Beijing: Chairman Toyota, Akio Toyoda, kembali memicu perdebatan soal dampak lingkungan mobil listrik baterai (BEV). Namun, berbagai riset dari lembaga internasional dan China justru menunjukkan mobil listrik tetap unggul dalam mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.
Studi Tsinghua University tahun 2022 menyimpulkan mobil listrik di China mengurangi emisi CO? sebesar 20–30 persen sepanjang siklus hidupnya, meskipun negara tersebut masih mengandalkan batubara.
Data dari China Automotive Technology & Research Center (CATARC) juga menguatkan temuan ini: EV compactmenghasilkan sekitar 118g CO?/km dibandingkan 163g untuk mobil bensin sekelas.
Laporan dari jurnal Nature pada 2022 menemukan BEV merupakan kendaraan dengan emisi terendah di lebih dari 95% wilayah global. Meski produksi awal mobil listrik menghasilkan emisi lebih tinggi sekitar 11–14 ton CO? dibandingkan 6–9 ton untuk hybrid atau ICE, riset dari Argonne National Laboratory menunjukkan bahwa EV 'balik modal emisi'.
Itu terjadi setelah menempuh 31.000–45.000 km, dan terus unggul dari sisi emisi sepanjang masa pakainya. Sementara itu, mobil hybrid, terutama tipe konvensional seperti Prius, hanya menggunakan baterai kecil dan jarak tempuh elektrik terbatas.
Plug-in hybrid (PHEV) memang menawarkan jarak tempuh elektrik lebih jauh (30–80 km), tapi data Eropa menunjukkan banyak pengguna tidak rutin mengisi daya, membuat emisi aktualnya lebih tinggi dari klaim laboratorium.
Produksi baterai EV pun kini semakin bersih. CATL dan BYD tengah meningkatkan skala baterai bebas kobalt dan nikel seperti LFP dan LMFP, sementara CATARC mencatat intensitas karbon dalam produksi baterai turun hampir 15 persen antara 2020 hingga 2024.
Meskipun Toyoda terkesan skeptis terhadap BEV, Toyota justru berinvestasi besar dalam pengembangan mobil listrik di China. Lewat strategi “China R&D 2.0”, Toyota bekerja sama dengan Huawei, Xiaomi, dan Momenta untuk mengembangkan sistem kokpit pintar dan bantuan pengemudi.
Kolaborasi dengan BYD, serta platform khusus dari GAC Toyota dan FAW Toyota, mempercepat produksi model seperti bZ5, bZ3X, dan bZ7.
Beijing: Chairman
Toyota, Akio Toyoda, kembali memicu perdebatan soal dampak lingkungan
mobil listrik baterai (BEV). Namun, berbagai riset dari lembaga internasional dan China justru menunjukkan mobil listrik tetap unggul dalam mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.
Studi Tsinghua University tahun 2022 menyimpulkan mobil listrik di China mengurangi emisi CO? sebesar 20–30 persen sepanjang siklus hidupnya, meskipun negara tersebut masih mengandalkan batubara.
Data dari China Automotive Technology & Research Center (CATARC) juga menguatkan temuan ini: EV compactmenghasilkan sekitar 118g CO?/km dibandingkan 163g untuk mobil bensin sekelas.
Laporan dari jurnal Nature pada 2022 menemukan BEV merupakan kendaraan dengan emisi terendah di lebih dari 95% wilayah global. Meski produksi awal mobil listrik menghasilkan emisi lebih tinggi sekitar 11–14 ton CO? dibandingkan 6–9 ton untuk hybrid atau ICE, riset dari Argonne National Laboratory menunjukkan bahwa EV 'balik modal emisi'.
Itu terjadi setelah menempuh 31.000–45.000 km, dan terus unggul dari sisi emisi sepanjang masa pakainya. Sementara itu, mobil hybrid, terutama tipe konvensional seperti Prius, hanya menggunakan baterai kecil dan jarak tempuh elektrik terbatas.
Plug-in hybrid (PHEV) memang menawarkan jarak tempuh elektrik lebih jauh (30–80 km), tapi data Eropa menunjukkan banyak pengguna tidak rutin mengisi daya, membuat emisi aktualnya lebih tinggi dari klaim laboratorium.
Produksi baterai EV pun kini semakin bersih. CATL dan BYD tengah meningkatkan skala baterai bebas kobalt dan nikel seperti LFP dan LMFP, sementara CATARC mencatat intensitas karbon dalam produksi baterai turun hampir 15 persen antara 2020 hingga 2024.
Meskipun Toyoda terkesan skeptis terhadap BEV, Toyota justru berinvestasi besar dalam pengembangan mobil listrik di China. Lewat strategi “China R&D 2.0”, Toyota bekerja sama dengan Huawei, Xiaomi, dan Momenta untuk mengembangkan sistem kokpit pintar dan bantuan pengemudi.
Kolaborasi dengan BYD, serta platform khusus dari GAC Toyota dan FAW Toyota, mempercepat produksi model seperti bZ5, bZ3X, dan bZ7.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)