Mobil Listrik
2.300 Unit Hyundai Ioniq 5 Terganjal Krisis Chip Semikonduktor?
Ekawan Raharja • 28 Juni 2022 10:00
Bandung: Sekarang ini berbagai produk otomotif roda dua maupun roda empat di dunia, mengusung fitur dan teknologi terkini. Semua fitur dan teknologi tersebut dapat beroperasi, lantaran terdapat benda-benda mungil di dalamnya, yang disebut chip semikonduktor.
Namun beberapa waktu belakangan, sekitar awal tahun 2021 hingga saat ini, industri otomotif global sedang menghadapi krisis pasokan benda kecil tersebut. Tahun lalu, meningkatnya permintaan peralatan elektronik, seperti ponsel pintar dan konsol game, di saat utilitas pabrik tengah turun akibat pandemi covid-19, menyebabkan pasokan chip semikonduktor langka.
Ditambah lagi badai musim dingin di Negara Bagian Texas (Amerika Serikat, AS) kala itu, dan kebakaran di pabrik chip otomotif Renesas Electronic Corp, semakin memperparah krisis chip semikonduktor. Repotnya, mulailah terjadi sesama produsen mobil harus bersaing, rebutan untuk mendapatkan komponen langka itu.
Memang awalnya, krisis pasokan chip semikonduktor hanya mempengaruhi perusahaan teknologi. Tetapi ketika kondisinya makin parah, akhirnya sejumlah pabrikan otomotif mengumumkan pembatasan. Bahkan ada yang sampai menghentikan produksi selama beberapa waktu, akibat kekurangan chip.
Perlahan angin segar mulai kembali berhembus, seiring menghilangnya pandemi. Krisis chip semikonduktor industri otomotif global, yang berlangsung hampir dua tahun, diklaim saat ini sudah mulai mereda. Terlihat dari sejumlah pabrikan mobil, seperti BMW dan Mercedes-Benz mewakili pabrikan asal Eropa, yang kini sudah kembali memproduksi dengan kapasitas penuh.
Bagaimana dengan pabrikan asal Negeri Ginseng, Korea Selatan? Hyundai tahun lalu sempat menyatakan krisis chip semikonduktor mengganggu produksi periode April 2021. PT Hyundai Motor Indonesia (HMID), untuk lingkup di Indonesia, sempat mengatakan krisis chip semikonduktor sedikit banyak masih mengganggu ritme produksi yang mereka lakukan. Salah satunya mobil listrik murni Ioniq 5.
“Sama-sama kita pahami, krisis chip semikonduktor menjadi isu global. Semua terpengaruh, termasuk kami. Sehingga secara tidak langsung turut mempengaruhi produksi yang kita lakukan. Tetapi kita terus berusaha memperpendek saat menunggu produk, agar tidak terlalu lama sampai ke tangan konsumen. Banyak cara kami lakukan, supaya konsumen tetap sabar menunggu,” kata Head of Parts Department HMID Tony Hadiyanto, di Cikole, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) Ioniq 5, mobil listrik murni keluaran terbaru, diakui tembus 2.300 unit sejak diperkenalkan. Namun sayangnya suplai produk masih terbatas, konsumen harus menunggu 8-10 bulan. Salah satu penyebabnya adalah pasokan chip semikonduktor yang masih belum benar-benar stabil.
Technical Manager HMID, Sugiartono, memperkuat apa yang disampaikan Toni, mobil listrik lebih banyak membutuhkan chip semikonduktor karena banyaknya komponen elektrik yang juga membuat bertambahnya kontrol unit.
“Pada mobil listrik chip semikonduktor butuh banyak, lantaran kontrol unitnya juga lebih banyak dibandingkan mobil non elektrik,” tukasnya. (Autogear.id/Alun Segoro)
Bandung: Sekarang ini berbagai produk otomotif roda dua maupun roda empat di dunia, mengusung fitur dan teknologi terkini. Semua fitur dan teknologi tersebut dapat beroperasi, lantaran terdapat benda-benda mungil di dalamnya, yang disebut chip semikonduktor.
Namun beberapa waktu belakangan, sekitar awal tahun 2021 hingga saat ini, industri otomotif global sedang menghadapi krisis pasokan benda kecil tersebut. Tahun lalu, meningkatnya permintaan peralatan elektronik, seperti ponsel pintar dan konsol game, di saat utilitas pabrik tengah turun akibat pandemi covid-19, menyebabkan pasokan chip semikonduktor langka.
Ditambah lagi badai musim dingin di Negara Bagian Texas (Amerika Serikat, AS) kala itu, dan kebakaran di pabrik chip otomotif Renesas Electronic Corp, semakin memperparah krisis chip semikonduktor. Repotnya, mulailah terjadi sesama produsen mobil harus bersaing, rebutan untuk mendapatkan komponen langka itu.
Memang awalnya, krisis pasokan chip semikonduktor hanya mempengaruhi perusahaan teknologi. Tetapi ketika kondisinya makin parah, akhirnya sejumlah pabrikan otomotif mengumumkan pembatasan. Bahkan ada yang sampai menghentikan produksi selama beberapa waktu, akibat kekurangan chip.
Perlahan angin segar mulai kembali berhembus, seiring menghilangnya pandemi. Krisis chip semikonduktor industri otomotif global, yang berlangsung hampir dua tahun, diklaim saat ini sudah mulai mereda. Terlihat dari sejumlah pabrikan mobil, seperti BMW dan Mercedes-Benz mewakili pabrikan asal Eropa, yang kini sudah kembali memproduksi dengan kapasitas penuh.