Tokyo: Nissan tampaknya akan mundur dari pembicaraan merger dengan Honda, menurut dua sumber yang mengetahui situasi ini pada Rabu (5-2-2024). Langkah tersebut berpotensi membatalkan rencana penggabungan senilai USD60 miliar yang akan menjadikan mereka sebagai produsen mobil terbesar ketiga di dunia, sekaligus meninggalkan Nissan untuk menjalankan pemulihan perusahaan sendiri.
Menurut beberapa sumber yang akrab dengan pembicaraan ini, negosiasi antara kedua perusahaan otomotif Jepang tersebut semakin rumit karena perbedaan pandangan yang makin melebar. Semua sumber menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara kepada media.
Reuters melaporkan Nissan dapat membatalkan pembicaraan setelah Honda mengusulkan agar Nissan menjadi anak perusahaannya. Nissan keberatan dengan usulan tersebut karena bertentangan dengan konsep awal yang menyebut merger ini sebagai penggabungan yang setara.
Belum ada kejelasan apakah rencana merger ini benar-benar akan dibatalkan. Namun, pernyataan dari kedua sumber menunjukkan kemungkinan pembicaraan dapat dimulai kembali di masa depan.
Honda, yang memiliki nilai pasar sekitar 7,92 triliun yen (USD51,90 miliar) atau lebih dari lima kali lipat dari nilai Nissan yang sebesar 1,44 triliun yen, dikabarkan semakin khawatir dengan kemajuan rencana pemulihan Nissan, menurut sumber lainnya.
Saham Nissan anjlok lebih dari 4 persen di Bursa Efek Tokyo, bahkan sempat dihentikan sementara setelah laporan dari harian bisnis Nikkei menyebutkan Nissan akan menarik diri dari pembicaraan. Sementara itu, saham Honda (7267.T) melonjak lebih dari 8 persen yang menunjukkan reaksi positif dari investor terhadap kemungkinan batalnya merger tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Nissan dan Honda menegaskan laporan dari Nikkei tidak berdasarkan informasi resmi dari kedua perusahaan. Mereka juga menyatakan akan menentukan arah masa depan kerja sama mereka paling lambat pertengahan Februari.
Kemungkinan gagalnya merger ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Nissan, yang saat ini tengah menjalankan rencana pemulihan, dapat menghadapi tantangan tanpa bantuan eksternal. Nissan sedang dalam proses pemangkasan 9.000 tenaga kerja serta mengurangi kapasitas produksi global hingga 20 persen.
Honda merupakan produsen mobil terbesar kedua di Jepang setelah Toyota (7203.T), sementara Nissan berada di posisi ketiga. Kedua perusahaan pertama kali mengumumkan pembicaraan merger pada Desember lalu dengan tujuan menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan. Merger ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing mereka di tengah ancaman dari produsen kendaraan listrik asal China, seperti BYD, serta pemain baru lainnya di industri EV.
Selain itu, pembicaraan merger ini juga berlangsung di tengah potensi gangguan dari kebijakan tarif yang dapat diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Tokyo: Nissan tampaknya akan mundur dari pembicaraan merger dengan
Honda, menurut dua sumber yang mengetahui situasi ini pada Rabu (5-2-2024). Langkah tersebut berpotensi membatalkan rencana penggabungan senilai USD60 miliar yang akan menjadikan mereka sebagai produsen
mobil terbesar ketiga di dunia, sekaligus meninggalkan Nissan untuk menjalankan pemulihan perusahaan sendiri.
Menurut beberapa sumber yang akrab dengan pembicaraan ini, negosiasi antara kedua perusahaan otomotif Jepang tersebut semakin rumit karena perbedaan pandangan yang makin melebar. Semua sumber menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara kepada media.
Reuters melaporkan Nissan dapat membatalkan pembicaraan setelah Honda mengusulkan agar Nissan menjadi anak perusahaannya. Nissan keberatan dengan usulan tersebut karena bertentangan dengan konsep awal yang menyebut merger ini sebagai penggabungan yang setara.
Belum ada kejelasan apakah rencana merger ini benar-benar akan dibatalkan. Namun, pernyataan dari kedua sumber menunjukkan kemungkinan pembicaraan dapat dimulai kembali di masa depan.
Honda, yang memiliki nilai pasar sekitar 7,92 triliun yen (USD51,90 miliar) atau lebih dari lima kali lipat dari nilai Nissan yang sebesar 1,44 triliun yen, dikabarkan semakin khawatir dengan kemajuan rencana pemulihan Nissan, menurut sumber lainnya.
Saham Nissan anjlok lebih dari 4 persen di Bursa Efek Tokyo, bahkan sempat dihentikan sementara setelah laporan dari harian bisnis Nikkei menyebutkan Nissan akan menarik diri dari pembicaraan. Sementara itu, saham Honda (7267.T) melonjak lebih dari 8 persen yang menunjukkan reaksi positif dari investor terhadap kemungkinan batalnya merger tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Nissan dan Honda menegaskan laporan dari Nikkei tidak berdasarkan informasi resmi dari kedua perusahaan. Mereka juga menyatakan akan menentukan arah masa depan kerja sama mereka paling lambat pertengahan Februari.
Kemungkinan gagalnya merger ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Nissan, yang saat ini tengah menjalankan rencana pemulihan, dapat menghadapi tantangan tanpa bantuan eksternal. Nissan sedang dalam proses pemangkasan 9.000 tenaga kerja serta mengurangi kapasitas produksi global hingga 20 persen.
Honda merupakan produsen mobil terbesar kedua di Jepang setelah Toyota (7203.T), sementara Nissan berada di posisi ketiga. Kedua perusahaan pertama kali mengumumkan pembicaraan merger pada Desember lalu dengan tujuan menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan. Merger ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing mereka di tengah ancaman dari produsen kendaraan listrik asal China, seperti BYD, serta pemain baru lainnya di industri EV.
Selain itu, pembicaraan merger ini juga berlangsung di tengah potensi gangguan dari kebijakan tarif yang dapat diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)