Melalui pengembangan bahan bakar karbon netral berbasis mikroalga serta teknologi penangkap karbon di kendaraan, Mazda ingin menciptakan mobilitas yang memungkinkan pengemudi mengurangi CO₂ justru saat berkendara.
Kunci strateginya terletak pada dua teknologi inti. Pertama, bahan bakar karbon-netral dari mikroalga. Mikroalga menyerap CO₂ selama proses pertumbuhan, sehingga emisi yang dilepaskan saat pembakaran tidak menambah konsentrasi CO₂ di atmosfer.
Sisa produksi setelah ekstraksi bahan bakar juga dapat dimanfaatkan untuk produk pangan kesehatan hingga pupuk organik, mendukung sistem sirkular berkelanjutan.
Kedua, Mazda memperkenalkan inovasi langsung pada kendaraan berupa Mazda Mobile Carbon Capture, teknologi penangkap CO₂ yang disematkan di mobil untuk menyerap emisi dari gas buang.
Baca Juga:
Awas Modus Penipuan, Simak Ciri-ciri Notifikasi Tilang Elektronik yang Asli
Dengan kombinasi bahan bakar karbon-netral dan perangkat penangkap CO₂, perusahaan menargetkan tercapainya mobilitas yang 'semakin banyak dikendarai, semakin banyak CO₂ yang berkurang'.
Merek asal Jepang itu juga sudah mengumumkan uji demonstrasi perangkat tersebut sebagai bagian dari tema.
Dalam Super Taikyu Series Round 7 yang berlangsung 15–16 November, teknologi ini untuk pertama kalinya dipasang pada kendaraan balap 'MAZDA SPIRIT RACING 3 Future Concept'. Mobil tersebut menggunakan bahan bakar biodiesel HVO yang sudah dipakai secara praktis di Eropa. Perangkat penangkap CO₂ itu memanfaatkan zeolit berstruktur berpori sebagai adsorben dan berhasil menyerap CO₂ dari gas buang selama lomba.
Mazda akan melanjutkan pengujian di musim berikutnya guna meningkatkan tingkat pemulihan CO₂. Dengan memanfaatkan data dan temuan dari setiap pengujian, Mazda berkomitmen memperkuat teknologi tersebut demi mendorong terciptanya mobilitas berkelanjutan di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News