Tokyo: Kondisi Nissan saat ini tergolong sangat sulit, sehingga rencana untuk pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya masih akan berlangsung. EX CEO Nissan, Carlos Ghosn, bahkan berkomentar persahaan dalam kondisi memprihatinkan dan memprediksi perpecahan aliansi dengan Renault bakal terjadi.
Carlos Ghosn yang pernah dipermalukan dan melarikan diri dari Jepang pada 2019, kembali angkat bicara terkait kondisi terbaru perusahaan.
Dia menyampaikan pendapatnya kepada media Prancis, BFM Business, dan menyebut Nissan sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
Seperti yang bisa diduga, Ghosn tidak melewatkan kesempatan untuk mengatakan "Sudah saya bilang", sambil mengklaim, “Saya telah memprediksi kemunduran Nissan dan kehancuran aliansi.”
Meski perpecahan itu belum terjadi, pria berdarah Lebanon itu tampak yakin perpisahan antara Renault dan Nissan hanya tinggal menunggu waktu.
Ghosn menyalahkan para penerusnya, dan menuding manajemen serta keputusan-keputusan mereka yang lambat sebagai penyebab utama dari masalah yang kini dihadapi perusahaan. Ia juga menyatakan Nissan terpaksa meminta bantuan dari salah satu pesaing utamanya di Jepang, merujuk pada pembicaraan merger yang gagal dengan Honda.
Ia kembali menegaskan penolakannya terhadap ide tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu sama seperti menjalin aliansi antara Renault dan Peugeot di Prancis, dan menambahkan hal itu tidak masuk akal.
Pengusaha berdarah Lebanon-Prancis-Brasil itu juga mengomentari Renault yang menurutnya kini kembali menjadi produsen kecil Eropa tanpa jangkauan global, mengkritik absensinya dari pasar China dan Amerika Serikat.
Ghosn percaya Renault harus berinovasi agar bisa bertahan, dan menambahkan kedalaman hubungan dengan Geely akan sangat penting bagi masa depan Renault.
PHK Nissan Sampai 20 Ribu Orang Karyawan
Nissan Motor Co. dikabarkan akan memangkas lebih dari 10.000 pekerjaan secara global, sehingga total PHK yang dilakukan, termasuk yang sebelumnya diumumkan, mencapai sekitar 20.000 atau 15 persen dari total tenaga kerjanya.
Menurut laporan dari Reuters, langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk merampingkan bisnis dan meningkatkan ketahanan perusahaan di tengah lemahnya penjualan di dua pasar utamanya: China dan Amerika Serikat (AS).
NHK, penyiar publik Jepang, melaporkan kabar tersebut pada Senin (13/5), sementara Nissan menolak memberikan komentar.
Sebelumnya, Nissan telah memperingatkan mereka kemungkinan akan mencatat kerugian bersih sebesar 700 hingga 750 miliar yen (sekitar USD 4,74 hingga 5,08 miliar) akibat biaya penurunan nilai aset (impairment charges) yang besar.
Tokyo: Kondisi Nissan saat ini tergolong sangat sulit, sehingga rencana untuk pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya masih akan berlangsung. EX CEO Nissan, Carlos Ghosn, bahkan berkomentar persahaan dalam kondisi memprihatinkan dan memprediksi perpecahan aliansi dengan Renault bakal terjadi.
Carlos Ghosn yang pernah dipermalukan dan melarikan diri dari Jepang pada 2019, kembali angkat bicara terkait kondisi terbaru perusahaan.
Dia menyampaikan pendapatnya kepada media Prancis, BFM Business, dan menyebut Nissan sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
Seperti yang bisa diduga, Ghosn tidak melewatkan kesempatan untuk mengatakan "Sudah saya bilang", sambil mengklaim, “Saya telah memprediksi kemunduran Nissan dan kehancuran aliansi.”
Meski perpecahan itu belum terjadi, pria berdarah Lebanon itu tampak yakin perpisahan antara Renault dan Nissan hanya tinggal menunggu waktu.
Ghosn menyalahkan para penerusnya, dan menuding manajemen serta keputusan-keputusan mereka yang lambat sebagai penyebab utama dari masalah yang kini dihadapi perusahaan. Ia juga menyatakan Nissan terpaksa meminta bantuan dari salah satu pesaing utamanya di Jepang, merujuk pada pembicaraan merger yang gagal dengan Honda.
Ia kembali menegaskan penolakannya terhadap ide tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu sama seperti menjalin aliansi antara Renault dan Peugeot di Prancis, dan menambahkan hal itu tidak masuk akal.
Pengusaha berdarah Lebanon-Prancis-Brasil itu juga mengomentari Renault yang menurutnya kini kembali menjadi produsen kecil Eropa tanpa jangkauan global, mengkritik absensinya dari pasar China dan Amerika Serikat.
Ghosn percaya Renault harus berinovasi agar bisa bertahan, dan menambahkan kedalaman hubungan dengan Geely akan sangat penting bagi masa depan Renault.
PHK Nissan Sampai 20 Ribu Orang Karyawan
Nissan Motor Co. dikabarkan akan memangkas lebih dari 10.000 pekerjaan secara global, sehingga total PHK yang dilakukan, termasuk yang sebelumnya diumumkan, mencapai sekitar 20.000 atau 15 persen dari total tenaga kerjanya.
Menurut laporan dari Reuters, langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk merampingkan bisnis dan meningkatkan ketahanan perusahaan di tengah lemahnya penjualan di dua pasar utamanya: China dan Amerika Serikat (AS).
NHK, penyiar publik Jepang, melaporkan kabar tersebut pada Senin (13/5), sementara Nissan menolak memberikan komentar.
Sebelumnya, Nissan telah memperingatkan mereka kemungkinan akan mencatat kerugian bersih sebesar 700 hingga 750 miliar yen (sekitar USD 4,74 hingga 5,08 miliar) akibat biaya penurunan nilai aset (impairment charges) yang besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)