Pemerintah Susun Peta Jalan Implementasi BBM E10

Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyusun peta jalan (roadmap) implementasi bahan bakar minyak (BBM) E10, yakni bensin dengan campuran etanol sebesar 10 persen. “Mereka kan baru ratas (rapat terbatas), setelah ratas, baru kita membuat peta jalannya. Ini peta jalannya lagi dibuat, ya,” ucap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dikutip dari Antara. Langkah pengembangan BBM E10 berangkat dari keberhasilan pemerintah dalam mengimplementasikan program biodiesel, yang dimulai dari B10 atau campuran 10 persen minyak mentah sawit (CPO) dengan 90 persen solar. Program tersebut kini sudah berkembang hingga B40, dan pemerintah menargetkan B50 pada 2026. “Berangkat dari potret keberhasilan biodiesel, mulai sekarang untuk bensin, kami mulai mendorong untuk tahapan ke sana,” kata Bahlil. Baca Juga: Harga OTR DKI Jakarta Vespa LX 150 I-Get Per Oktober 2025 Ia menjelaska implementasi E10 masih menunggu kesiapan pabrik etanol yang akan memproduksi bahan baku dari tebu dan singkong. Langkah ini juga merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat industri etanol nasional. “Untuk pabrik etanol ada dua, satu singkong, satu tebu. Tebu kemungkinan besar itu di Merauke, sementara singkong lagi dipetakan,” ucapnya. Sebelumnya, Bahlil menyampaikan Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui mandatori campuran etanol 10 persen (E10) sebagai upaya menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM. Dengan kebijakan tersebut, Indonesia akan segera mewajibkan campuran bensin dengan etanol untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.