Raksasa otomotif asal Jepang tersebut mengungkapkan sebanyak 1,7 juta unit kendaraan mereka terkena dampak dari skandal tersebut.
Berdasarkan temuan otoritas Jepang, Toyota terbukti tidak melakukan prosedur sertifikasi yang sesuai dengan regulasi dalam pengujian mobilnya. Sehingga hal ini mencederai standarisasi aspek keamanan dan keselamatan.
Toyota hentikan produksi beberapa model
Toyota mengakui melakukan penyimpangan data dalam uji keselamatan pejalan kaki dan penumpang untuk Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross yang semuanya saat ini sedang dalam tahap produksi.
Mereka juga mengakui adanya kesalahan dalam pengujian tabrak dan metode pengujian lainnya untuk empat model yang sudah tidak diproduksi lagi yakni Crown, Isis, Sienta, dan Lexus RX.
Meski begitu, Toyota tetap menyetop produksi dan menghentikan penjualan tiga kendaraannya, yakni Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross di Jepang.
Baca juga: Lagi & Lagi, Toyota Terkena Kasus Sertifikasi Produksi Kendaraan |
Permintaan maaf Toyota
Toyota memberikan penjelasan mengenai penyimpangan sertifikasi. Produsen asal Jepang itu juga menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak.
"Isu ini melibatkan dua perusahaan, Toyota Motor Corporation dan Toyota Motor East Japan. Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk Toyota Group, saya ingin meminta maaf untuk konsumen, penggemar otomotif, dan seluruh pemangku kepentingan terkait isu ini yang melibatkan Hino, Daihatsu, dan Toyota Industries Corporation. Saya betul-betul meminta maaf," ungkap Chairman Toyota, Akio Toyoda melalui keterangan resminya.
5 brand otomotif Jepang terlibat skandal
Kementerian Transportasi Jepang terus mendalami kasus penyimpangan sertifikasi produksi yang dilakukan oleh produsen otomotif. Hasilnya, selain Toyota ada 4 pabrikan otomotif yang terindikasi terlibat skandal uji sertifikasi produk.
Pabrikan otomotif tersebut antara lain Honda Motor Co., Mazda Motor Corp., Suzuki Motor Corp., dan Yamaha Motor Co. Terkait hal tersebut, otoritas Jepang meminta kepada perusahaan-perusahaan tersebut untuk menghentikan produksi beberapa model kendaraan yang terkait.
"Sangat disesalkan bahwa tindakan penipuan baru telah terungkap, karena tindakan penipuan dalam aplikasi penunjukan tipe merusak kepercayaan pengguna dan mengguncang fondasi sistem sertifikasi mobil," kata pernyataan resmi Kementerian Transportasi Jepang dikutip dari AutoNews.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News