Jakarta: Pemerintah memiliki rencana untuk menghentikan penjualan mobil konvensional pada tahun 2050, dengan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 87 persen. Hal ini kemudian menarik perhatian Hyundai sebagai salah satu produsen mobil yang kini sedang membangun pabrik di Indonesia.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Makmur, menjelaskan mereka memiliki visi yang sama terhadap rencana pemerintah. Dia pun mengakui siap mendukung rencana pemerintah dalam mengurangi emisi gas karbon secara bertahap.
"Saya yakin pemerintah mengeluarkan itu pasti ada semacam review atau survey dan telah mempelajari hal tersebut. Cuma apapun yang pemerintah siapkan kita pasti akan dukung," ungkap Makmur di JIEXpo Kemayoran Jakarta.
Dia menjelaskan bahwa merek mereka sudah siap untuk era mobil listrik. Bahkan pihak global juga sudah memperkenalkan sejumlah teknologi yang dimiliki pabrikan kepada pemerintah melalui pameran The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia yang berlangsung pada 25-26 Oktober 2021 di JIEXpo Kemayoran.
Saudara dari Kia ini sudah menghadirkan 2 model mobil listrik yang sudah dipasarkan di dalam negeri, model Ioniq dan Kona. Bahkan untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun depan di Bali, mereka mempersiapkan Genesis G80 sebagai kendaraan resmi para petinggi negara yang hadir.
"Salah satunya dengan menghadirkan merek Genesis yang termewah untuk mensupport aktivitas di Indonesia. Jadi apapun yang diberikan pemerintah kita pasti akan dukung. Ini adalah salah satu bukti kita sebagai game changer di Indonesia," jelas Makmur.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menghadirkan peta jalan pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Di sebutkan Di tahun 2040, bauran EBT sudah mencapai 71 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, Lampu LED 70 persen, tidak ada penjualan motor konvensional, dan konsumsi listrik mencapai 2.847 kWh/kapita. Selanjutnya di tahun 2050, bauran EBT diharapkan sudah mencapai 87 persen di 2050 dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh/kapita.
Terakhir, pada 2060 bauran EBT telah mencapai 100 persen yang didominasi PLTS dan Hydro serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh/kapita.
Jakarta: Pemerintah memiliki rencana untuk menghentikan penjualan mobil konvensional pada tahun 2050, dengan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 87 persen. Hal ini kemudian menarik perhatian Hyundai sebagai salah satu produsen mobil yang kini sedang membangun pabrik di Indonesia.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Makmur, menjelaskan mereka memiliki visi yang sama terhadap rencana pemerintah. Dia pun mengakui siap mendukung rencana pemerintah dalam mengurangi emisi gas karbon secara bertahap.
"Saya yakin pemerintah mengeluarkan itu pasti ada semacam review atau survey dan telah mempelajari hal tersebut. Cuma apapun yang pemerintah siapkan kita pasti akan dukung," ungkap Makmur di JIEXpo Kemayoran Jakarta.
Dia menjelaskan bahwa merek mereka sudah siap untuk era mobil listrik. Bahkan pihak global juga sudah memperkenalkan sejumlah teknologi yang dimiliki pabrikan kepada pemerintah melalui pameran The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia yang berlangsung pada 25-26 Oktober 2021 di JIEXpo Kemayoran.
Saudara dari Kia ini sudah menghadirkan 2 model mobil listrik yang sudah dipasarkan di dalam negeri, model Ioniq dan Kona. Bahkan untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun depan di Bali, mereka mempersiapkan Genesis G80 sebagai kendaraan resmi para petinggi negara yang hadir.