Ferrari Jakarta memang sudah lama terlihat vakum dan tak memiliki aktifitas untuk memasukkan unit kendaraan baru yang diluncurkan di negara asalnya. Namun sejak merek yang keagenannya di Indonesia diambil-alih oleh Eurokars di 2021 ini, sekarang bakal lebih beringas di Indonesia.
Itu terbukti dengan dibukanya kembali showroom dan dealer mereka yang masih menempati gedung lama mereka MRA Group di bilangan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Bahkan dealer ini sudah berubah sesuai dengan identitas perusahaan khusus untuk penjualan produk-produk Ferrari di seluruh dunia.
Menurut General Manager Ferrari Jakarta, Nini Chiandra kepada Medcom.id pada Sabtu (13/3/2021), bahwa 2021 adalah momentu mereka akan bangkit kembali di pasar otomotif nasional. Mengingat Indonesia terutama Jakarta masih jadi pasar yang penting buat penjualan mobil produksi Italia itu.
"Kami tahu posisi Ferrari di Indonesia itu sangat penting dan punya pangsa pasar yang cukup bagus. Makanya kami sangat optimis kembali hadir di Indonesia dengan identitas perusahaan setara dengan showroom atau dealer di semua negara di dunia. Sehingga ini jadi satu paket dengan komitmen besar brand ini untuk konsumen di Indonesia," ujar Nini.
Boyong Teknologi Supercar Terkini
Ia melanjutkan bahwa aktifnya kembali Ferrari Jakarta, jadi momentum mereka untuk memboyong produk-produk andalan mobil dengan ciri khas merah itu. Termasuk yang mereka perkenalkan juga hari ini yaitu SF90 Stradale dan Roma. Keduanya adalah tipe yang mewakili komitmen brand supercar ini untuk tampil agresif.
SF90 Stradale adalah supercar pertama mereka yang mengaplikasi teknologi all wheel drive dan menggunakan sistem plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Dari sisi desain, mobil ini memang terlihat sangat aerodinamis dan menggunakan filosofi desain mobil balap mereka di ajang F1 yaitu SF90. Dibekali dengan mesin konvensional 4,0 L berkonfigurasi V8, mampu menghasilkan 769 hp.
Sementara motor listrik yang dibenamkan di sistem transmisi di bagian belakang dan dua motor listrik di roda depan berkekuatan 217 HP, jadi jaminan bahwa mobil ini memiliki tenaga yang super nyaris menyentuh 1.000 HP. Tak heran jika akselerasinya dari titik nol mencapai 2,6 detik ke 100 km per jam.
Mobil kedua yang mereka boyong adalah tipe Roma yang juga menggendong mesin berkapasitas mesin sama yaitu 4,0 liter. Namun posisi mesin berada di depan dan tenaga lebih kecil dari pada versi SF90 Stradale. Mobil ini jadi pengingat sejarah Ferrari lantaran mengadopsi model klasik namun penempatan lampu belakang yang sangat futuristik. Model lampu belakang ini sekaligus mengubah pakem lampu belakang mobil-mobil berlogo Kuda Jingkrak yang kebanyakan membulat.
Sayangnya, Nini tak menjelaskan banderol kedua mobil ini lantaran sistemnya sangat personalisasi. "Setiap konsumen akan memberikan personalisasi tersendiri terhadap mobil yang mereka beli. Jadi harga takkan sama antara satu unit dengan unit yang lain."
SF90 Stradale adalah supercar pertama mereka yang mengaplikasi teknologi all wheel drive dan menggunakan sistem plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Dari sisi desain, mobil ini memang terlihat sangat aerodinamis dan menggunakan filosofi desain mobil balap mereka di ajang F1 yaitu SF90. Dibekali dengan mesin konvensional 4,0 L berkonfigurasi V8, mampu menghasilkan 769 hp.
Sementara motor listrik yang dibenamkan di sistem transmisi di bagian belakang dan dua motor listrik di roda depan berkekuatan 217 HP, jadi jaminan bahwa mobil ini memiliki tenaga yang super nyaris menyentuh 1.000 HP. Tak heran jika akselerasinya dari titik nol mencapai 2,6 detik ke 100 km per jam.
Mobil kedua yang mereka boyong adalah tipe Roma yang juga menggendong mesin berkapasitas mesin sama yaitu 4,0 liter. Namun posisi mesin berada di depan dan tenaga lebih kecil dari pada versi SF90 Stradale. Mobil ini jadi pengingat sejarah Ferrari lantaran mengadopsi model klasik namun penempatan lampu belakang yang sangat futuristik. Model lampu belakang ini sekaligus mengubah pakem lampu belakang mobil-mobil berlogo Kuda Jingkrak yang kebanyakan membulat.
Sayangnya, Nini tak menjelaskan banderol kedua mobil ini lantaran sistemnya sangat personalisasi. "Setiap konsumen akan memberikan personalisasi tersendiri terhadap mobil yang mereka beli. Jadi harga takkan sama antara satu unit dengan unit yang lain."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
