Jakarta: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) sudah menetapkan target penjualan kendaraan (mobil, truk, dan bus) sebesar 1.050.000 di tahun 2023. Sayangnya, target tersebut tidak terpenuhi.
Berdasarkan data penjualan 2023 yang dihimpun dari 35 merek otomotif, angka wholesales yang diraih hanya di 1.005.802 unit. Sedangkan untuk angka retail salesnya mentok di 998.059 unit.
Selain tidak memenuhi target, pencapaian ini ternyata mengalami penurunan sebesar 4 persen untuk wholesales, dan 1,5 persen untuk retail.
Ini Penyebab Pasar Otomotif Gagal Penuhi Target
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, beralasan penurunan penjualan mobil di tahun lalu terjadi pada September-Oktober 2023. Penyebabnya adalah kondisi Amerika Serikat yang menaikan interest rate dan berpengaruh terhadap nilai Dollar Amerika Serikat.
"Pada bulan-bulan itu, Amerika menaikkan interest rate-nya sehingga dollar itu keluar. Karena dollar keluar, perbankan melakukan pengetatan peminjaman," kata Kukuh usai di acara 'Memproyeksi Pasar Otomotif 2024' bersama Forwot pada Selasa (16/1/2024) di Cipete Jakarta Selatan.
Akibat pengetatan peminjaman itu, Kukuh mengakui ada dampak terhadap penjualan mobil. Sebab, mayoritas penjualan kendaraan bermotor masih menggunakan pembiayaan dari jasa keuangan.
"Pinjaman diperketat, penjualannya menurun, karena 80 persen penjualan kendaraan bermotor itu menggunakan pembiayaan dari jasa keuangan," ucap Kukuh.
Ekspor Industri Otomotif Nasional Perkasa
Kukuh menambahkan kendati penjualan domestik tidak mencapai target, angka ekspor utuh atau CBU (Completely Built Up) tumbuh 6,7 persen. Secara total Indonesia mengirimkan mobil sebanyak 505.134 unit.
"Meskipun terjadi penurunan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, ekspor CBU kita tembus di atas 500 ribu unit. Ini cukup mengesankan pertumbuhannya di tengah kondisi yang jadi proses pemulihan after pandemi, kita mampu menembus ekspor CBU kita," kata Kukuh.
Jakarta: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (
GAIKINDO) sudah menetapkan target penjualan kendaraan (
mobil, truk, dan bus) sebesar 1.050.000 di tahun 2023. Sayangnya, target tersebut tidak terpenuhi.
Berdasarkan data penjualan 2023 yang dihimpun dari 35 merek otomotif, angka wholesales yang diraih hanya di 1.005.802 unit. Sedangkan untuk angka retail salesnya mentok di 998.059 unit.
Selain tidak memenuhi target, pencapaian ini ternyata mengalami penurunan sebesar 4 persen untuk wholesales, dan 1,5 persen untuk retail.
Ini Penyebab Pasar Otomotif Gagal Penuhi Target
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, beralasan penurunan penjualan mobil di tahun lalu terjadi pada September-Oktober 2023. Penyebabnya adalah kondisi Amerika Serikat yang menaikan interest rate dan berpengaruh terhadap nilai Dollar Amerika Serikat.
"Pada bulan-bulan itu, Amerika menaikkan interest rate-nya sehingga dollar itu keluar. Karena dollar keluar, perbankan melakukan pengetatan peminjaman," kata Kukuh usai di acara 'Memproyeksi Pasar Otomotif 2024' bersama Forwot pada Selasa (16/1/2024) di Cipete Jakarta Selatan.
Akibat pengetatan peminjaman itu, Kukuh mengakui ada dampak terhadap penjualan mobil. Sebab, mayoritas penjualan kendaraan bermotor masih menggunakan pembiayaan dari jasa keuangan.
"Pinjaman diperketat, penjualannya menurun, karena 80 persen penjualan kendaraan bermotor itu menggunakan pembiayaan dari jasa keuangan," ucap Kukuh.
Ekspor Industri Otomotif Nasional Perkasa
Kukuh menambahkan kendati penjualan domestik tidak mencapai target, angka ekspor utuh atau CBU (Completely Built Up) tumbuh 6,7 persen. Secara total Indonesia mengirimkan mobil sebanyak 505.134 unit.
"Meskipun terjadi penurunan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, ekspor CBU kita tembus di atas 500 ribu unit. Ini cukup mengesankan pertumbuhannya di tengah kondisi yang jadi proses pemulihan after pandemi, kita mampu menembus ekspor CBU kita," kata Kukuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)