Detailnya, ada 96.714 unit yang harus menjalani program perbaikan karena ada masalah komponen tertentu. Disitat dari Reuters, bagian kontrol kemudi disinyalir jadi penyebabnya dan berpotensi dapat menimbulkan kebakaran, demikian menurut keterangan Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) China.
Diketahui ada kecacatan komponen Controler Electric Power Steering Column Assembly (CEPS). Ketika tutup perangkat itu menutup, dinilai dapat mengganggu kinerja kapasitor di papan sirkuit pengontrol.
Jika dibiarkan terus menerus dalam jangka lama, berpotensi menyebabkan retakan kecil yang bisa meluas dan berisiko menimbulkan korsleting. Kemudian menjadi panas berlebih, hingga memicu terjadinya kebakaran.
Baca Juga: Keberadaan Tombol Fisik Jadi Bagian Keselamatan Berkendara |
Pabrikan akan melakukan penyempurnaan dengan menambahkan bantalan guna menginsulasi komponen yang bersangkutan. Proses ini harus dilakukan di jaringan bengkel resmi dan tidak dipungut biaya apa pun alias gratis.
BYD akan mengandalkan dua anak perusahaannya yaitu BYD Auto Industry Co., Ltd., menarik kembali 87.762 unit model Dolphin dan Yuan Plus rakitan China yang diproduksi antara 4 Februari sampai 26 Desember 2023. Kemudian, BYD Auto Co., Ltd., ditugaskan menangani 8.952 unit model Yuan Plus yang juga dibuat di China periode 2 November 2022 hingga 19 Juni 2023.
Recall tidak untuk Mobil-Mobil Di Indonesia
Head of Marketing PR & Government Relation PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, memastikan recall tersebut tidak berlaku di Indonesia. Menurutnya, recall itu diberikan untuk mobil-mobil yang beredar di China. "Itu hanya di China dan juga cuma periode produksi tertentu," kata Luther pada Senin (7-10-2024) di Bekasi.Meski demikian, perusahaan akan tetao melakukan inisiatif investigasi untuk memastikan mobil listriknya tetap aman.
Baca Juga: Nissan Skyline R34 Super Silhouette LBWK Debut di IMX 2024 |
"Ada, kita sekarang sangat terbuka terhadap kondisi-kondisi perbaikan yang terjadi di lapangan. Tim aftersales turun langsung memeriksa, dibantu komunitas kalau ada masalah akan dilaksanakan aktivitas correction," ungkap Luther.
Lebih lanjut, Luther mengatakan, inisiasi tersebut adalah upaya komitmen dari bagian Quality Control yang terus menjalankan fungsinya memonitor kualitas produk walaupun mobil sudah terjual dan berada di tangan konsumen.
"Intinya BYD itu kan perusahaan riset dan teknologi, keamanan dan kenyamanan selalu jadi prioritas utama. Kalau memang itu secara hasil investigasi dibutuhkan pengembangan atau improvement ya itu adalah sebuah bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News