Jakarta: Krisis chip semikonduktor yang dihadapi industri otomotif membuat sejumlah merek otomotif bersiasat agar bisa tetap berproduksi meski mendapatkan keterbatasan. Meski demikian, Honda memilih untuk bertahan dan mempersiapkan pemasok lain untuk memenuhi kebutuhan akan chip semikonduktor.
Business Innovation, Sales, and Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy, memastikan bahwa konsumen tetap mendapatkan fitur-fitur di mobilnya sesuai yang ditawarkan. Dia meminta kepada konsumen untuk tidak khawatir terhadap mobil-mobil yang akan diterima nanti.
"Itu tidak mungkin kami kurangi (fitur), teknologi apalagi," tegas Billy di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu.
Kemudian untuk mengatasi hal ini, pabrikan asal Jepang ini sudah mempersiapkan sejumlah pemasok untuk mendapatkan komponen kecil tersebut. Hal ini sudah dipersiapkan dan sedang pengembangan di pihak research and development (R&D) agar bisa berfungsi maksimal di mobil.
"Jadi multi yah (multi supplier). tinggal implementasikan, lagi dikembangkan dia (R&D)," lanjut Billy.
Billy juga menyebutkan strategi ini dilakukan untuk mengatasi inden Honda Brio yang cukup tinggi sejak tahun lalu. Sehingga diharapkan di semester ke-2 ini, strategi multi supplier untuk chip semikonduktor ini bisa dijalankan.
Tentu strategi yang dilakukan oleh Honda berbeda dengan BMW yang memilih memangkas fitur di mobil-mobil yang diproduksi demi atasi kekurangan pasokan chip semikonduktor.
"Sampai saat ini di global, kita sudah melakukan perencanaan dari jauh-jauh hari. Jadi sampai saat ini belum ada masalah yang sampai misalnya terhenti stoknya, itu belum ada. Tapi memang ada mempengaruhi fitur, namun bukan fitur yang utama di sebuah kendaraan," buka Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania, pada Juni 2022 silam.
Billy juga menyebutkan strategi ini dilakukan untuk mengatasi inden Honda Brio yang cukup tinggi sejak tahun lalu. Sehingga diharapkan di semester ke-2 ini, strategi multi supplier untuk chip semikonduktor ini bisa dijalankan.
Tentu strategi yang dilakukan oleh Honda berbeda dengan BMW yang memilih memangkas fitur di mobil-mobil yang diproduksi demi atasi kekurangan pasokan chip semikonduktor.
"Sampai saat ini di global, kita sudah melakukan perencanaan dari jauh-jauh hari. Jadi sampai saat ini belum ada masalah yang sampai misalnya terhenti stoknya, itu belum ada. Tapi memang ada mempengaruhi fitur, namun bukan fitur yang utama di sebuah kendaraan," buka Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania, pada Juni 2022 silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ERA)