Tokyo: Kementerian Transportasi Jepang menemukan penyimpangan sertifikasi pada lima perusahaan yakni Honda Motor Co., Mazda Motor Corp., Suzuki Motor Corp.,Toyota Motor Co., dan Yamaha Motor Co. Bahkan pemerintah Jepang sampai menggerebek kantor pusat Toyota.
Pejabat Kementerian Transportasi Jepang, pada Selasa (4-6-2024) waktu setempat, mendatangi kantor pusat Toyota Motor Corp. setelah ditemukan ketidakberesan dalam pengajuan sertifikasi untuk model kendaraan tertentu. Masalah ini terkait dengan skandal pengujian keselamatan yang meluas di unit mobil kompak Daihatsu, dan terus dilakukan investigasi lebih lanjut.
Toyota, yang menjadi produsen mobil terbesar di Jepang, menjadi yang pertama menjalani pemeriksaan setelah ditandai oleh kementerian pada Senin (3-6-2024). Pejabat kementerian mengatakan keempat produsen mobil lainnya juga akan diperiksa.
Beberapa analis berpendapat Toyota akan menghadapi tekanan lebih besar untuk memperkuat tata kelola perusahaan. Namun, analis lainnya memperkirakan dampak terhadap penjualan akan terbatas mengingat hanya tiga model yang penjualannya dihentikan sementara, dan banyak pesaing domestik mereka juga tidak memenuhi standar kementerian.
"Untuk penjualan aktual di pasar Jepang, kerusakannya akan bisa dikelola atau cukup kecil karena pada dasarnya konsumen tidak memiliki alternatif lain di Jepang," kata kepala riset mobilitas Macquarie, James Hong, dikutip dari Reuters.
Ada 7 Model Mobil Toyota yang Terkena Kasus Sertifikasi
Toyota kemudian memberikan penjelasan mengenai penyimpangan sertifikasi, sebagaimana ditemukan kementerian transportasi melibatkan data yang tidak memadai dalam pengujian perlindungan pejalan kaki dan penumpang untuk tiga model (Corolla Fielder/ Axio dan Yaris Cross), serta kesalahan dalam pengujian tabrak dan metode pengujian lainnya untuk empat model yang sudah tidak diproduksi lagi (Crown, Isis, Sienta, dan Lexus RX).
Diketahui Toyota melakukan investigasi terhadap aplikasi sertifikasi dengan pengujian menggunakan metode yang berbeda dari standar pemerintah dan telah melaporkan hal itu ke kementerian pada 31 Mei.
"Isu ini melibatkan dua perusahaan, Toyota Motor Corporation dan Toyota Motor East Japan. Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk Toyota Group, saya ingin meminta maaf untuk konsumen, penggemar otomotif, dan seluruh pemangku kepentingan terkait isu ini yang melibatkan Hino, Daihatsu, dan Toyota Industries Corporation. Saya betul-betul meminta maaf," ungkap Chairman Toyota, Akio Toyoda, dalam konferensi pers pada Senin (3/6/2024) dan disebarkan melalui keterangan resminya.
Perusahaan menegaskan setelah melakukan verifikasi internal terhadap kendaraan yang terdampak, tidak ada masalah yang bertentangan dengan undang-undang dan peraturan. Pemilik kendaraan yang terdampak juga diminta tidak perlu khawatir mengendarai kendaraannya.
"Namun dengan mempertimbangkan temuan ini, kami telah mengambil tindakan untuk menghentikan sementara pengiriman dan penjualan tiga model yang saat ini diproduksi di Jepang (Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross) yang berlaku mulai hari ini. Kami akan terus memberikan penjelasan rinci kepada pihak berwenang dan mempercepat tindakan yang tepat, termasuk melakukan pengujian di hadapan para saksi."
Bukan Kasus Pertama Toyota
Ini bukan kali pertama Toyota Group dilanda skandal yang berkaitan dengan sertifikasi, pemalsuan data dan uji keselamatan. Sebelumnya Daihatsu pada Desember diketahui memanipulasi data. Selanjutnya pada Januari, anak perusahaan Toyota Industries Corp mengungkap kecurangan data pada beberapa mobil diesel. Hino yang masih berada di bawah naungan Toyota juga tersangkut skandal pemalsuan data emisi pada tahun 2022.
Tokyo: Kementerian
Transportasi Jepang menemukan penyimpangan sertifikasi pada lima perusahaan yakni
Honda Motor Co.,
Mazda Motor Corp.,
Suzuki Motor Corp.,
Toyota Motor Co., dan
Yamaha Motor Co. Bahkan pemerintah Jepang sampai menggerebek kantor pusat Toyota.
Pejabat Kementerian Transportasi Jepang, pada Selasa (4-6-2024) waktu setempat, mendatangi kantor pusat Toyota Motor Corp. setelah ditemukan ketidakberesan dalam pengajuan sertifikasi untuk model kendaraan tertentu. Masalah ini terkait dengan skandal pengujian keselamatan yang meluas di unit mobil kompak Daihatsu, dan terus dilakukan investigasi lebih lanjut.
Toyota, yang menjadi produsen mobil terbesar di Jepang, menjadi yang pertama menjalani pemeriksaan setelah ditandai oleh kementerian pada Senin (3-6-2024). Pejabat kementerian mengatakan keempat produsen mobil lainnya juga akan diperiksa.
Beberapa analis berpendapat Toyota akan menghadapi tekanan lebih besar untuk memperkuat tata kelola perusahaan. Namun, analis lainnya memperkirakan dampak terhadap penjualan akan terbatas mengingat hanya tiga model yang penjualannya dihentikan sementara, dan banyak pesaing domestik mereka juga tidak memenuhi standar kementerian.
"Untuk penjualan aktual di pasar Jepang, kerusakannya akan bisa dikelola atau cukup kecil karena pada dasarnya konsumen tidak memiliki alternatif lain di Jepang," kata kepala riset mobilitas Macquarie, James Hong, dikutip dari Reuters.
Ada 7 Model Mobil Toyota yang Terkena Kasus Sertifikasi
Toyota kemudian memberikan penjelasan mengenai penyimpangan sertifikasi, sebagaimana ditemukan kementerian transportasi melibatkan data yang tidak memadai dalam pengujian perlindungan pejalan kaki dan penumpang untuk tiga model (Corolla Fielder/ Axio dan Yaris Cross), serta kesalahan dalam pengujian tabrak dan metode pengujian lainnya untuk empat model yang sudah tidak diproduksi lagi (Crown, Isis, Sienta, dan Lexus RX).
Diketahui Toyota melakukan investigasi terhadap aplikasi sertifikasi dengan pengujian menggunakan metode yang berbeda dari standar pemerintah dan telah melaporkan hal itu ke kementerian pada 31 Mei.
"Isu ini melibatkan dua perusahaan, Toyota Motor Corporation dan Toyota Motor East Japan. Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk Toyota Group, saya ingin meminta maaf untuk konsumen, penggemar otomotif, dan seluruh pemangku kepentingan terkait isu ini yang melibatkan Hino, Daihatsu, dan Toyota Industries Corporation. Saya betul-betul meminta maaf," ungkap Chairman Toyota, Akio Toyoda, dalam konferensi pers pada Senin (3/6/2024) dan disebarkan melalui keterangan resminya.
Perusahaan menegaskan setelah melakukan verifikasi internal terhadap kendaraan yang terdampak, tidak ada masalah yang bertentangan dengan undang-undang dan peraturan. Pemilik kendaraan yang terdampak juga diminta tidak perlu khawatir mengendarai kendaraannya.
"Namun dengan mempertimbangkan temuan ini, kami telah mengambil tindakan untuk menghentikan sementara pengiriman dan penjualan tiga model yang saat ini diproduksi di Jepang (Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross) yang berlaku mulai hari ini. Kami akan terus memberikan penjelasan rinci kepada pihak berwenang dan mempercepat tindakan yang tepat, termasuk melakukan pengujian di hadapan para saksi."
Bukan Kasus Pertama Toyota
Ini bukan kali pertama Toyota Group dilanda skandal yang berkaitan dengan sertifikasi, pemalsuan data dan uji keselamatan. Sebelumnya Daihatsu pada Desember diketahui memanipulasi data. Selanjutnya pada Januari, anak perusahaan Toyota Industries Corp mengungkap kecurangan data pada beberapa mobil diesel. Hino yang masih berada di bawah naungan Toyota juga tersangkut skandal pemalsuan data emisi pada tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)