Jakarta: Porsche merupakan salah satu merek sportcar yang menghadirkan model sport utility vehicle (SUV) premium sebagai lini kendaraannya. Jenama asal Jerman ini menawarkan dua model SUV, Cayenne dan Macan, yang keduanya memiliki desain, ukuran, serta fitur yang berbeda.
Dikesempatan kali, Tim Medcom.id mendapatkan kesempatan untuk mencoba satu unit Cayenne S. Tester driver Medcom.id dengan tinggi 165 cm dan bobot 68 kg, mencoba mobil berkelir hitam ini dengan rute dari Gandaria Jakarta menuju Sentul City Bogor.
Ketika melihat mobil ini pertama kali, langsung muncul sebuah rasa penasaran untuk mencoba SUV produksi Jerman ini. Apakah lebih nyaman jadi penumpang atau pengemudi di Cayenne S? Mengingat mobil ini mengusung model SUV yang nyaman untuk penumpang namun performa sportcar yang menggoda para pengemudi manapun.
Sehingga di artikel kali ini, akan lebih fokus kepada sensasi berkendara yang didapatkan oleh tester driver Medcom.id, baik dari segi pengemudi dan penumpang.
Sensasi di Balik Stir Cayenne S
Ketika pertama kali masuk ke kabin, dan duduk di jok pengemudi, maka akan disajikan berbagai macam yang ada di setir, fungsi touchscreen di konsol tengah, hingga layar berukuran besar di dashboard.
Bagi pengemudi yang tidak biasa mengemudikan sportcar, tentu akan merasa canggung dan heran dengan aneka tombol dan touchscreen ini. Tombol-tombol ini mengatur banyak hal, mulai dari mode berkendara, ac, hiburan, sampai dengan pengaturan lainnya di mobil.
Tetapi di balik kap mesin depan sudah sangat menggoda mesin 2.900 cc V6 Twin-Turbo yang mampu meletupkan tenaga 440 PS dan torsi 550 Nm. Tenaga tersebut disalurkan ke seluruh roda melalui 8-speed Tiptronic S yang responsif dan adaptif dengan berbagai kondisi jalan.
Sungguh rasanya, Cayenne S melenggang di Ruas Jalan Tol Jorr dan Jagorawi dengan mantab bertenaga. Pengemudi juga sangat santai untuk mendapatkan performa yang dibutuhkan bermanuver di jalan tol.
Rasa meletup-letup sebagai petrolhead pasti akan membuncah dengan mode berkendara Sport yang bisa segera diakses melalui Sport Response button di bawah palang stir untuk membuat Cayenne S semakin agresif, dan paddle shift di balik pengemudi untuk mengatur posisi gear secara manual.
Masuk ke area Gunung Pancar di Bogor yang sedikit banyak jalan berlubang dan tidak rata, pengemudi bisa mengatur setting-an suspensi mobil dan traksi. Bahkan untuk pengaturan traksi tersedia banyak pilihan mulai dari aspal, bebatuan. lumpur, sampai salju pun ada. Kombinasi suspensi offroad dan traksi bebatuan yang dipilih sedikit banyak membantu ketika melewati jalan yang bergelombang bebatuan, dan bebas khawatir dasar mobil akan terantuk karena sistem secara otomatis mengangkat ground clearance lebih tinggi lagi.
Impresi Menjadi Penumpang Cayenne S
Orang-orang yang mampu membeli mobil ini tentu merupakan orang yang susah sukses dan menggunakan Cayenne S untuk berbagai kegiatannya juga. Pemilik mobil bisa menyuruh sopir pribadinya untuk mengemudikan mobil, atau si pemiliknya sendiri yang membawa mobil ini. Lantas bagaimana rasanya duduk di belakang?
Ketika masuk ke jok penumpang di belakang, impresi yang pertama kali muncul adalah kabin yang lega dan luas. Rasa-rasanya untuk tester Medcom.id masih menyisakan ruang yang besar di leg room dan head room. Kekedapan mobil juga terasa sangat baik, sehingga obrolan antar penumpang bisa didengarkan jelas tanpa terganggu suara dari luar.
Kombinasi interior kulit premium warna coklat muda dan hitam memberikan nuansa elegan namun sporty. Ukuran joknya juga terasa sangat besar sehingga badan bisa bersandar dengan nyaman, dengan tambahan armrest tengah (bisa dilipat dimasukan ke jok) yang juga dilengkapi dengan cup holder.
Sayangnya desain recycling jok belakang Cayenne S kurang leluasa untuk direbahkan, sehingga posisinya untuk bersantai dengan posisi jok lebih rebah tidak bisa didapatkan. Padahal bagasi belakang Cayenne S masih sangat lega, dan memungkinkan pengaturan recycling bisa lebih rebah dari yang ada sekarang.
Teriknya siang juga tidak terasa karena dukungan AC yang sudah mengusung teknologi Four-zone automatic climate control. Yakni setiap penumpang bisa mengatur sendiri kesejukan AC di mobil sesuai dengan keinginannya.
Porsche sebenarnya bisa saja meningkatkan kenyamanan bagi penumpang di belakang apabila menambahkan sejumlah fitur seperti wireless charging untuk mengecas gawai selama perjalanan, serta layar tambahan di belakang jok depan agar penumpang bisa menikmati hiburan lebih maksimal.
Secara kesimpulan, tester driver Medcom.id memilih untuk menjadi pengemudi Cayenne S selama perjalanan karena sensasi berkendara yang ditawarkan sangat menyenangkan. Tetapi soal kenyamanan selama perjalanan, kembali kepada selera Anda masing-masing.
Jakarta: Porsche merupakan salah satu merek sportcar yang menghadirkan model sport utility vehicle (SUV) premium sebagai lini kendaraannya. Jenama asal Jerman ini menawarkan dua model SUV, Cayenne dan Macan, yang keduanya memiliki desain, ukuran, serta fitur yang berbeda.
Dikesempatan kali, Tim Medcom.id mendapatkan kesempatan untuk mencoba satu unit Cayenne S. Tester driver Medcom.id dengan tinggi 165 cm dan bobot 68 kg, mencoba mobil berkelir hitam ini dengan rute dari Gandaria Jakarta menuju Sentul City Bogor.
Ketika melihat mobil ini pertama kali, langsung muncul sebuah rasa penasaran untuk mencoba SUV produksi Jerman ini. Apakah lebih nyaman jadi penumpang atau pengemudi di Cayenne S? Mengingat mobil ini mengusung model SUV yang nyaman untuk penumpang namun performa sportcar yang menggoda para pengemudi manapun.
Sehingga di artikel kali ini, akan lebih fokus kepada sensasi berkendara yang didapatkan oleh tester driver Medcom.id, baik dari segi pengemudi dan penumpang.
Sensasi di Balik Stir Cayenne S
Ketika pertama kali masuk ke kabin, dan duduk di jok pengemudi, maka akan disajikan berbagai macam yang ada di setir, fungsi touchscreen di konsol tengah, hingga layar berukuran besar di dashboard.
Bagi pengemudi yang tidak biasa mengemudikan sportcar, tentu akan merasa canggung dan heran dengan aneka tombol dan touchscreen ini. Tombol-tombol ini mengatur banyak hal, mulai dari mode berkendara, ac, hiburan, sampai dengan pengaturan lainnya di mobil.
Tetapi di balik kap mesin depan sudah sangat menggoda mesin 2.900 cc V6 Twin-Turbo yang mampu meletupkan tenaga 440 PS dan torsi 550 Nm. Tenaga tersebut disalurkan ke seluruh roda melalui 8-speed Tiptronic S yang responsif dan adaptif dengan berbagai kondisi jalan.
Sungguh rasanya, Cayenne S melenggang di Ruas Jalan Tol Jorr dan Jagorawi dengan mantab bertenaga. Pengemudi juga sangat santai untuk mendapatkan performa yang dibutuhkan bermanuver di jalan tol.
Rasa meletup-letup sebagai petrolhead pasti akan membuncah dengan mode berkendara Sport yang bisa segera diakses melalui Sport Response button di bawah palang stir untuk membuat Cayenne S semakin agresif, dan paddle shift di balik pengemudi untuk mengatur posisi gear secara manual.
Masuk ke area Gunung Pancar di Bogor yang sedikit banyak jalan berlubang dan tidak rata, pengemudi bisa mengatur setting-an suspensi mobil dan traksi. Bahkan untuk pengaturan traksi tersedia banyak pilihan mulai dari aspal, bebatuan. lumpur, sampai salju pun ada. Kombinasi suspensi offroad dan traksi bebatuan yang dipilih sedikit banyak membantu ketika melewati jalan yang bergelombang bebatuan, dan bebas khawatir dasar mobil akan terantuk karena sistem secara otomatis mengangkat ground clearance lebih tinggi lagi.
Impresi Menjadi Penumpang Cayenne S

Orang-orang yang mampu membeli mobil ini tentu merupakan orang yang susah sukses dan menggunakan Cayenne S untuk berbagai kegiatannya juga. Pemilik mobil bisa menyuruh sopir pribadinya untuk mengemudikan mobil, atau si pemiliknya sendiri yang membawa mobil ini. Lantas bagaimana rasanya duduk di belakang?
Ketika masuk ke jok penumpang di belakang, impresi yang pertama kali muncul adalah kabin yang lega dan luas. Rasa-rasanya untuk tester Medcom.id masih menyisakan ruang yang besar di leg room dan head room. Kekedapan mobil juga terasa sangat baik, sehingga obrolan antar penumpang bisa didengarkan jelas tanpa terganggu suara dari luar.
Kombinasi interior kulit premium warna coklat muda dan hitam memberikan nuansa elegan namun sporty. Ukuran joknya juga terasa sangat besar sehingga badan bisa bersandar dengan nyaman, dengan tambahan armrest tengah (bisa dilipat dimasukan ke jok) yang juga dilengkapi dengan cup holder.
Sayangnya desain recycling jok belakang Cayenne S kurang leluasa untuk direbahkan, sehingga posisinya untuk bersantai dengan posisi jok lebih rebah tidak bisa didapatkan. Padahal bagasi belakang Cayenne S masih sangat lega, dan memungkinkan pengaturan recycling bisa lebih rebah dari yang ada sekarang.
Teriknya siang juga tidak terasa karena dukungan AC yang sudah mengusung teknologi Four-zone automatic climate control. Yakni setiap penumpang bisa mengatur sendiri kesejukan AC di mobil sesuai dengan keinginannya.
Porsche sebenarnya bisa saja meningkatkan kenyamanan bagi penumpang di belakang apabila menambahkan sejumlah fitur seperti wireless charging untuk mengecas gawai selama perjalanan, serta layar tambahan di belakang jok depan agar penumpang bisa menikmati hiburan lebih maksimal.
Secara kesimpulan, tester driver Medcom.id memilih untuk menjadi pengemudi Cayenne S selama perjalanan karena sensasi berkendara yang ditawarkan sangat menyenangkan. Tetapi soal kenyamanan selama perjalanan, kembali kepada selera Anda masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)