Genset portabel yang dikembangkan oleh Nissan bersama Kenwood dengan memanfaatkan baterai bekas Nissan Leaf. Nissan
Genset portabel yang dikembangkan oleh Nissan bersama Kenwood dengan memanfaatkan baterai bekas Nissan Leaf. Nissan

Teknologi Otomotif

Nissan Sulap Baterai Bekas Jadi Genset Portabel

Ekawan Raharja • 07 September 2023 09:35
Yokohama: Nissan kini sudah memulai daur ulang untuk baterao-baterai yang pernah digunakan oleh Leaf. Jika dulu baterai ini digunakan untuk mensuplai daya mobil, kini setelah habis masanya kembali didaur ulang menjadi sumber energi portabel.
 
Pabrikan asal Jepang itu diketahui sudah menjual lebih dari 650 ribu unit Leaf di seluruh penjuru dunia. Secara keseluruhan, 1 unit Leaf membutuhkan 48 modul baterai. 
 
Namun seiring dengan waktu, baterai tersebut mulai habis masa pakainya dan digantikan dengan baterai baru. Baterai lamanya tersebut kemudian dimanfaatkan kembali menjadi sumber daya portabel yang dikembangkan bersama JVCKenwood Corp dan 4R Energy Corp. Nama perusahaan terakhir yang disebutkan tersebut adalah hasil kerja sama Nissan dan Sumitomo Corp yang bergerak dibidang lingkungan dan sistem penyimpanan daya.

Sumber daya portabel ini sudah mulai dijual dengan harga sekitar Rp17,8 juta di Jepang. Masyarakat di Jepang bisa menebusnya dan mendapatkan 2 modul baterai yang bisa digunakan untuk memasok listrik untuk berbagai perangkat elektronik.
 
Baca Juga:
Kebijakan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Harus Dikaji secara Komperhensif

 
Profesor Teknik Elektro dan Komputer Universitas Windsor, Balakumar Balasingam, menjelaskan bahwa baterai tidak bisa lagi digunakan untuk menggerakan mobil saat dayanya sudah turun di 80 persen. Namun baterai tersebut masih bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan lainnya.
 
“Baterai kendaraan listrik yang sudah pensiun memiliki potensi besar dalam aplikasi penyimpanan energi,” katanya dikutip dari ABC News.
 
“Tanpa solusi seperti itu, miliaran paket baterai kendaraan listrik akan dibuat dan kemudian didaur ulang sebelum waktunya pada dekade berikutnya. Hal ini akan menjadi masalah bagi keberlanjutan," tukas Balakumar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan