Booth BYD di PEVS 2024 menampilkan beraneka mobil listrik. BYD
Booth BYD di PEVS 2024 menampilkan beraneka mobil listrik. BYD

Tarif Impor Terbaru EV di AS Berlaku Agustus 2024

Ekawan Raharja • 27 Mei 2024 13:15
Jakarta: Penetapan tarif baru yang tinggi untuk impor China ke Amerika Serikat (AS), termasuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV), akan berlaku per 1 Agustus 2024. Langkah ini menjadi sebuah langkah yang menurut pemerintahan Biden akan melindungi lapangan kerja lokal.
 
Presiden AS, Joe Biden, diketahui banyak mempertahankan tarif yang diberlakukan oleh Donald Trump dan beberapa tarif lainnya mengalami perubahan. Salah satunya adalah tarif impor kendaraan listrik dari China akan naik dari 25 persen menjadi 100 persen, termasuk kendaraan listrik murni (BEV) dari semua ukuran dan plug-in hybrid (PHEV).
 
Kemudian Baterai dari China juga akan dikenakan tarif yang lebih mahal. Misalnya, bea masuk untuk baterai akan naik dari 7,5 persen menjadi 25 persen, dan berlaku mulai 1 Januari 2026.

Tarif sebesar 50 persen juga akan diberlakukan untuk semikonduktor mulai 1 Januari 2025, sementara berbagai tarif telah dikenakan terhadap mineral penting yang digunakan dalam baterai naik menjadi 25 persen mulai 1 Agustus 2024.
 
Baca Juga:
Tak Hanya Edukasi Motor Listrik, Safety Riding Wajib di ESG Honda

 
Perwakilan Dagang AS akan membuka periode 30 hari untuk komentar publik yang akan ditutup pada 28 Juni. Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan tarif baru tersebut dibenarkan karena China disebut mencuri kekayaan intelektual AS.
 
China tidak senang dengan tarif tersebut. Awal pekan ini, Kedutaan Besar China di Washington mengatakan bahwa kenaikan tarif tersebut
 
“Tidak hanya akan mengganggu kerja sama ekonomi dan perdagangan normal antara China dan AS, tetapi juga secara signifikan meningkatkan biaya barang impor, menimbulkan lebih banyak kerugian bagi perusahaan dan konsumen Amerika, dan membuat konsumen AS membayar lebih banyak lagi,” dikutip dari Carscoops.
 
AS mengimpor barang senilai USD427 miliar (sekitar Rp6,8 kuadriliun) dari China pada tahun 2023, jauh lebih banyak daripada barang senilai 148 miliar USD (sekitar Rp2,3 kuadriliun) yang diimpor China dari AS.
 
Baca Juga:
Waspada! Fast Charging Bisa Pengaruhi 'Kesehatan' Baterai Kendaraan Listrik

 
Pemerintah China telah mengisyaratkan akan mengenakan tarif setinggi 25 persen untuk mobil impor bermesin besar sebagai tanggapan atas tarif AS.
 
Tarif baru yang diperkenalkan oleh pemerintahan Biden membuat produsen mobil listrik China sangat sulit untuk menjual kendaraan mereka secara langsung di AS. Namun, hal ini tidak menghalangi perusahaan-perusahaan ini untuk berpotensi mendirikan pabrik lokal di Meksiko dan mengekspornya dari sana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan