Ilustrasi baterai lithium-ion. Suzuki
Ilustrasi baterai lithium-ion. Suzuki

Mahasiswa UB Bikin Baterai Berbahan Cangkang Tiram

Ekawan Raharja • 24 Oktober 2023 16:13
Malang: Tim mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) melakukan riset menghadirkan baterai dengan material ramah lingkungan. Mereka kemudian memanfaatkan limbah cangkang tiram sebagai bahan baterai kendaraan listrik yang diberi nama Crossta Baterry.
 
Inovasi ini dihasilkan oleh Ahmad Multazam Abdan, Ahmad Syarwani, Izza Lailatul Kasanah, Zainurrohman Prastomo, Uray Keisya Ranaputri dan dibimbing oleh Prof Akhmad Sabarudin. Ketua tim, Ahmad Multazam, mengemukakan baterai yang beredar dan digunakan saat ini, misalnya baterai Lithium atau baterai Nickel-Metal Hydride (Ni-MH), tidak banyak ditemukan di bumi serta membutuhkan biaya yang tinggi untuk memanfaatkannya.
 
"Selain itu, Indonesia juga harus mengimpor unsur-unsur baterai tersebut dari China yang membuat biaya produksinya semakin membengkak," ujar Multazam dikutip dari Antara.

Keresahan ini yang kemudian melatarbelakangi riset terhadap kandungan kalsium oksida yang ada pada cangkang tiram sebagai bahan baku baterai, yang merupakan salah satu sumber energi masa depan dan banyak digunakan sebagai sumber energi kendaraan listrik.
 
Baca Juga:
'Nyali' Besar Chery Merakit Mobil Listrik di Indonesia

 
Ahmad Multazam mengatakan kalsium adalah mineral paling banyak jumlahnya di tubuh hewan dan manusia. Kalsium memiliki banyak manfaat dan melimpah di lingkungan sekitar. Salah satu pemanfaatan kalsium adalah sebagai bahan baku elektroda baterai untuk memproduksi baterai kalsium.
 
Ia mengatakan baterai kalsium mudah diisi ulang sehingga memiliki potensi besar untuk perkembangan teknologi di bidang energi masa depan. Sebab, baterai kalsium mengandung bahan baku yang melimpah dan biaya produksinya lebih rendah dibandingkan baterai jenis lainnya.
 
“Baterai kalsium (Ca-Ion) adalah inovasi penyimpanan daya di mana menggunakan kalsium sebagai bahan utamanya. Kalsium lebih mudah ditemukan di alam sehingga harga baterai kalsium lebih murah daripada jenis baterai lain,” tutur Multazam.
 
Pada riset itu dilakukan proses pengujian terhadap sintesis kalsium oksida cangkang tiram yang telah dilakukan kalsinasi menggunakan beberapa instrumen, seperti FTIR, AAS, Powder XRD, dan SEM EDX, dilanjutkan dengan hasil uji kelistrikan menggunakan RLC Meter.
 
Baca Juga:
Ada Motor Baru Apa Saja di IMOS+ 2023? Masih Misteri!

 
Melalui pengujian tersebut menunjukkan bahwa CaO hasil kalsinasi 800°C berpotensi untuk dilanjutkan ke pengujian efektivitas baterai.
 
Multazam menambahkan walaupun riset ini masih dalam tahap pengembangan dan masih memerlukan banyak evaluasi untuk menghasilkan bahan baku alternatif baterai yang efektif dan efisien, diharapkan riset ini dapat terus dioptimalisasi dan dikembangkan lebih lanjut.
 
“Harapannya bisa masuk Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang mewakili UB. Saat ini juga masih dilakukan pengembangan yang lebih baik lagi dan semoga bisa menjadi riset yang berguna dan diterapkan secara meluas di dunia industri, khususnya untuk baterai kendaraan listrik,” ucapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan