan Carbuzz menyebutkan Aston martin sudah melaporkan potensi kerugian sebesar USD58,7 juta atau mencapai Rp849,2 miliar pada kuarter pertama tahun ini.
Angka ini jelas menambah sulit perusahaan untuk membayar kewajiban utang di tahun ini. Mengingat hutang terus bertambah dari waktu ke waktu.
Mereka juga sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuntungan. Sayangnya, strategi mereka gagal dan malah kian merugi.
Kesulitan yang ada juga membuat Pemilik saham mayoritas Aston Martin, Lawrence Stroll, memberhentikan CEO Aston Martin Tobias Moers. Pria Jerman yang sebelumnya berhasil memimpin Mercedes-AMG itu kini sudah diganti oleh mantan pejabat Ferrari, Amedeo Felisa.