SPKLU di rest area KM 792. Jasa Marga
SPKLU di rest area KM 792. Jasa Marga

Banyak Investor Asing Tertarik Membangun SPKLU Di Indonesia

Ekawan Raharja • 04 Juni 2025 17:00
Jakarta: Keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia menjadi aspek krusial bagi ekosistem kendaraan listrik.
 
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan saat ini banyak perusahaan dari China dan Eropa berkeinginan untuk membangun SPKLU di Tanah Air.
 
"Kalau ketertarikan bangun SPKLU, dari China ataupun dari Eropa sudah banyak," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, dikutip Antara.

Disampaikan dia, keinginan menanamkan modal dari perusahaan China dan Eropa untuk membangun SPKLU di Indonesia masih tersendat oleh regulasi. Oleh karena itu, pihaknya dalam waktu dekat akan memberikan relaksasi supaya para investor SPKLU bisa segera menanamkan modalnya di Tanah Air.
 
Baca Juga:
Mengapa Mobil Listrik Minim Perawatan? Nih Dia Alasannya!

 
Regulasi yang dimaksud yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
 
"Karena kan regulasi yang berlaku sekarang itu setiap penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia, di satu poin industrinya dia harus berinvestasi minimal Rp10 miliar. Sementara membangun charging station itu nggak perlu Rp10 miliar. Akhirnya nanti relaksasi akan kita lakukan," kata dia.
 
PT PLN (Persero) mencatat hingga kuartal IV 2024 jumlah SPKLU di dalam negeri tercatat sebanyak 2.667 unit. Angka ini melonjak secara tahunan (year on year/YoY) yang sebelumnya tercatat hanya 624 unit SPKLU.
 
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, sejumlah perusahaan otomotif asal China dan juga Eropa berkeinginan untuk menjajaki investasi pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan baterai EV.
 
Baca Juga:
Tak Perlu Mikirin Ganti Oli! Mobil Listrik Hanya Perlu Cek Coolant?

 
Ini jadi imbas dari tarif importasi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Mahardi Tunggul Wicaksono menyatakan adanya perang tarif tidak selalu membawa dampak negatif saja.
 
Hal ini dibuktikan dengan adanya keinginan kerja sama beberapa perusahaan China dan Eropa untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan