Denpasar: Indonesia bersemangat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, dari hulu hingga hilir. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan menilai Indonesia memiliki peluang untuk menjadi produsen komponen kendaraan listrik berskala global.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menilai Indonesia berpeluang menjadi pemasok global komponen kendaraan listrik dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun. Menurur Kukuh, peluang tersebut sangat terbuka lebar, bila Indonesia mau fokus melakukan penataan hulu ekosistem industri dalam negeri, yakni salah satunya terkait penyediaan bahan baku.
"Indonesia masih tergantung dengan impor material jenis baja, bahan baku baterai dan lainnya. Ekosistem ini yang perlu dikembangkan lebih dulu untuk menjaga peluang kita menjadi rantai pasok global kendaraan listrik,” kata Kukuh dikutip dari Antara.
Thailand Jadi Pesaing Utama Industri Otomotif Indonesia
Dia menilai kondisi tersebut harus dipertimbangkan karena Indonesia saat ini bersaing secara ketat dengan Thailand dalam bidang industri dan pemasaran kendaraan bermotor di kawasan ASEAN.
Asosiasi juga mencatat produksi kendaraan bermotor Indonesia sebanyak 794 ribu unit pada September 2021. Sementara itu Thailand memproduksi 1,2 juta unit kendaraan bermotor pada periode yang sama.
"Tahu tidak, produk kendaraan listrik nasional belum bisa masuk pasar Australia karena belum sesuai standar. Tantangannya itu, ekosistem industri kita yang masih diandalkan impor besi,” kata dia.
SDA Mendukung Industri Kendaraan Listrik Indonesia
Kukuh menyebutkan secara prinsip peluang Indonesia sangat terbuka bahkan tidak hanya sebagai pemasok komponen tapi produk kendaraan listrik. Hal itu terjadi karena biji besi dan nikel yang merupakan komponen utama pembuatan mobil listrik sangat banyak terkandung dalam sumber daya alam Indonesia.
Karena itu, menurut dia, peluang tersebut harus diperhitungkan bersama saat ini, apa lagi pemerintah menerbitkan berbagai regulasi demi mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
"kendaraan listrik ini bukan pertama, jangan lupa Indonesia ini penjualan Mobil Murah Ramah Lingkungan (LCGC) terbesar di Asia, sejak tahun 2013 ekspor nya naik terus di atas 1 juta unit, dan posisi ke-11 global produksi kendaraan roda empat lebih,” kata dia.
Denpasar: Indonesia bersemangat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, dari hulu hingga hilir. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan menilai Indonesia memiliki peluang untuk menjadi produsen komponen
kendaraan listrik berskala global.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menilai Indonesia berpeluang menjadi pemasok global komponen kendaraan listrik dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun. Menurur Kukuh, peluang tersebut sangat terbuka lebar, bila Indonesia mau fokus melakukan penataan hulu ekosistem industri dalam negeri, yakni salah satunya terkait penyediaan bahan baku.
"Indonesia masih tergantung dengan impor material jenis baja, bahan baku baterai dan lainnya. Ekosistem ini yang perlu dikembangkan lebih dulu untuk menjaga peluang kita menjadi rantai pasok global kendaraan listrik,” kata Kukuh dikutip dari Antara.
Thailand Jadi Pesaing Utama Industri Otomotif Indonesia
Dia menilai kondisi tersebut harus dipertimbangkan karena Indonesia saat ini bersaing secara ketat dengan Thailand dalam bidang industri dan pemasaran kendaraan bermotor di kawasan ASEAN.
Asosiasi juga mencatat produksi kendaraan bermotor Indonesia sebanyak 794 ribu unit pada September 2021. Sementara itu Thailand memproduksi 1,2 juta unit kendaraan bermotor pada periode yang sama.
"Tahu tidak, produk kendaraan listrik nasional belum bisa masuk pasar Australia karena belum sesuai standar. Tantangannya itu, ekosistem industri kita yang masih diandalkan impor besi,” kata dia.
SDA Mendukung Industri Kendaraan Listrik Indonesia
Kukuh menyebutkan secara prinsip peluang Indonesia sangat terbuka bahkan tidak hanya sebagai pemasok komponen tapi produk kendaraan listrik. Hal itu terjadi karena biji besi dan nikel yang merupakan komponen utama pembuatan mobil listrik sangat banyak terkandung dalam sumber daya alam Indonesia.
Karena itu, menurut dia, peluang tersebut harus diperhitungkan bersama saat ini, apa lagi pemerintah menerbitkan berbagai regulasi demi mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
"kendaraan listrik ini bukan pertama, jangan lupa Indonesia ini penjualan Mobil Murah Ramah Lingkungan (LCGC) terbesar di Asia, sejak tahun 2013 ekspor nya naik terus di atas 1 juta unit, dan posisi ke-11 global produksi kendaraan roda empat lebih,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)