Jakarta: Pembalap nasional yang juga seorang praktisi keselamatan berkendara, Rifat Sungkar menyoroti tragedi kecelakaan tragis di gerbang tol Ciawi pada tanggal 5 Februari 2025 lalu.
Kecelakaan tersebut merenggut 8 nyawa dan membuat 11 orang lainnya luka-luka. Menurut Rifat, kejadian ini harusnya menjadi perhatian bagi banyak pihak termasuk pengendara truk, perusahaan, serta regulator.
"Pengguna, perusahaan, dan regulator harus menyadari bahwa truk di Indonesia mengalami beban yang sangat berat," ujar Rifat Sungkar mengutip dari instagram pribadinya.
Ancaman truk melebihi kapasitas
Rifat Sungkar mengatakan kondisi truk yang kerap mengalami rem blong merupakan 'bom waktu' yang bisa meledak kapan saja. Truk-truk yang beroperasi di Indonesia kerap 'dipaksa' melampaui batas kapasitas yang seharusnya.
"Kondisi ini sudah melampaui batas kapasitas, seharusnya truk beroperasi pada 60-70% dari kapasitas penuh agar bisa berjalan lancar dan mengurangi risiko," terang Rifat.
Regulator harus memperketat aturan
Rifat juga menekankan regulator harus memperketat aturan khususnya untuk mengontrol kapasitas muatan truk serta kewajiban perusahaan untuk melakukan inspeksi kendaraan sebelum beroperasi.
"Peraturan bagi pemilik perusahaan dan departemen perhubungan perlu diperketat lagi. Jembatan timbang yang sebelumnya ada perlu diaktifkan kembali, dan inspeksi kendaraan sebelum berangkat harus dijadikan perhatian utama," tambahnya.
Level profesionalisme pengemudi truk harus ditingkatkan
Lebih lanjut, Rifat menekankan pentingnya peningkatan kemampuan seperti skill, pengetahuan, dan profesionalisme pengemudi truk. Rifat meyakini pengemudi truk harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi jalan yang dilalui serta kemampuan untuk menghadapi berbagai situasi darurat di jalan raya.
"Pengemudi (truk) harus memahami medan yang mereka lalui dan tahu bagaimana cara mengantisipasi jika terjadi sesuatu," ujarnya.
Bahkan Rifat berujar pengemudi truk seharusnya berada di level tertinggi kasta pengemudi di jalan raya karena berdasarkan pengalaman dan jenis kendaraan yang besar.
"Secara kasta, pengemudi truk besar seharusnya memiliki pengalaman dan sertifikasi yang lebih tinggi," beber Rifat.
Jakarta: Pembalap nasional yang juga seorang praktisi keselamatan berkendara,
Rifat Sungkar menyoroti tragedi
kecelakaan tragis di gerbang tol Ciawi pada tanggal 5 Februari 2025 lalu.
Kecelakaan tersebut merenggut 8 nyawa dan membuat 11 orang lainnya luka-luka. Menurut Rifat, kejadian ini harusnya menjadi perhatian bagi banyak pihak termasuk pengendara truk, perusahaan, serta regulator.
"Pengguna, perusahaan, dan regulator harus menyadari bahwa truk di Indonesia mengalami beban yang sangat berat," ujar Rifat Sungkar mengutip dari instagram pribadinya.
Ancaman truk melebihi kapasitas
Rifat Sungkar mengatakan kondisi truk yang kerap mengalami rem blong merupakan 'bom waktu' yang bisa meledak kapan saja. Truk-truk yang beroperasi di Indonesia kerap 'dipaksa' melampaui batas kapasitas yang seharusnya.
"Kondisi ini sudah melampaui batas kapasitas, seharusnya truk beroperasi pada 60-70% dari kapasitas penuh agar bisa berjalan lancar dan mengurangi risiko," terang Rifat.
Regulator harus memperketat aturan
Rifat juga menekankan regulator harus memperketat aturan khususnya untuk mengontrol kapasitas muatan truk serta kewajiban perusahaan untuk melakukan inspeksi kendaraan sebelum beroperasi.
"Peraturan bagi pemilik perusahaan dan departemen perhubungan perlu diperketat lagi. Jembatan timbang yang sebelumnya ada perlu diaktifkan kembali, dan inspeksi kendaraan sebelum berangkat harus dijadikan perhatian utama," tambahnya.
Level profesionalisme pengemudi truk harus ditingkatkan
Lebih lanjut, Rifat menekankan pentingnya peningkatan kemampuan seperti
skill, pengetahuan, dan profesionalisme pengemudi truk. Rifat meyakini pengemudi truk harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi jalan yang dilalui serta kemampuan untuk menghadapi berbagai situasi darurat di jalan raya.
"Pengemudi (truk) harus memahami medan yang mereka lalui dan tahu bagaimana cara mengantisipasi jika terjadi sesuatu," ujarnya.
Bahkan Rifat berujar pengemudi truk seharusnya berada di level tertinggi kasta pengemudi di jalan raya karena berdasarkan pengalaman dan jenis kendaraan yang besar.
"Secara kasta, pengemudi truk besar seharusnya memiliki pengalaman dan sertifikasi yang lebih tinggi," beber Rifat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)