Beda dengan Hatchback, 5 Hal Ini Wajib Dimiliki MPV Hybrid
Adri Prima • 27 Juni 2022 16:23
Jakarta: Pasar otomotif Indonesia sudah mulai memasuki era kendaraan elektrifikasi. Beberapa pabrikan sudah mulai memasarkan kendaraan listrik mereka.
Namun beberapa pabrikan lain justru memulai dengan memperkenalkan mobil berteknologi hybrid sambil menunggu kesiapan konsumen dan infrastruktur sebelum benar-benar merilis kendaraan listrik murni.
Suzuki menjadi salah satu pabrikan otomotif yang mempertimbangkan hal tersebut. Jenama asal Jepang itu memilih langkah awal dengan meluncurkan kendaraan hybrid sebagai jembatan menuju mobil listrik.
Teknologi yang diberi nama Suzuki Smart Hybrid tersebut diaplikasikan pada Ertiga yang merupakan kategori kendaraan MPV 7 penumpang atau yang lebih dikenal dengan sebutan mobil keluarga.
Langkah Suzuki cukup masuk akal, pasalnya Ertiga Hybrid bisa menjadi model transisi menuju industri elektrifikasi. Teknologi Suzuki Smart Hybrid yang ramah lingkungan, irit BBM, serta perawatan dan harga yang kompetitif membuat Ertiga Hybrid dinilai cocok dengan konsumen Indonesia yang ingin memiliki kendaraan ramah lingkungan.
General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Joshi Prasetya menjelaskan bahwa pengembangan kendaraan hybrid untuk 7 seater juga berbeda dengan model hatchback (5 seater) yang sejauh ini mendominasi model kendaraan elektrifikasi/hybrid.
Menurutnya, efisiensi Ertiga Hybrid yang menjadi keunggulan utama merupakan hasil dari kombinasi semua aspek pengembangan hingga kendaraan tersebut menjadi satu mobil utuh.
“Kita mendedikasikan 7 seater dengan 5 seater beda. Stabilitasnya beda, beban beda , semuanya kombinasi. Untuk kendaraan 7 seater, efisiensi kan paling penting, untuk mencapai itu kita buat langkah-langkah penerapan yang lebih,” kata Joshi kepada redaksi medcom.id.
Berikut ini beberapa alasan MPV Ertiga Hybrid diterima konsumen:
1. Teknologi Smart Hybrid
Joshi mengatakan bahwa teknologi Smart Hybrid pada dasarnya adalah langkah awal ataupun inovasi menuju elektrifikasi. Secara keseluruhan, smart hybrid merupakan gabungan dari desain arsitektur bodi, teknologi mesin ditambah elektrifikasi.
“Smart hybrid ini kita tidak semerta-merta jumping teknologi. Teknologi itu berarti biaya kan. Bagaimana kita melakukan steping menuju elektrifikasi murni. Kita berprinsip kendaraan kita ini harus bisa dibeli masyarakat artinya harganya terjangkau secara fitur dan performa juga sesuai dengan kebutuhan saat ini,“ terang Joshi.
Teknologi Suzuki Smart Hybrid mencakup ISG (Integrated Starter Generator), serta Lithium-ion battery yang membuat kendaraan menjadi lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
ISG berfungsi sebagai motor dan generator yang menangkap dan menyimpan energi listrik ke Lithium-Ion Battery.
“Kendaraan pada saat awal bergerak pasti butuh tenaga lebih besar. Setelah dia berjalan, kecepatan bertambah, beban itu akan berkurang, natural kan itu ya. Pada saat yang berat itu kita bantu dengan improvement item untuk selanjutnya,” kata Joshi.
"Pada saat kendaraan berhenti di lampu merah. Mesin tetap running sehingga bahan bakar tetap terpakai padahal mobil nggak bergerak. Mengantisipasi hal tersebut, akhirnya lahirlah ISG dan lain-lain. Dari kumpulan poin-poin itu kita lakukan penambahan bagaimana efisiensi itu bisa ditingkatkan selanjutnya. Makanya keluarlah ISG, keluarlah idle start,” bebernya.
2. Irit BBM
Lahir sebagai pionir MPV hybrid, sudah pasti Ertiga Hybrid telah memenuhi aspek keiritan bahan bakar lewat teknologi yang disematkan. Berdasarkan hasil pengujian redaksi Medcom.id saat kegiatan test drive rute Surabaya-Malang, konsumsi yang didapat 23 km per liter.
Selama perjalanan, kami melewati jalanan kota Surabaya dengan situasi macet ciri khas metropolitan, lalu masuk jalan tol dengan kecepatan rata-rata 60-80 km/jam. Kemudian perjalanan berlanjut ke Batu, Malang dengan kontur jalanan menanjak.
Perjalanan sejauh 144 km ini merepresentasikan gaya berkendara normal dengan lalu lintas yang memang seperti realita keseharian.
Pada dasarnya, konsumsi BBM tentunya bisa berbeda-beda tergantung dengan gaya berkendara, kondisi jalan, dan situasi lalu lintas. Namun jika dikomparasi dengan hasil peserta lain, konsumsi Ertiga Hybrid ada yang mencapai 25 km per liter, hingga 30 km per liter.
3. Harga terjangkau
Bermain di kategori mobil sejuta umat, Suzuki Ertiga Hybrid bisa dikatakan sebagai kendaraan elektrifikasi termurah saat ini, yakni di bawah Rp300 juta.
Ertiga Hybrid tersedia dalam pilihan transmisi manual (MT) lima percepatan dan otomatis (AT) empat percepatan dengan dua tipe yaitu GX dan Suzuki Sport (SS).
All New Ertiga Hybrid GX-MT dibanderol Rp270.300.000, Ertiga Hybrid GX-AT Rp281.300.000, Ertiga Hybrid SS-MT dijual Rp281.300.000, dan tipe tertinggi Ertiga Hybrid SS-AT seharga Rp292.300.000.
4. Perawatan murah
Suzuki mengklaim mobil hybridnya memiliki biaya service yang sama dengan mobil konvensionalnya.
4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales, Donny Saputra mengatakan biaya servis Ertiga konvensional dan hybrid tidak berbeda jauh. Bahkan dia berani mengklaim, biaya servis dengan mobil hybrid lainnya lebih terjangkau.
“Biaya perawatan sama. Bahkan, kalau dibandingkan dengan para kompetitornya, menurut kami lebih murah,” ujar Donny.
Selain itu, biaya operasional Ertiga hybrid lebih murah berkat konsumsi bahan bakarnya yang lebih hemat. Namun, biaya kepemilikan secara total tidak berbeda jauh karena harga jual Ertiga hybrid dinaikkan sekitar Rp11 juta-an.
Berdasarkan data yang diberikan oleh Suzuki, biaya servis Ertiga hybrid transmisi otomatis (AT) hingga 100 ribu KM adalah Rp5.554.000. Sedangkan biaya servis Ertiga hybrid manual (MT) dalam interval yang sama malah lebih mahal yaitu Rp6.029.000.
5. Varian transmisi manual
Ertiga Hybrid tersedia dalam transmisi manual. Seperti diketahui, kendaraan MPV masih merajai pangsa pasar yang juga tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia.
Kendaraan transmisi manual bahkan masih diminati di banyak daerah. “Presentase manual - matic masih berimbang sekitar 55-45 persen. Di daerah-daerah manual masih jadi pilihan,” terang 4W Head of Brand Development PT SIS, Harold Donnel.
Sementara itu, Ertiga Hybrid transmisi manual (M/T) mendapatkan tambahan fitur GSI (Gear Shift Indicator) yang memberikan instruksi kapan harus melakukan perpindahan transmisi yang juga membantu meningkatkan efisiensi.
Jakarta: Pasar otomotif Indonesia sudah mulai memasuki era kendaraan elektrifikasi. Beberapa pabrikan sudah mulai memasarkan kendaraan listrik mereka.
Namun beberapa pabrikan lain justru memulai dengan memperkenalkan mobil berteknologi hybrid sambil menunggu kesiapan konsumen dan infrastruktur sebelum benar-benar merilis kendaraan listrik murni.
Suzuki menjadi salah satu pabrikan otomotif yang mempertimbangkan hal tersebut. Jenama asal Jepang itu memilih langkah awal dengan meluncurkan kendaraan hybrid sebagai jembatan menuju mobil listrik.
Teknologi yang diberi nama Suzuki Smart Hybrid tersebut diaplikasikan pada
Ertiga yang merupakan kategori kendaraan MPV 7 penumpang atau yang lebih dikenal dengan sebutan mobil keluarga.
Langkah Suzuki cukup masuk akal, pasalnya Ertiga Hybrid bisa menjadi model transisi menuju industri elektrifikasi. Teknologi Suzuki Smart Hybrid yang ramah lingkungan, irit BBM, serta perawatan dan harga yang kompetitif membuat Ertiga Hybrid dinilai cocok dengan konsumen Indonesia yang ingin memiliki kendaraan ramah lingkungan.
General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Joshi Prasetya menjelaskan bahwa pengembangan kendaraan hybrid untuk 7 seater juga berbeda dengan model hatchback (5 seater) yang sejauh ini mendominasi model kendaraan elektrifikasi/hybrid.