Jakarta: Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia sehingga populasinya diprediksi akan semakin besar di masa depan. Oleh sebab itu, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sangat dibutuhkan dan bisa menjadi peluang usaha.
Senior Officer Direktorat Retail dan Niaga, PT PLN Wilfrid Sahat Siregar, menyebutkan perusahaan membuka pintu kerja sama dengan pihak swasta untuk membangun SPKLU. Mereka memiliki beberapa skema kerja sama yang bisa dimanfaatkan dengan nilai investasi berbeda-beda.
"Tergantung ada tiga tipe, Anda punya lahannya PLN yang beli (kasih) semua, kemudian (punya) lahan dan punya mesin juga bisa, nanti aplikasinya didonlotkan ke situ, atau (punya) semuanya jadi PLN hanya menjual listriknya untuk SPKLU," ujar Wilfird di JIExpo Kemayoran beberapa waktu lalu.
Dia juga menyebutkan untuk investasi SPKLU slow charging mulai dari Rp50 juta. Kemudian untuk yang paling mahal ada di SPKLU Ultra Charging dengan investasi mencapai Rp1 miliar.
Baca Juga:
Mau Tahu Cara Bikin Motor jadi Lebih Irit? Baca Nih!
"Rp200 juta yang medium, mesinnya 25 Kw ke atas, slow charing lebih murah bisa Rp50-60 juta kurang lebih, nanti bisa ada skemanya," kata Wilfrid.
PT PLN (Persero) mengklaim saat ini sudah menyediakan 616 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia, guna mendukung penggunaan mobil listrik berbasis baterai. Direktur Niaga dan Retail PLN, Edi Srimulyanti, menyebutkan persebaran tersebut masih terpusat di Jawa, Sumatera, dan Bali.
"Kami sudah memasang SPKLU di seluruh Indonesia totalnya ada 616 unit dan tersebar di 300 lokasi," kata Edi di waktu yang berbeda.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id