Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyarankan pengelola SPBU Swasta membeli minyak dari Pertamina sebagai solusi kelangkaan. Meski demikian, BP-AKR menilai pembelian ini bukan hal yang mudah karena memiliki sejumlah perbedaan spesifikasi.
Direktur Utama BP-AKR, Vanda Laura, menjelaskan kompleksitas kondisi bp ketika disarankan untuk membeli BBM dari Pertamina.
Dia menjelaskan masing-masing badan usaha, termasuk Pertamina dan bp, memiliki zat tambahan (aditif) yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan spek dari BBM yang dijual oleh masing-masing badan usaha.
“Pada intinya, yang kami cari adalah solusi yang win-win untuk semua, paling penting adalah win-win untuk masyarakat,” kata Vanda dikutip dari Antara.
Vanda pun mengatakan pihaknya masih mencari solusi alternatif dari yang ditawarkan oleh pemerintah.
“Itu (beli BBM di Pertamina) kan baru saran, ya. Kami tetap melihat alternatif-alternatifnya, begitu. Tentunya kami juga harus mengevaluasi lebih lanjut dan mengantisipasi apabila ada potensi risiko dan lain sebagainya,” ucap Vanda.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempersilakan SPBU swasta, yakni Shell dan bp, untuk membeli BBM dari Pertamina.
Bahlil menyampaikan bahwa Kementerian ESDM sudah memberikan kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta sebesar 10 persen apabila dibandingkan dengan kuota impor BBM pada 2024.
Apabila SPBU swasta masih kekurangan BBM untuk disalurkan, Bahlil menyarankan agar mereka membeli BBM-nya ke Pertamina, tidak mengandalkan impor. Ia juga menyampaikan stok BBM Pertamina masih banyak, sehingga bisa dibeli oleh para perusahaan pengelola SPBU swasta.
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (
ESDM) menyarankan pengelola
SPBU Swasta membeli minyak dari Pertamina sebagai solusi kelangkaan. Meski demikian,
BP-AKR menilai pembelian ini bukan hal yang mudah karena memiliki sejumlah perbedaan spesifikasi.
Direktur Utama BP-AKR, Vanda Laura, menjelaskan kompleksitas kondisi bp ketika disarankan untuk membeli BBM dari Pertamina.
Dia menjelaskan masing-masing badan usaha, termasuk Pertamina dan bp, memiliki zat tambahan (aditif) yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan spek dari BBM yang dijual oleh masing-masing badan usaha.
“Pada intinya, yang kami cari adalah solusi yang win-win untuk semua, paling penting adalah win-win untuk masyarakat,” kata Vanda dikutip dari Antara.
Vanda pun mengatakan pihaknya masih mencari solusi alternatif dari yang ditawarkan oleh pemerintah.
“Itu (beli BBM di Pertamina) kan baru saran, ya. Kami tetap melihat alternatif-alternatifnya, begitu. Tentunya kami juga harus mengevaluasi lebih lanjut dan mengantisipasi apabila ada potensi risiko dan lain sebagainya,” ucap Vanda.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempersilakan SPBU swasta, yakni Shell dan bp, untuk membeli BBM dari Pertamina.
Bahlil menyampaikan bahwa Kementerian ESDM sudah memberikan kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta sebesar 10 persen apabila dibandingkan dengan kuota impor BBM pada 2024.
Apabila SPBU swasta masih kekurangan BBM untuk disalurkan, Bahlil menyarankan agar mereka membeli BBM-nya ke Pertamina, tidak mengandalkan impor. Ia juga menyampaikan stok BBM Pertamina masih banyak, sehingga bisa dibeli oleh para perusahaan pengelola SPBU swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)