Detroit: Chevrolet Bolt merupakan salah satu mobil listrik yang cukup sukses dalam pasar global dalam beberapa tahun ke belakang. Kini memasuki tahun 2023, mobil berukuran compact ini siap memasuki masa senjakala.
General Motors (GM) sudah memiliki rencana untuk menghentikan produksi Bolt pada akhir tahun 2023. Merek mobil asal Amerika Serikat in akan mengalihkan produksinya ke segmen truk dan SUV, serta menggunakan platform baru.
CEO General Motors, Mary Barry, mengatakan pihaknya sudah mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menghentikan produksi mobil berukuran compact tersebut. "Kami terus berkembang hingga saat ini, akhir tahun menjadi waktu yang tepat untuk mengakhiri produksi Bolt," jelasnya.
Dari segi penjualan, sebenarnya Bolt tidak memiliki masalah. Pada tahun 2022 saja, mereka pihak pabrikan berhasil menjual 38.120 unit secara global. Angka tersebut tergolong cukup banyak untuk segmen mobil listrik. Bahkan Bolt menyumbang lebih dari 90 persen dari seluruh penjualan mobil listrik GM di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Pemudik Ketinggalan Mobilnya, Polisi Antar Pakai Motor Masuk Tol
Angka penjualan tersebut juga naik dibandingkan tahun sebelumnya, hanya mencapai 24.828 unit. Masuk kurtal pertama tahun 2023, Chevrolet Bolt EV juga sudah terjual sebanyak 19.700 unit. Meski berhasil mencatatkan penjualan yang besar, tetapi perusahaan juga dihadapkan dengan masalah baterai yang berpotensi terbakar.
Hal itu membuat GM melakukan penarikan sebanyak 140.000 unit Bolt. Apabila benar Bolt akan berhenti diproduksi di tahun ini, maka nasibnya juga tidak berbeda jauh dengan kompetitornya Nissan Leaf. Hatchback listrik tersebut juga digosipkan akan disuntik mati.
Juru bicara Nissan, Stephen Oldham, masih menolak menyebutkan rencana menghentikan Leaf. Dia menyebutkan perusahaan tengah mempelajari selera baru yang ada di masyarakat mengenai Leaf.
"Kami sedang mengamati selera baru yang terjadi di Leaf terkait peningkatan permintaan mobil listrik dan keuntungannya secara keseluruhan. Bagi kami sejak diluncurkan, Leaf konsisten memberikan kepuasan pada konsumen," terang Stephen Oldham dikutip The Verge.
Baca Juga:
Kunci Digital BMW Kini Tersedia Di Android
Saat ini merek asal Jepang tersebut juga sudah punya mobil listrik lainnya yakni Nissan Ariya. Mobil itu bahkan bukan satu-satunya, karena mereka sudah menyiapkan dana sebesar JPY2 triliun atau setara Rp215,1 triliun untuk pengembangan mobil listrik hingga lima tahun ke depan.
Detroit: Chevrolet Bolt merupakan salah satu mobil listrik yang cukup sukses dalam pasar global dalam beberapa tahun ke belakang. Kini memasuki tahun 2023, mobil berukuran compact ini siap memasuki masa senjakala.
General Motors (GM) sudah memiliki rencana untuk menghentikan produksi Bolt pada akhir tahun 2023. Merek mobil asal Amerika Serikat in akan mengalihkan produksinya ke segmen truk dan SUV, serta menggunakan platform baru.
CEO General Motors, Mary Barry, mengatakan pihaknya sudah mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menghentikan produksi mobil berukuran compact tersebut. "Kami terus berkembang hingga saat ini, akhir tahun menjadi waktu yang tepat untuk mengakhiri produksi Bolt," jelasnya.
Dari segi penjualan, sebenarnya Bolt tidak memiliki masalah. Pada tahun 2022 saja, mereka pihak pabrikan berhasil menjual 38.120 unit secara global. Angka tersebut tergolong cukup banyak untuk segmen mobil listrik. Bahkan Bolt menyumbang lebih dari 90 persen dari seluruh penjualan mobil listrik GM di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Pemudik Ketinggalan Mobilnya, Polisi Antar Pakai Motor Masuk Tol
Angka penjualan tersebut juga naik dibandingkan tahun sebelumnya, hanya mencapai 24.828 unit. Masuk kurtal pertama tahun 2023, Chevrolet Bolt EV juga sudah terjual sebanyak 19.700 unit. Meski berhasil mencatatkan penjualan yang besar, tetapi perusahaan juga dihadapkan dengan masalah baterai yang berpotensi terbakar.
Hal itu membuat GM melakukan penarikan sebanyak 140.000 unit Bolt. Apabila benar Bolt akan berhenti diproduksi di tahun ini, maka nasibnya juga tidak berbeda jauh dengan kompetitornya Nissan Leaf. Hatchback listrik tersebut juga digosipkan akan disuntik mati.
Juru bicara Nissan, Stephen Oldham, masih menolak menyebutkan rencana menghentikan Leaf. Dia menyebutkan perusahaan tengah mempelajari selera baru yang ada di masyarakat mengenai Leaf.
"Kami sedang mengamati selera baru yang terjadi di Leaf terkait peningkatan permintaan mobil listrik dan keuntungannya secara keseluruhan. Bagi kami sejak diluncurkan, Leaf konsisten memberikan kepuasan pada konsumen," terang Stephen Oldham dikutip The Verge.
Baca Juga:
Kunci Digital BMW Kini Tersedia Di Android
Saat ini merek asal Jepang tersebut juga sudah punya mobil listrik lainnya yakni Nissan Ariya. Mobil itu bahkan bukan satu-satunya, karena mereka sudah menyiapkan dana sebesar JPY2 triliun atau setara Rp215,1 triliun untuk pengembangan mobil listrik hingga lima tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)