Jembrana: Jagad motorsport di Indonesia belakangan ini cukup ramai dengan topik pembangunan sirkuit Mandalika, Lombok, yang akan digunakan untuk ajang MotoGP dan World Superbike Championship (WSBK). Ternyata tidak sampai di situ saja, karena Indonesia juga ini sedang mempersiapkan pembangunan sirkuit untuk balap jet darat Formula One (F1).
Rencananya sirkuit ini akan diajukan kepada Gubernur Bali, untuk pembangunan Sirkuit Formula 1 (F1), di daerah Jembrana, Bali Barat. Atas seizin Gubernur Bali, bekerjasama dengan investor dari dalam dan luar negeri, memanfaatkan lahan seluas 150-200 hektar milik pemerintah provinsi Bali yang dikelola Perusahaan Daerah Perkebunan Sangiang.
Ketua Ikatan Motor Indonesia, Bambang Soesatyo, bahkan secara langsung berkunjung untuk melihat lahan yang sedianya akan ditawarkan sebagai lahan sirkuit F1 tersebut. Dia menilai, pembangunan sirkuit F1 ini merupakan salah satu cita-cita lama yang hingga sekarang ini belum tercapai.
"Selain mengembangan sport automotif tourism di Jembrana serta Bali Barat pada umumnya, pembangunan Sirkuit F1 juga untuk mewujudkan keinginan almarhum Taufiq Kiemas, yang sempat mendukung agar Bali bisa memiliki sirkuit F1. Keinginan almarhum Taufiq Kiemas tersebut sama halnya dengan keinginan kita semua," ujar pria yang lebih akrab disapa Bamsoet.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua MPR RI ini juga menjelaskan, pembangunan Sirkuit F1 di Jembrana sangat strategis, Mengingat saat ini akan ada proyek pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk yang bisa memangkas waktu tempuh dari Denpasar ke Jembrana menjadi sekitar satu jam. Memudahkan pengangkutan logistik keperluan balap, maupun memudahkan pergerakan turis yang ingin menyaksikan kejuaraan balap.
"Keberadaan Sirkuit F1 di daerah Jembrana akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembangan pariwisata di Kawasan Bali Barat. Menjadikan turis yang datang ke Bali tidak hanya singgah di Kuta maupun Ubud saja, melainkan juga menyebar ke berbagai destinasi wisata lainnya hingga ke Bali bagian Barat seperti Jembrana dan sekitarnya. Sekaligus menaikan marwah Indonesia di berbagai negara ASEAN maupun Asia lainnya. Mengingat negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam sudah memiliki sirkuit F1," jelas Bamsoet.
Bamsoet menerangkan, setiap pagelaran F1 di Singapura, Singapore Tourism Board (STB) selalu menargetkan sedikitnya lima ribu penonton dari Indonesia. Sementara Corporation Communication Officer Sirkuit Sepang, Malaysia mencatat, dari kisaran 130 ribu penonton F1 di Malaysia, 6 ribu diantaranya berasal dari Indonesia.
"Daripada masyarakat Indonesia harus repot ke negara lain, lebih baik kita siapkan pagelaran F1 di dalam negeri. Sehingga perputaran uangnya tidak lari ke luar negeri," terang Bamsoet.
Dia juga menambahkan, penyelenggaraan F1 di berbagai negara bisa mendatangkan keuntungan hingga triliunan rupiah. Sebagai contoh, perusahaan akuntan global PricewaterhouseCoopers memperkirakan Azerbaijan mendapatkan keuntungan ekonomi mencapai USD506 juta atau sekitar Rp7 triliun selama empat tahun menyelenggarakan F1.
"Menteri Senior Perdagangan dan Perindustrian Singapura mengumumkan, di tahun pertamanya menggelar Formula 1 pada tahun 2018, Singapura diperkirakan mencatat keuntungan mencapai SGD168 juta atau sekitar Rp1,3 triliun. Hingga kini, rata-rata pendapatan Singapura dari F1 per tahunnya mencapai SGD140-150 juta atau sekitar Rp1,5 triliun lebih," pungkas Bamsoet.
Jembrana: Jagad motorsport di Indonesia belakangan ini cukup ramai dengan topik pembangunan sirkuit Mandalika, Lombok, yang akan digunakan untuk ajang MotoGP dan World Superbike Championship (WSBK). Ternyata tidak sampai di situ saja, karena Indonesia juga ini sedang mempersiapkan pembangunan sirkuit untuk balap jet darat Formula One (F1).
Rencananya sirkuit ini akan diajukan kepada Gubernur Bali, untuk pembangunan Sirkuit Formula 1 (F1), di daerah Jembrana, Bali Barat. Atas seizin Gubernur Bali, bekerjasama dengan investor dari dalam dan luar negeri, memanfaatkan lahan seluas 150-200 hektar milik pemerintah provinsi Bali yang dikelola Perusahaan Daerah Perkebunan Sangiang.
Ketua Ikatan Motor Indonesia, Bambang Soesatyo, bahkan secara langsung berkunjung untuk melihat lahan yang sedianya akan ditawarkan sebagai lahan sirkuit F1 tersebut. Dia menilai, pembangunan sirkuit F1 ini merupakan salah satu cita-cita lama yang hingga sekarang ini belum tercapai.
"Selain mengembangan sport automotif tourism di Jembrana serta Bali Barat pada umumnya, pembangunan Sirkuit F1 juga untuk mewujudkan keinginan almarhum Taufiq Kiemas, yang sempat mendukung agar Bali bisa memiliki sirkuit F1. Keinginan almarhum Taufiq Kiemas tersebut sama halnya dengan keinginan kita semua," ujar pria yang lebih akrab disapa Bamsoet.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua MPR RI ini juga menjelaskan, pembangunan Sirkuit F1 di Jembrana sangat strategis, Mengingat saat ini akan ada proyek pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk yang bisa memangkas waktu tempuh dari Denpasar ke Jembrana menjadi sekitar satu jam. Memudahkan pengangkutan logistik keperluan balap, maupun memudahkan pergerakan turis yang ingin menyaksikan kejuaraan balap.