Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn. Nissan
Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn. Nissan

EX-CEO Nissan Nilai Merger Nissan & Honda sebagai Langkah Putus Asa

Ekawan Raharja • 27 Desember 2024 10:59
Lebanon: Nissan dan Honda sudah mengumumkan akan menjalin kerja sama berupa integrasi bisnis dan mengumumkan akan membuat sebuah perusahaan holding. Langkah ini, beberapa hari sebelum pengumuman kerja sama, dinilai Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn, sebagai sebuah langkah putus asa.
 
"Ini adalah langkah putus asa. Ini bukan kesepakatan yang pragmatis karena, sejujurnya, sinergi antara kedua perusahaan ini sulit ditemukan. Praktisnya, tidak ada hubungan saling melengkapi antara keduanya. Mereka berada di pasar yang sama, di produk yang sama. Merek mereka sangat, sangat mirip," ujar Ghosn dalam wawancara dengan Bloomberg Television dan dikutip dari Carscoops.
 
Lebih lanjut, Ghosn menilai, merger ini tidak semata-mata didorong oleh kebutuhan industri, tetapi juga oleh tekanan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI).

"Setelah tinggal di Jepang selama bertahun-tahun, saya sangat memahami betapa kuatnya pengaruh METI," jelas Ghosn.
 
Baca Juga:
Maksimalkan Performa dan Efisiensi di Chery Tiggo 8 Pro Max, Tak Boleh Asal!

 
"Menurut saya, tidak ada logika industri dalam hal ini, tetapi ada saat di mana kamu harus memilih antara kinerja dan kendali. Tentunya, jika bisa memiliki keduanya, itu lebih baik. Namun, ada saat di mana Anda harus memilih, dan tanpa ragu, dengan METI dan semua yang saya ketahui tentang itu, mereka lebih memilih kendali daripada kinerja. Jadi, mereka mendorong Honda untuk menyetujui kesepakatan ini, tanpa ragu."
 
Ghosn juga menyoroti tantangan besar yang akan dihadapi jika merger ini benar-benar terjadi, terutama dalam menyatukan budaya kerja dan pendekatan teknologi antara kedua perusahaan.
 
"Kamu perlu memahami Honda adalah organisasi yang kuat di bidang teknik. Mereka sangat unggul dalam teknik. Nissan juga sangat bangga dengan kemampuan teknik mereka sendiri. Jadi, pertempuran di sini adalah untuk menentukan teknologi mana yang akan diadopsi oleh perusahaan baru—jika ini adalah merger—atau oleh aliansi baru. Saya bisa katakan, ini akan sangat sulit," tambah Ghosn.
 
Nissan saat ini sedang menghadapi situasi krisis. Petinggi perusahaan telah mengumumkan Nissan berada di 'mode darurat' dalam sebuah pernyataan yang menandakan masalah besar di seluruh perusahaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan