Neta memanfaatkan fasilitas perakitan yang dimiliki PT Handal Indonesia Motor untuk merakit Neta V - II. Neta
Neta memanfaatkan fasilitas perakitan yang dimiliki PT Handal Indonesia Motor untuk merakit Neta V - II. Neta

Pemerintah Rayu Hozon Jadikan Indonesia Sebagai Production Hub

Ekawan Raharja • 16 Juni 2024 18:36
Beijing: Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi kepada perusahaan otomotif asal China, Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon), yang telah merealisasikan investasinya melalui bendera PT Neta Auto Manufacturing Indonesia karena mendukung percepatan produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di dalam negeri. 
 
“Kami tentu berharap ke depan, aktivitas produksi Neta bisa lebih ditingkatkan. Apalagi strategi market dari Neta, 50 persen dari total produksi akan dijadikan barang ekspor, dan secara global perusahaan ini sudah melakukan ekspor ke 40 negara di dunia,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, melalui keterangan resminya.
 
Agus menyampaikan pihaknya tertarik untuk mendorong Neta bisa tumbuh bersama dengan baik dalam membangun industri otomotif yang berdaya saing global. Terlebih Indonesia memiliki sejumlah insentif yang bisa dimanfaatkan produsen otomotif untuk membangun pabrik di Tanah Air.
 
“Pemerintah memiliki berbagai macam fasilitas insentif yang bisa dimanfaatkan Neta sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, khususnya untuk roda kendaraan setir kanan,” tuturnya.
 
Baca Juga:
Honda Janjikan 5 Produk Elektrifikasi di GIIAS 2024

Peluang Besar Pasar Otomotif Indonesia

Pemerintah Indonesia juga serius dalam melakukan percepatan pembangunan dan pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik. “Kami menargetkan pada tahun 2030 nanti, populasi EV di Indonesia dapat mencapai angka 600.000 unit. Jadi, kalau Neta merencanakan produksi 6.000 mobil per tahun, kami yakin penyerapan dari pasar domestik di Indonesia akan sangat baik,” imbuhnya.

Selain itu, terdapat peluang besar dalam mengembangkan industri otomotif di Indonesia, yaitu apabila melihat data rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru sekitar 99 unit per 1.000 orang. Sementara itu, di negara kompetitor lainnya seperti Malaysia, rasionya 490 unit per 1.000 orang dan Thailand 275 unit per 1.000 orang.
 
“Namun demikian, angka yang rendah itu bisa menjadi peluang, karena artinya ada ruang untuk tumbuh itu benar benar ada. Apalagi kalau dibandingkan dengan total populasi negara, sehingga Neta bisa melihat Indonesia sebagai pusat untuk ekspor,” jelas Menperin.

Pintu Ekspor dari Indonesia Terbuka Lebar

Adapun pasar ekspor kendaraan listrik yang perlu dijajaki oleh Neta antara lain ke negara-negara wilayah ASEAN dan Oceania.
 
Baca Juga:
Pakai Nama Nmax Turbo Padahal Tak Pakai Turbo, Lalu Apa yang Turbo?

 
“Kami melihat adanya peluang untuk melakukan ekspor ke Australia, karena di sana adalah negara dengan setir kanan. Mungkin secara ekonomi bisa menguntungkan, dan diharapkan juga produksinya bisa di Indonesia,” ungkap Agus. 
 
Kementerian Perindustrian pun mengharapkan agar pihak Neta melakukan riset pasar yang komprehensif terhadap selera masyarakat Indonesia, sehingga produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Selanjutnya, Kemenperin mendorong agar Neta dapat melakukan percepatan line up produksi EV lainnya di Indonesia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan