Berikut Syarat Bengkel Diizinkan Buka Selama PPKM Darurat

Jakarta: Selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali hanya memperbolehkan usaha di sektor esensial dan kritikal yang tetap beroperasi. Di masa-masa pembatasan ini, bengkel mobil tetap boleh beroperasi dengan syarat yang sudah ditentukan.   Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso, menjelaskan sekarang ini tetap mengoperasikan bengkel selama PPKM Darurat. Menurutnya membuka bengkel di momen sekarang ini bukan karena mencari keuntungan, namun lebih mengedepankan tanggung jawab sosial untuk mendukung kepada sektor esensial dan kritikal yang tetap bekerja.   "Berdasarkan peraturan, bengkel buka kalau dia bisa melayani kebutuhan esensial dan kritikal. Misal, kebutuhan transportasi, kesehatan, distribusi, logistik. Kalau merek itu punya dan menjual kendaraan niaga, maka dia punya unit-unit yang digunakan untuk logistik, transportasi dan sebagainya. Itu untuk mendukung yang sifatnya esensial," ungkap Hendrayadi melalui jumpa pers virtual virtual.   Dia menjelaskan, merek asal Jepang tersebut menjual model blind van dan pikap Gran Max yang banyak digunakan sebagai kendaraan logistik. Sedangkan untuk Luxio banyak digunakan oleh ambulans yang digunakan oleh para tenaga medis.   Selama masa PPKM Daurat ini, sektor usaha yang mendapatkan izin sebenarnya diperbolehkan bekerja dengan kapasitas karyawan 50 persen. Namun adik dari Toyota tersebut memilih untuk menerapkan 10 persen karyawan bengkel yang melayani untuk menerapkan protokol kesehatan.     "Untuk mengoperasikan 1 bengkel minimal 4 orang, 1 kasir, 1 service advisor, 1 partman yang mengeluarkan komponen, dan 1 lagi mekanik. Kalau 1 bengkel 10 persen, sehingga di bengkel itu yang kerja mungkin 4 orang, service advisor merangkap partman, dan kasir," jelas Hendrayadi.   "Prioritas utama kami adalah kendaraan-kendaraan yang sifatnya mendukung kebutuhan esensial dan kritikal. Tapi kalau ada slot pasti kami bisa layani (servis mobil konsumen lainnya) karena kapasitas kami hanya 10 persen," ujar Hendrayadi.