Jakarta: DKI Jakarta menjadi kota ke-10 termacet di dunia versi INRIX. DPRD DKI Jakarta menilai keberadaan ojek online (ojol) menjadi salah satu faktor kemacetan di ibukota.
Komisi A DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memetakan titik-titik rawan macet akibat transportasi daring yang parkir dan berhenti sembarangan.
"Salah satu dampak buruk di jam-jam sibuk baik pagi dan sore hari, pengemudi daring banyak sekali yang menguasai ruang-ruang publik seperti halte, trotoar dan lain-lain," kata Ketua Komisi A DPRD Provinsi DKI Jakarta, Mujiyono, dikutip dari Antara.
Mujiyono mengatakan banyak menerima keluhan masyarakat terkait kemacetan yang kerap terjadi pada saat jam sibuk, seperti pagi dan sore hari. Ia menjelaskan kemacetan terjadi akibat pengemudi transportasi daring yang berhenti atau mangkal di ruang publik, termasuk saat menurunkan atau mengangkut penumpang di pinggir jalan, juga menjadi pemicu kemacetan.
Untuk itu, ia mengimbau Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta segera memetakan titik-titik rawan terjadinya penumpukan akibat transportasi daring.
"Dinas Satpol PP dan Diskominfotik tolong berikan kepada kami titik-titik mana saja yang selama ini dikeluhkan," ujarnya.
Sebelumnya, INRIX baru saja merilis Global Traffic Scorecard 2023. Jakarta masuk urutan ke-10 sebagai kota termacet di dunia.
Pada tahun 2023, warga Jakarta kehilangan waktu 65 jam karena terjebak kemacetan. Angka itu meningkat 33 persen dibanding tahun 2022.
Padahal di tahun 2022, Jakarta menduduki urutan ke-16 sebagai kota termacet.
Jakarta: DKI Jakarta menjadi kota ke-10 termacet di dunia versi INRIX. DPRD DKI Jakarta menilai keberadaan ojek online (
ojol) menjadi salah satu faktor kemacetan di ibukota.
Komisi A DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memetakan titik-titik rawan macet akibat transportasi daring yang parkir dan berhenti sembarangan.
"Salah satu dampak buruk di jam-jam sibuk baik pagi dan sore hari, pengemudi daring banyak sekali yang menguasai ruang-ruang publik seperti halte, trotoar dan lain-lain," kata Ketua Komisi A DPRD Provinsi DKI Jakarta, Mujiyono, dikutip dari Antara.
Mujiyono mengatakan banyak menerima keluhan masyarakat terkait kemacetan yang kerap terjadi pada saat jam sibuk, seperti pagi dan sore hari. Ia menjelaskan kemacetan terjadi akibat pengemudi transportasi daring yang berhenti atau mangkal di ruang publik, termasuk saat menurunkan atau mengangkut penumpang di pinggir jalan, juga menjadi pemicu kemacetan.
Untuk itu, ia mengimbau Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta segera memetakan titik-titik rawan terjadinya penumpukan akibat transportasi daring.
"Dinas Satpol PP dan Diskominfotik tolong berikan kepada kami titik-titik mana saja yang selama ini dikeluhkan," ujarnya.
Sebelumnya, INRIX baru saja merilis Global Traffic Scorecard 2023. Jakarta masuk urutan ke-10 sebagai kota termacet di dunia.
Pada tahun 2023, warga Jakarta kehilangan waktu 65 jam karena terjebak kemacetan. Angka itu meningkat 33 persen dibanding tahun 2022.
Padahal di tahun 2022, Jakarta menduduki urutan ke-16 sebagai kota termacet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
