Jakarta: Sejumlah merek otomotif terus melakukan pengembangan di berbagai aspek kendaraan agar kian semakin ramah lingkungan dan minim limbah. Bahkan bukan sebuah hal yang aneh apabila mobil-mobil yang diproduksi sekarang ini juga mengaplikasikan teknologi daur ulang.
Nissan sudah mulai melakukan pendekatan dengan teknologi daur ulang untuk body yang diproduksi dengan material aluminium. Hasilnya bukan hanya sekadar konsep, namun sudah diproduksi massal melalui kehadiran All New Nissan Qashqai.
Generasi terbaru sport utility vehicle (SUV) ini sudah menggunakan material aluminium ringan untuk produksi kap mesin, pintu, dan fender depan. Efeknya, bobot kendaraan kemudian bisa dipangkas hingga 60 kilogram.
Produksi aluminium ringan ini sudah dilakukan di fasilitas produksi yang berlokasi di Sunderland Inggris. Fasilitas stamping/pencetakan di tanah Ratu Elizabeth ini merupakan fasilitas pencetakan terbesar kedua yang dimiliki pabrikan asal Jepang tersebut.
Di dalam fasilitas ini, terdapat teknologi cyclone yang merupakan fasilitas daur ulang berkecepatan tinggi dan bisa menangani tujuh ton metal tiap jam. Sehingga, sisa cetakan pintu dan kap mesin bisa daur ulang dan dikembalikan kepada vendor untuk dibuatkan lagi dalam bentuk lembaran.
Saudara Renault dan Mitsubishi ini menyebutnya sistem daur ulang Close-Loop, mampu mengurangi limbah dan emisi CO2. Kontribusi ini bisa menekan karbon akibat operasional produksi dan lifecycle hingga tahun 2050. Berkat daur ulang aluminium ini bisa menekan energi yang dibutuhkan hingga 90 persen ketimbang mengolahnya mulai dari bahan mentah.
Selain itu, bobot komponen yang lebih ringan juga berpengaruh terhadap penggunaan energi saat produksi. Sehingga lebih efisien dalam penggunaan energi, dan mengurangi karbon yang dihasilkan.
"Kami terus melanjutkan berbagai cara agar kendaraan dan proses produksi lebih berkelanjutan. Penggunaan aluminium ringan di Qashqai sebagai contohnya," ujar Vice President Manufacturing Nissan Motor England, Alan Johnson.
Teknologi ini juga menjadi bagian komitmen Nissan Green Program 2022, bertujuan untuk menggantikan 30 persen material mentah yang digunakan di mobil buatan 2022. Sehingga tak perlu dilakukan dari hasil penambangan baru.
Jakarta: Sejumlah merek otomotif terus melakukan pengembangan di berbagai aspek kendaraan agar kian semakin ramah lingkungan dan minim limbah. Bahkan bukan sebuah hal yang aneh apabila mobil-mobil yang diproduksi sekarang ini juga mengaplikasikan teknologi daur ulang.
Nissan sudah mulai melakukan pendekatan dengan teknologi daur ulang untuk body yang diproduksi dengan material aluminium. Hasilnya bukan hanya sekadar konsep, namun sudah diproduksi massal melalui kehadiran All New Nissan Qashqai.
Generasi terbaru sport utility vehicle (SUV) ini sudah menggunakan material aluminium ringan untuk produksi kap mesin, pintu, dan fender depan. Efeknya, bobot kendaraan kemudian bisa dipangkas hingga 60 kilogram.
Produksi aluminium ringan ini sudah dilakukan di fasilitas produksi yang berlokasi di Sunderland Inggris. Fasilitas stamping/pencetakan di tanah Ratu Elizabeth ini merupakan fasilitas pencetakan terbesar kedua yang dimiliki pabrikan asal Jepang tersebut.
Di dalam fasilitas ini, terdapat teknologi cyclone yang merupakan fasilitas daur ulang berkecepatan tinggi dan bisa menangani tujuh ton metal tiap jam. Sehingga, sisa cetakan pintu dan kap mesin bisa daur ulang dan dikembalikan kepada vendor untuk dibuatkan lagi dalam bentuk lembaran.
Saudara Renault dan Mitsubishi ini menyebutnya sistem daur ulang Close-Loop, mampu mengurangi limbah dan emisi CO2. Kontribusi ini bisa menekan karbon akibat operasional produksi dan lifecycle hingga tahun 2050. Berkat daur ulang aluminium ini bisa menekan energi yang dibutuhkan hingga 90 persen ketimbang mengolahnya mulai dari bahan mentah.
Selain itu, bobot komponen yang lebih ringan juga berpengaruh terhadap penggunaan energi saat produksi. Sehingga lebih efisien dalam penggunaan energi, dan mengurangi karbon yang dihasilkan.
"Kami terus melanjutkan berbagai cara agar kendaraan dan proses produksi lebih berkelanjutan. Penggunaan aluminium ringan di Qashqai sebagai contohnya," ujar Vice President Manufacturing Nissan Motor England, Alan Johnson.
Teknologi ini juga menjadi bagian komitmen Nissan Green Program 2022, bertujuan untuk menggantikan 30 persen material mentah yang digunakan di mobil buatan 2022. Sehingga tak perlu dilakukan dari hasil penambangan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ERA)