Jakarta: Saat ini banyak pabrikan berlomba-lomba menghadirkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang lebih canggih dan efektif. Tetapi Toyota memiliki pandangan lain dan masih tetap mengembangkan mesin konvensional dengan internal combustion engine (ICE).
Chairman Toyota Motor Corporation (TMC), Akio Toyoda, menyebutkan Toyota masih menjalankan proyek mesin baru. Toyoda mengatakan perusahaan masih mengembangkan mesin pembakaran internal karena musuh utama yang harus diperangi adalah emisi karbon, bukan pembakarannya.
"Bukankah kita membutuhkan lebih dari satu pilihan? Jalan menuju netralitas karbon tergantung pada situasi energi masing-masing negara. Terlebih lagi, Toyota berfokus pada tindakan yang dapat kami lakukan saat ini," ujar Toyoda dikutip dari Carbuzz.com.
Toyoda juga menekankan bahwa perusahaan merupakan produsen kendaraan global. Sehingga harus melayani konsumen di seluruh dunia, tidak hanya mengembangkan kendaraan listrik.
"Di seluruh dunia, ada satu miliar orang yang hidup tanpa akses listrik. Karena Toyota memasok mobil ke wilayah-wilayah tersebut, mengejar BEV sebagai satu-satunya pilihan berarti kami tidak dapat menyediakan mobilitas untuk semua," lanjut Toyoda.
Meskipun sebagian besar produsen mobil menggembar-gemborkan kendaraan listrik sebagai satu-satunya cara untuk mengurangi emisi CO2, tapi mobil listrik tidak cocok untuk semua orang. Hibridisasi adalah alat yang jauh lebih sukses dalam mengurangi emisi karbon secara massal, sesuatu yang sudah lama dilakukan Toyota ketika memelopori Prius.
"Berkat pengenalan Hybrid Electric Vehicle (HEV) di Jepang sekitar 20 tahun hingga 30 tahun yang lalu, kami adalah satu-satunya negara maju yang berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar 23 persen," kata Toyoda.
Toyoda menambahkan, tidak ada yang menjelaskan detail tersebut, termasuk para media. Banyak yang hanya mengatakan bahwa Toyota tertinggal dalam hal Battery Electric Vehicle (BEV).
"Hal yang terpenting bukanlah apakah kita beralih ke BEV atau FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle). Musuh kita adalah karbon. Itulah mengapa kita semua harus memikirkan cara untuk mengurangi CO2 sekarang juga," kata Toyoda.
Jakarta: Saat ini banyak pabrikan berlomba-lomba menghadirkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang lebih canggih dan efektif. Tetapi Toyota memiliki pandangan lain dan masih tetap mengembangkan mesin konvensional dengan internal combustion engine (ICE).
Chairman Toyota Motor Corporation (TMC), Akio Toyoda, menyebutkan Toyota masih menjalankan proyek mesin baru. Toyoda mengatakan perusahaan masih mengembangkan mesin pembakaran internal karena musuh utama yang harus diperangi adalah emisi karbon, bukan pembakarannya.
"Bukankah kita membutuhkan lebih dari satu pilihan? Jalan menuju netralitas karbon tergantung pada situasi energi masing-masing negara. Terlebih lagi, Toyota berfokus pada tindakan yang dapat kami lakukan saat ini," ujar Toyoda dikutip dari Carbuzz.com.
Toyoda juga menekankan bahwa perusahaan merupakan produsen kendaraan global. Sehingga harus melayani konsumen di seluruh dunia, tidak hanya mengembangkan kendaraan listrik.
"Di seluruh dunia, ada satu miliar orang yang hidup tanpa akses listrik. Karena Toyota memasok mobil ke wilayah-wilayah tersebut, mengejar BEV sebagai satu-satunya pilihan berarti kami tidak dapat menyediakan mobilitas untuk semua," lanjut Toyoda.
Meskipun sebagian besar produsen mobil menggembar-gemborkan kendaraan listrik sebagai satu-satunya cara untuk mengurangi emisi CO2, tapi mobil listrik tidak cocok untuk semua orang. Hibridisasi adalah alat yang jauh lebih sukses dalam mengurangi emisi karbon secara massal, sesuatu yang sudah lama dilakukan Toyota ketika memelopori Prius.
"Berkat pengenalan Hybrid Electric Vehicle (HEV) di Jepang sekitar 20 tahun hingga 30 tahun yang lalu, kami adalah satu-satunya negara maju yang berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar 23 persen," kata Toyoda.
Toyoda menambahkan, tidak ada yang menjelaskan detail tersebut, termasuk para media. Banyak yang hanya mengatakan bahwa Toyota tertinggal dalam hal Battery Electric Vehicle (BEV).
"Hal yang terpenting bukanlah apakah kita beralih ke BEV atau FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle). Musuh kita adalah karbon. Itulah mengapa kita semua harus memikirkan cara untuk mengurangi CO2 sekarang juga," kata Toyoda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)