Isu soal stasiun pengisian listrik untuk umum sebagai bagian dari ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, memang masih jadi masalah terbesar untuk mempercepat penetrasi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air. Berbeda dengan pengisian bahan bakar minyak yang bisa dilakukan dalam waktu kurang dari 5 menit, stasiun pengisian listrik butuh waktu lebih lama.
Hal ini membuat Pertamina ingin berpartisipasi dalam penyediaan ekosistem untuk mendukung kendaraan ramah lingkungan di Indonesia dengan menghadirkan green station. Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga SH C&T, Harsono Budi Santoso pun menegaskan bahwa mereka telah menargetkan pembangunan 76 green station.
"Ini untuk mendukung percepatan penggunaan mobil listrik di Indonesia. Target kami di tahap awal adalah bisa mencapai 76 Green Energy Station (GES) untuk daerah-daerah yang kebutuhan sistem pengisian baterai kendaraan listriknya tinggi. Sekarang ini baru ada lima GS dan sebagian besar baru dibangun di SPBU COCO di wilayah Jakarta," ujar Harsono kepada Medcom.id di pameran akbar otomotif nasional GIIAS 2021, di ICE BSD, Kamis (11/11/2021).
Baca Juga:
Volkswagen Tiguan Allspace Edisi Spesial, Segini Harganya
Harsono melanjutkan bahwa standardisasi GES yang mereka bangun pun disesuaikan dengan kebutuhan akan penyaluran energi cepat. Meski untuk versi fast charging terbaru belum, namun mereka rasa sistem pengisian baterai mereka siapkan cukup untuk menyambung kebutuhan mobilitas masyarakat.
"Untuk saat ini terdapat dua skenario yang kami siapkan, yaitu pengisian dengan sistem colok kabel. Dan skenario kedua adalah sistem swap (mengganti baterai). Ini bisa dilakukan dengan cara melakukan booking untuk swapping (khusus untuk motor listrik), juga untuk sistem pengisian baterai menggunakan colok kabel."
Di GIIAS kali ini, mereka juga membawa produk unggulan Pertamina seperti Pertamax Series, Dex Series, Fastron dan Enduro Series yang sejalan dengan perkembangan teknologi otomotif yang juga diperkenalkan dalam GIIAS 2021.
Sosialisasi kembali layanan yang sesuai dengan tren digital dan modern saat ini, yakni MyPertamina juga mereka lakukan. Saat ini sudah ada 15 juta pelanggan setia yang menggunakan MyPertamina dan merasakan langsung berbagai keuntungannya. Bahkan melalui aplikasi ini, pelanggan bisa mendapatkan info lokasi tentang GES dan melakukan booking lewat aplikasi itu.
“MyPertamina adalah bentuk user experience dari program-program loyalty, sarana pelanggan setia Pertamina untuk mengumpulkan poin dan mendapatkan berbagai penawaran khusus serta hadiah. Selain itu, MyPertamina berfungsi sebagai alat e-payment atau pembayaran non tunai yang lebih mudah, aman, dan nyaman untuk seluruh produk berkualitas Pertamina,” pungkas Harsono Budi.
Pengenalan Pertamina Mandalika International Street Circuit (PMISC) yang berlokasi di Lombok juga sedikit diulas. Sirkuit sepanjang 4.3 Km dengan 17 tikungan ini adalah salah satu sirkuit dengan spesifikasi yang memenuhi kebutuhan untuk ajang balap kelas dunia sekaligus sirkuit dengan pemandangan terindah di dunia.
Baca Juga:
Mazda Boyong SUV Spesial 'Kuro Edition', Ini Keistimewaannya
Tak lupa mereka rilis adalah pelumas khusus Enduro Limited Pertamina Mandalika dengan kemasan bergambar sirkuit PMISC. Spesifikasinya lebih tinggi dari Enduro 4T Racing reguler. kekentalan SAE 10W-40 dengan tingkatan mutu API SL dan JASO MA2.
Spesifikasi ini merupakan salah satu keunggulan Enduro 4T Racing karena memiliki fitur anti-slip kopling terbaik untuk sepeda motor 4T dan menjadikan tarikan motor lebih bertenaga. Hal ini juga telah dibuktikan melalui pengujian variable speed friction test dengan friksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan top reference oil.
"Pelumas khusus ini untuk memberikan sensasi berkendara serasa di Mandalika. Jadi Anda akan selalu bangga dengan menggunakan produk yang diproduksi sendiri," tutup Direktur Utama PTPL Ageng Giriyono.
Isu soal stasiun pengisian listrik untuk umum sebagai bagian dari ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, memang masih jadi masalah terbesar untuk mempercepat penetrasi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air. Berbeda dengan pengisian bahan bakar minyak yang bisa dilakukan dalam waktu kurang dari 5 menit, stasiun pengisian listrik butuh waktu lebih lama.
Hal ini membuat Pertamina ingin berpartisipasi dalam penyediaan ekosistem untuk mendukung kendaraan ramah lingkungan di Indonesia dengan menghadirkan green station. Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga SH C&T, Harsono Budi Santoso pun menegaskan bahwa mereka telah menargetkan pembangunan 76 green station.
"Ini untuk mendukung percepatan penggunaan mobil listrik di Indonesia. Target kami di tahap awal adalah bisa mencapai 76 Green Energy Station (GES) untuk daerah-daerah yang kebutuhan sistem pengisian baterai kendaraan listriknya tinggi. Sekarang ini baru ada lima GS dan sebagian besar baru dibangun di SPBU COCO di wilayah Jakarta," ujar Harsono kepada Medcom.id di pameran akbar otomotif nasional GIIAS 2021, di ICE BSD, Kamis (11/11/2021).
Baca Juga:
Volkswagen Tiguan Allspace Edisi Spesial, Segini Harganya
Harsono melanjutkan bahwa standardisasi GES yang mereka bangun pun disesuaikan dengan kebutuhan akan penyaluran energi cepat. Meski untuk versi fast charging terbaru belum, namun mereka rasa sistem pengisian baterai mereka siapkan cukup untuk menyambung kebutuhan mobilitas masyarakat.
"Untuk saat ini terdapat dua skenario yang kami siapkan, yaitu pengisian dengan sistem colok kabel. Dan skenario kedua adalah sistem swap (mengganti baterai). Ini bisa dilakukan dengan cara melakukan booking untuk swapping (khusus untuk motor listrik), juga untuk sistem pengisian baterai menggunakan colok kabel."
Di GIIAS kali ini, mereka juga membawa produk unggulan Pertamina seperti Pertamax Series, Dex Series, Fastron dan Enduro Series yang sejalan dengan perkembangan teknologi otomotif yang juga diperkenalkan dalam GIIAS 2021.