Neta V di SPKLU. Neta
Neta V di SPKLU. Neta

Penyediaan SPKLU Butuh Dukungan Produsen Kendaraan

Ekawan Raharja • 28 Februari 2024 13:20
Jakarta: Pemerintah sekarang sedang gencar membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station. Pengamat otomotif, Bebin Djuana, mengemukakan upaya penyediaan fasilitas isi daya kendaraan elektrik juga memerlukan dukungan dari produsen kendaraan. 
 
"Paling tidak di jaringan dealer masing-masing tersedia fasilitas charging (pengisian daya)," kata Bebin saat dihubungi Antara.
 
Ia menyampaikan dukungan produsen diperlukan untuk menyeimbangkan pertumbuhan penggunaan kendaraan elektrik dengan ketersediaan SPKLU.

"Karena mobilitas masyarakat Indonesia sangat tinggi dan negara kita besar sekali. Mereka yang sudah memiliki EV yang paling merasakan cukup atau tidaknya tempat charging," lulusan jurusan teknik mesin Universitas Trisakti tersebut.
 
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Driving Mode di Mitsubishi Xforce, Bukan Hanya Gimmick Lho!

 
Ia mengatakan produsen yang memasarkan produk kendaraan listrik di Indonesia sudah mulai memperhatikan penyediaan fasilitas pengisian daya kendaraan listrik bagi konsumen.
 
Sebagai contoh PT Neta Auto Indonesia sudah menyediakan fasilitas pengisian daya cepat di diler mereka yang ada di daerah Jakarta Utara.
 
Sementara itu PT PLN sudah memasok listrik bagi 1.124 SPKLU dan 1.839 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 427 lokasi. PLN juga menawarkan layanan pemasangan perangkat pengisian daya kendaraan listrik di rumah.
 
Menurut laporan hasil studi International Council on Clean Transportation (ICCT) pada Februari 2024 tentang kebutuhan infrastruktur mobil listrik, Indonesia diperkirakan memerlukan 25.600 SPKLU di tempat-tempat tujuan umum, lokasi dalam perjalanan umum, dan tempat kerja pada tahun 2030. Laporan hasil studi yang ditulis oleh Tenny Christiana, Logan Pierce, Chelsea Baldino, dan Jacob Schmidt itu menyebutkan investasi yang dibutuhkan untuk membangun 25.600 unit stasiun pengisian daya kendaraan listrik mencapai USD597 juta (atau setara Rp8,86 triliun).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan