Jakarta - Kecelakaan maut yang terjadi di Gerbang Tol Ciawi pada Selasa 4 Februari 2025, menewaskan setidaknya 8 orang dari 19 korban serta 11 orang mengalami luka-luka. Terdapat 6 kendaraan yang terlibat di dalamnya, termasuk 3 kendaraan yang hangus terbakar dan 3 lainnya mengalami kerusakan parah. Bahkan bangunan gerbang tol mengalami kerusakan parah.
Kecelakaan yang terjadi diduga dari truk pengangkut air galon yang tidak bisa berhenti lantaran mengalami kerusakan sistem pengereman. Kendaraan berdimensi besar itu pun lantas menabrak beberapa kendaraan yang sedang mengantre di gerbang tol.
Dipaparkan oleh Instruktur Senior Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana saat berbicara dengan Medcom.id beberapa waktu lalu, bahwa kecelakaan ini bisa terjadi karena akumulasi dari beberapa masalah. Bukan hanya faktor non teknis seperti dari pengemudi, namun juga faktor teknis dan juga kondisi alam.
“Kecelakaan ini adalah kombinasi dari berbagai faktor. Pengemudi mungkin tidak sepenuhnya memahami kontur jalan, kendaraan ditemukan melanggar aturan dan kondisi jalan yang licin karena hujan serta adanya perbaikan jalan. Tentu dibutuhkan kerja sama semua pihak agar kecelakaan seperti ini bisa dicegah," ujar Sony Susmana.
Ia juga menegaskan bahwa jenis kecelakaan seperti ini sering berulang di Indonesia. Dan yang paling mengerikan adalah karena setiap terjadi kecelakaan, selalu saja menimbulkan korban jiwa. Entah itu dari pengemudi truk yang mengalami kecelakaan atau pun pengguna jalan lainnya.
Tentu ini sangat meresahkan pengguna jalan di mana pun berada. Terutama jalur-jalur yang dilintasi kendaraan berdimensi besar seperti truk, bus dan lainnya. Sony pun memberikan pendapatnya tentang penegakan aturan hingga kepedulian bersama akan pentingnya keselamatan pengguna jalan raya yang mencakup banyak hal terutama penegakan aturan berdasarkan undang-undang lalu lintas.
Jakarta - Kecelakaan maut yang terjadi di
Gerbang Tol Ciawi pada Selasa 4 Februari 2025, menewaskan setidaknya 8 orang dari 19 korban serta 11 orang mengalami luka-luka. Terdapat 6
kendaraan yang terlibat di dalamnya, termasuk 3 kendaraan yang hangus terbakar dan 3 lainnya mengalami kerusakan parah. Bahkan bangunan
gerbang tol mengalami kerusakan parah.
Kecelakaan yang terjadi diduga dari truk pengangkut air galon yang tidak bisa berhenti lantaran mengalami kerusakan sistem pengereman. Kendaraan berdimensi besar itu pun lantas menabrak beberapa kendaraan yang sedang mengantre di gerbang tol.
Dipaparkan oleh Instruktur Senior Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana saat berbicara dengan Medcom.id beberapa waktu lalu, bahwa kecelakaan ini bisa terjadi karena akumulasi dari beberapa masalah. Bukan hanya faktor non teknis seperti dari pengemudi, namun juga faktor teknis dan juga kondisi alam.
“Kecelakaan ini adalah kombinasi dari berbagai faktor. Pengemudi mungkin tidak sepenuhnya memahami kontur jalan, kendaraan ditemukan melanggar aturan dan kondisi jalan yang licin karena hujan serta adanya perbaikan jalan. Tentu dibutuhkan kerja sama semua pihak agar kecelakaan seperti ini bisa dicegah," ujar Sony Susmana.
Ia juga menegaskan bahwa jenis kecelakaan seperti ini sering berulang di Indonesia. Dan yang paling mengerikan adalah karena setiap terjadi kecelakaan, selalu saja menimbulkan korban jiwa. Entah itu dari pengemudi truk yang mengalami kecelakaan atau pun pengguna jalan lainnya.
Tentu ini sangat meresahkan pengguna jalan di mana pun berada. Terutama jalur-jalur yang dilintasi kendaraan berdimensi besar seperti truk, bus dan lainnya. Sony pun memberikan pendapatnya tentang penegakan aturan hingga kepedulian bersama akan pentingnya keselamatan pengguna jalan raya yang mencakup banyak hal terutama penegakan aturan berdasarkan undang-undang lalu lintas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)