Neta V di SPKLU. Neta
Neta V di SPKLU. Neta

Populasi Kendaraan Listrik Meningkat, Ini Jumlah Ideal SPKLU di Indonesia

Ekawan Raharja • 03 Maret 2024 10:28
Jakarta: Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia juga harus diimbangi dengan jumlah keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di berbagai lokasi. Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengakui memiliki perhitungan mengenai jumlah ideal SPKLU di Indonesia.
 
Dia menilai rasio ideal SPKLU dan total kendaraan listrik berbasis baterai yang beredar di masyarakat adalah 1 berbanding 10. Angka rasio perbandingan itu memungkinkan jika kurang lebih 80 persen masyarakat pengguna BEV mengisi daya kendaraan mereka sendiri di rumah.
 
"Rasio ideal, dengan asumsi lebih kurang 80 persen mengisi daya di rumah, adalah 1 berbanding 10," kata Yannes dikutip dari ANTARA.

Tren Peningkatan Populasi EV Harus Dipantau

Yannes melihat rasio ideal tetap memerlukan pemantauan berkelanjutan terhadap tren peningkatan BEV di wilayah. Jika pertumbuhan terbesar ada di wilayah pulau Jawa, maka pembangunan SPKLU mesti dikonsentrasikan di Jawa.
 
Baca Juga:
Nasib Proyek Apple iCar Tamat


Proyeksi pemerintah pada 2030 jumlah pengguna BEV mencapai dua juta. Dengan menggunakan rasio ideal tadi maka jumlah SPKLU ialah sekitar 200.000.
 
Namun penambahan perlu dilakukan sambil terus memantau tren pengisian daya para pemilik BEV yang ada. Untuk memastikan penempatan posisi SPKLU yang paling ideal diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan industri BEV atau diler BEV untuk dapat mengetahui algoritma perilaku serta pola mobilitas setiap BEV.

Idealnya Setiap 50 KM Ada SPKLU

Komunitas Mobil Elektrik Indonesia (KOLEKSI) menilai idealnya SPKLU berjarak per 50 kilometer untuk kawasan Jabodetabek.
 
“Idealnya memang untuk jarak-jarak itu, ke depan sih per 50 kilometer bisa terpasang SPKLU yang fast charging (pengisian daya cepat) dan ultra-fast charging (pengisian daya super cepat),” kata Ketua Komunitas Mobil Elektrik Indonesia, Arwani Hidayat, kepada ANTARA.
 
Baca Juga:
Deretan Mobil Listrik yang Dapat Subsidi Pemerintah, Ini Syaratnya!

 
Arwani menilai jarak ideal SPKLU dalam kota seperti Jabodetabek sebenarnya tidak perlu berhitung berapa kilometer. Sebab, kawasan tersebut banyak didukung oleh pusat-pusat perbelanjaan, hotel, dan pusat menongkrong yang sudah mempunyai SPKLU.
 
Namun, berbeda konteks jika pengguna mobil listrik untuk bepergian antar kota, misalnya Jakarta ke Bandung, Jakarta ke Cirebon, Semarang dan lain sebagainya.
 
“Setidaknya kalau tahun ini sih rencananya saya dengar-dengar per 100 kilometer, dengan jarak tempuh yang sekitar 400 sampai 600 (kilometer) ke depan mobil listrik. Tentunya SPKLU yang nanti per 50 kilometer, per 100 kilometer itu sudah sangat mencukupi, tinggal ditambah kuantitasnya,” ujar Anwari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan