Jakarta: Penggunaan kendaraan listrik menjadi salah satu solusi untuk mengurangi polusi udara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bahkan menekankan pentingnya meningkatkan penggunaan kendaraan listrik sebagai langkah strategis untuk mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas lingkungan.
"Dalam waktu dekat, kita akan mulai secara bertahap memasukkan 5.000 bus listrik ke dalam sistem transportasi kita," ungkap Luhut dikutip dari Antara.
Luhut menyoroti pentingnya penerapan transportasi massal dengan kendaraan listrik, terutama mengingat indeks kualitas udara di Jakarta yang berkisar antara 170 hingga 200. Pemerintah juga mendorong percepatan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.
Luhut menambahkan, polusi udara memiliki dampak kesehatan yang serius, yang menyebabkan pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar Rp38 triliun untuk biaya pengobatan masyarakat.
"Ke depannya, tidak akan ada lagi bus atau mobil yang menggunakan solar karena transportasi memiliki dampak besar terhadap polusi udara," jelasnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menargetkan pengembangan 2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada 2030. Target ini diharapkan dapat menghemat energi sebesar 29,79 Million Barrel Oil Equivalent (MBOE) dan mengurangi emisi gas buang sebesar 7,23 juta ton CO2.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahjana, menegaskan target tersebut merupakan bagian dari strategi percepatan program kendaraan listrik dan ekosistemnya, serta akselerasi transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Indonesia, katanya, serius dalam upaya mengembangkan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik, dengan memanfaatkan potensi nikel yang melimpah di negara ini.
Jakarta: Penggunaan
kendaraan listrik menjadi salah satu solusi untuk mengurangi
polusi udara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bahkan menekankan pentingnya meningkatkan penggunaan
kendaraan listrik sebagai langkah strategis untuk mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas lingkungan.
"Dalam waktu dekat, kita akan mulai secara bertahap memasukkan 5.000 bus listrik ke dalam sistem transportasi kita," ungkap Luhut dikutip dari Antara.
Luhut menyoroti pentingnya penerapan transportasi massal dengan kendaraan listrik, terutama mengingat indeks kualitas udara di Jakarta yang berkisar antara 170 hingga 200. Pemerintah juga mendorong percepatan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.
Luhut menambahkan, polusi udara memiliki dampak kesehatan yang serius, yang menyebabkan pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar Rp38 triliun untuk biaya pengobatan masyarakat.
"Ke depannya, tidak akan ada lagi bus atau mobil yang menggunakan solar karena transportasi memiliki dampak besar terhadap polusi udara," jelasnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menargetkan pengembangan 2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada 2030. Target ini diharapkan dapat menghemat energi sebesar 29,79 Million Barrel Oil Equivalent (MBOE) dan mengurangi emisi gas buang sebesar 7,23 juta ton CO2.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahjana, menegaskan target tersebut merupakan bagian dari strategi percepatan program kendaraan listrik dan ekosistemnya, serta akselerasi transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Indonesia, katanya, serius dalam upaya mengembangkan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik, dengan memanfaatkan potensi nikel yang melimpah di negara ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)