medcom.id, Beijing: Hampir satu dekade terakhir Tiongkok menjadi pasar baru barang mewah, termasuk mobil. Gelombang munculnya generasi pengusaha muda kaya raya di seantero negeri telah mendongkrak laju permintaan barang-barang gaya hidup mewah.
Produsen otomotif dunia -terutama Amerika Serikat dan Eropa- pun sangat serius menggarap pasar otomotif Tiongkok yang terus tumbuh. Primadonanya adalah segmen sedan ultra mewah, sportcar dan SUV megah seperti produk Ferrari, Aston Martin, Rolls-Royce dan sebagainya.
Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok diam-diam mempersoalkannya. Fenomena tersebut dapat semakin memperlebar kesenjangan antara kelompok miskin dan kaya, memicu konsumerisme bahkan bisa menyebabkan korupsi gara-gara adu gengsi.
Demi meredam dampak buruk yang ditakutkan tersebut, parlemen meyetujui usul Kementerian Keuangan tentang aturan pengenaan pajak tambahan sebesar 10 persen untuk mobil mewah. Seperti diberitakan kantor berita Xin Hua, batasannya adalah yang harga jual lebih dari USD 190 ribu atau sekitar Rp 2,5 milyar.
"Pajak tambahan ini juga untuk mempromosikan semangat pengurangan emisi dan hemat energi," ujar pejabat Kemenkeu Tiongkok.
"Aturan pajak baru itu efektif berlaku mulai 1 Desember 2016,"
Baca juga: Pikap Mewah AS Ingin Jadi Mainan Pebisnis Kaya Tingkok
Tiongkok juga mempunyai kebijakan subsidi pajak untuk proyek low cost green car (LCGC). Persyaratan utamanya pun kurang lebih sama dengan Indonesia, mengandung komponen lokal yang melimpah dan ramah lingkungan. Sedangkan sedan ultra mewah, sport car dan SUV mewah pasti mengusung mesin berkapasitas besar dan karenanya boros bahan bakar.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping juga getol mengkampanyekan perang melawan korupsi. Berbagai aturan ketat diberlakukan kepada jajaran aparat penyelenggara negara agar mereka tidak terjebak dalam gratifikasi dan korupsi. Di antaranya melarang melarang mereka memiliki kendaraan melebihin standar kepatutan.
medcom.id, Beijing: Hampir satu dekade terakhir Tiongkok menjadi pasar baru barang mewah, termasuk mobil. Gelombang munculnya generasi pengusaha muda kaya raya di seantero negeri telah mendongkrak laju permintaan barang-barang gaya hidup mewah.
Produsen otomotif dunia -terutama Amerika Serikat dan Eropa- pun sangat serius menggarap pasar otomotif Tiongkok yang terus tumbuh. Primadonanya adalah segmen sedan ultra mewah, sportcar dan SUV megah seperti produk Ferrari, Aston Martin, Rolls-Royce dan sebagainya.
Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok diam-diam mempersoalkannya. Fenomena tersebut dapat semakin memperlebar kesenjangan antara kelompok miskin dan kaya, memicu konsumerisme bahkan bisa menyebabkan korupsi gara-gara adu gengsi.
Demi meredam dampak buruk yang ditakutkan tersebut, parlemen meyetujui usul Kementerian Keuangan tentang aturan pengenaan pajak tambahan sebesar 10 persen untuk mobil mewah. Seperti diberitakan kantor berita Xin Hua, batasannya adalah yang harga jual lebih dari USD 190 ribu atau sekitar Rp 2,5 milyar.
"Pajak tambahan ini juga untuk mempromosikan semangat pengurangan emisi dan hemat energi," ujar pejabat Kemenkeu Tiongkok.
"Aturan pajak baru itu efektif berlaku mulai 1 Desember 2016,"
Baca juga: Pikap Mewah AS Ingin Jadi Mainan Pebisnis Kaya Tingkok
Tiongkok juga mempunyai kebijakan subsidi pajak untuk proyek low cost green car (LCGC). Persyaratan utamanya pun kurang lebih sama dengan Indonesia, mengandung komponen lokal yang melimpah dan ramah lingkungan. Sedangkan sedan ultra mewah, sport car dan SUV mewah pasti mengusung mesin berkapasitas besar dan karenanya boros bahan bakar.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping juga getol mengkampanyekan perang melawan korupsi. Berbagai aturan ketat diberlakukan kepada jajaran aparat penyelenggara negara agar mereka tidak terjebak dalam gratifikasi dan korupsi. Di antaranya melarang melarang mereka memiliki kendaraan melebihin standar kepatutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)