Bekasi: Low cost green car (LCGC) atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) terus mengalami kenaikan harga dan membuat mobil ini semakin mahal. Bahkan mobil-mobil yang termasuk ke dalam skema KBH2 ini sudah tidak ada yang di bawah Rp100 juta, dan harga tertingginya hampir tembus di Rp200 juta.
Status mobil KBH2 paling murah yang dipasarkan di Indonesia ditawarkan oleh Daihatsu Ayla 1.0 D MT dengan harga Rp110 juta (on the road DKI Jakarta). Kemudian untuk LCGC paling mahal dipegang oleh Honda Brio Satya E CVT dengan harga Rp186,4 juta (on the road DKI Jakarta).
Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani, menjelaskan penetapan harga mobil-mobil LCGC tidak sembarangan. Ada undang-undang yang mengatur mengenai KBH2, mulai dari spesifikasi hingga penetapan harga.
"Kita semua yang kita ini kan adalah (mengacu) pada (aturan) KBH2 (Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau) ya. KBH2 itu yang nggak boleh lupa: hemat energi dan harga terjangkau. Dan sudah ada hal-hal yang diatur pemerintah. Jadi kita pasti respect dengan aturan dari pemerintah," ungkap Sri Agung Di Bekasi.
Penetapan harga disesuaikan dengan Permenperin nomor 36 tahun 2021. Dalam pasal 4 tertulis harga maksimal LCGC kini Rp 135 juta. Tapi harga maksimal itu belum termasuk pajak daerah, Bea Balik Nama, dan Pajak Kendaraan Bermotor. Pabrikan juga bisa mengusulkan harga dalam kondisi tertentu seperti inflasi, kurs, atau peningkatan harga bahan baku. Penambahan teknologi pun juga bisa menjadi salah satu faktor peningkatan harga mobil LCGC.
Untuk mengantisipasi kebutuhan konsumen, pabrikan asal Jepang ini menyiapkan mobil-mobilnya dalam variasi yang banyak dengan harga yang beragam. Sebagai contoh Ayla ditawarkan dalam 11 varian dan Sigra yang baru diluncurkan saja ditawarkan dalam 10 varian.
"Kata siapa mahal? Jadi sebenarnya kan kembali lagi di first buyer ini segmennya tersebar. Ada yang (segmen) bawah ada juga yang (segmen) tinggi. Kita punya 1.000 (cc) tipe bawah yang D, ada juga R yang paling tinggi, yang automatic. Jadi kita dengan range 10 varian ini, kita siapkan semua segmen," tegas Sri Agung.
Bekasi: Low cost green car (LCGC) atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) terus mengalami kenaikan harga dan membuat mobil ini semakin mahal. Bahkan mobil-mobil yang termasuk ke dalam skema KBH2 ini sudah tidak ada yang di bawah Rp100 juta, dan harga tertingginya hampir tembus di Rp200 juta.
Status mobil KBH2 paling murah yang dipasarkan di Indonesia ditawarkan oleh Daihatsu Ayla 1.0 D MT dengan harga Rp110 juta (on the road DKI Jakarta). Kemudian untuk LCGC paling mahal dipegang oleh Honda Brio Satya E CVT dengan harga Rp186,4 juta (on the road DKI Jakarta).
Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani, menjelaskan penetapan harga mobil-mobil LCGC tidak sembarangan. Ada undang-undang yang mengatur mengenai KBH2, mulai dari spesifikasi hingga penetapan harga.
"Kita semua yang kita ini kan adalah (mengacu) pada (aturan) KBH2 (Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau) ya. KBH2 itu yang nggak boleh lupa: hemat energi dan harga terjangkau. Dan sudah ada hal-hal yang diatur pemerintah. Jadi kita pasti respect dengan aturan dari pemerintah," ungkap Sri Agung Di Bekasi.
Penetapan harga disesuaikan dengan Permenperin nomor 36 tahun 2021. Dalam pasal 4 tertulis harga maksimal LCGC kini Rp 135 juta. Tapi harga maksimal itu belum termasuk pajak daerah, Bea Balik Nama, dan Pajak Kendaraan Bermotor. Pabrikan juga bisa mengusulkan harga dalam kondisi tertentu seperti inflasi, kurs, atau peningkatan harga bahan baku. Penambahan teknologi pun juga bisa menjadi salah satu faktor peningkatan harga mobil LCGC.