Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan pentingnya penguatan SDM sebagai fondasi untuk mencetak wirausaha IKM yang mandiri dan inovatif di tengah era transformasi digital.
”Di era transformasi industri dan digitalisasi yang cepat, penguatan kapasitas SDM dan kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi dalam mewujudkan wirausaha industri yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan. Sasaran ini juga berlaku untuk pengembangan para pelaku IKM dalam negeri,” kata Agus melalui keterangan resminya.
Kemenperin mencatat, jumlah IKM di Indonesia mencapai 4,19 juta unit usaha atau 99,7 persen dari total industri nasional. Kontribusi IKM juga signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu mencapai 65,52 persen dari total pekerja industri.
Baca Juga: Yakin Beli Mobil Bekas Rental? Jangan Lupa Pastikan Ini! |
Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI), Masrokhan, menjelaskan bahwa sinergi lintas instansi dan daerah penting untuk mempercepat pertumbuhan wirausaha baru.
”Kolaborasi bukan hanya soal berbagi tugas, tetapi juga bertukar wawasan, menjalin kemitraan strategis, dan merancang masa depan industri Indonesia secara bersama,” tegasnya.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta meluncurkan program Inkubator Bisnis 2025 yang fokus mengembangkan wirausaha IKM di bidang fesyen, custom made, aksesori otomotif, batik, kerajinan logam, dan tekstil.
Kickoff program ini mengangkat tema 'Adaptif, Kolaboratif dan Berorientasi Layanan dalam Membangun Wirausaha Mandiri yang Berkelanjutan'.
Program ini diikuti oleh 272 peserta dari 14 daerah. Nantinya, enam peserta terpilih akan mendapatkan pendampingan intensif untuk mengembangkan bisnis mereka.
Baca Juga: Porsche & Ferragamo Bikin 911 dan Taycan Semakin Mewah |
Asisten Deputi Inkubasi dan Digitalisasi Wirausaha Kementerian UMKM, Irwansyah Putra, menyebut inkubator bisnis sebagai platform penting dalam mencetak wirausaha naik kelas.
“Bukan hanya soal peningkatan omzet, melainkan proses pembentukan karakter wirausaha yang tangguh dan berdaya saing, itu yang juga menjadi penting,” ujarnya.
BDI Jakarta juga menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia untuk memperkuat rantai pasok industri dan mendukung digitalisasi keuangan pelaku IKM. Kolaborasi sebelumnya juga dilakukan bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Morowali melalui program pelatihan 3in1.
Kepala Grup Ekonomi Keuangan Inklusif Bank Indonesia, Dewi Rosita, menyebut transformasi digital jadi kunci dalam pengembangan IKM. “Upaya ini diperkuat melalui kolaborasi dengan BDI Jakarta guna mendukung para wirausaha ini bisa memperluas akses pasarnya secara berkelanjutan,” katanya.
Baca Juga: Bocoran Spesifikasi Aion UT, Meluncur Di GIIAS 2025 |
Sementara itu, Kepala BDI Jakarta Ali Khomaini menegaskan, inkubator bisnis bukan hanya ruang pelatihan, tetapi juga wadah pertumbuhan ekosistem industri kecil yang terhubung secara nasional.
“Mereka tak hanya butuh pelatihan, tetapi juga jejaring, teknologi, pendampingan bisnis, dan akses pasar. Program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang BDI Jakarta dalam mendukung wirausaha industri naik kelas melalui pendekatan kolaboratif,” jelasnya.
Ali menambahkan bahwa program ini sejalan dengan arah pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan inklusif. Transformasi industri kini tak lagi hanya soal produksi, tetapi juga inovasi, lingkungan, dan kolaborasi.
“Dengan transformasi digital, dukungan pemerintah, kesadaran lingkungan, inovasi teknologi, dan tentu saja kolaborasi lintas instansi dan lembaga, Indonesia siap menempa wirausaha-wirausaha tangguh yang akan menjadi pilar ekonomi berkelanjutan di masa depan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News