Hyundai Ioniq menjadi official car IMI. IMI
Hyundai Ioniq menjadi official car IMI. IMI

Mobil Listrik

Official Car IMI Pakai Mobil Listrik, Servisnya Lebih Murah

Ekawan Raharja • 11 Februari 2021 11:00
Jakarta: Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) terbaru, Bambang Soesatyo, sudah melakukan terobosan di awal masa kerjanya. Dia langsung menunjuk sebuah mobil listrik yang akan digunakan sebagai official car.
 
Penggunaan mobil listrik sebagai official car tidak terlepas dari statusnya yang ramah lingkungan. Selain itu, penggunaan mobil listrik ini dukungan terhadap program pemerintah untuk mempercepat migrasi dari penggunaan BBM dari fosil dengan tenaga listrik.
 
"Pertama, IMI sebagai organisasi bermotor di Indonesia akan mendukung program pemerintah dan pelopor penggunaan kendaraan listrik, sekaligus mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang ada sekarang," ujar Bamsoet dikutip dari keterangan resminya.
 
Kedua, untuk mengurangi beban subsidi BBM di APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), karena dengan semakin banyak yang menggunakan kendaraan listrik maka konsumsi BBM menjadi berkurang. Ketiga, meningkatkan tabungan masyarakat karena dapat mengurangi beban pengeluaran rumah tangga atas biaya servis bulanan kendaraan dan pengeluaran rutin harian untuk membeli BBM (bensin).
 
Keempat karena ramah lingkungan dan hal ini menjadi salah satu program unggulan IMI Pusat. Kelima, mobil listrik akan menjadi kendaraan masa depan dimana bahan bakar fosil akan segera habis dalam beberapa tahun ke depan.
 
 
"Menggunakan kendaraan bermotor listrik juga bagian dari dukungan IMI terhadap program Presiden Joko Widodo dalam mempercepat era elektrifikasi pada kendaraan bermotor, sebagaimana tertuang dalam Perpres 55/2019. Sekaligus merangsang berbagai produsen otomotif lainnya untuk mempercepat komitmen mereka dalam memproduksi kendaraan bermotor listrik, menggantikan kendaraan konvensional berbahan bakar minyak," ujar Bamsoet.
 
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dengan menggunakan kendaraan bermotor listrik, masyarakat telah membantu pemerintah mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dalam rentang waktu 2014-2019 saja, jumlahnya mencapai Rp 700 triliun. Di APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun.
 
"Semakin banyak kendaraan yang tidak lagi menggunakan BBM, subsidinya bisa dialihkan untuk sektor penting lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur," jelas Bamsoet.
 
"Biaya perawatannya juga sangat rendah, sekitar 35 persen dibanding kendaraan berbahan bakar minyak lantaran tak adanya komponen tertentu seperti oli, filter oli, busi, dan katup engine. Sehingga pengeluaran yang tadinya untuk kendaraan, bisa dialihkan untuk pendidikan, kesehatan, dan belanja rumah tangga lainnya," terang Bamsoet.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ERA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan