Ini terjadi secara tahunan pada kuartal pertama 2025, mencatatkan rekor pangsa pasar tertinggi dalam sejarah Q1 sebesar 16%. Sebagian besar pertumbuhan tersebut berasal dari China, yang menyumbang lebih dari 60 persen total penjualan BEV global.
Dengan dorongan stimulus pemerintah yang konsisten, penjualan BEV di Tiongkok melonjak 55 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menghasilkan pangsa pasar tertinggi sepanjang masa di negara tersebut sebesar 27 persen.
Indonesia pun tak ketinggalan dalam tren pertumbuhan ini. Menurut laporan PwC, total penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), termasuk BEV, plug-in hybrid (PHEV), dan hybrid, meningkat 43,4% secara tahunan pada Q1 2025.
Baca Juga: All New Hyundai Palisade Hanya Tersedia Mesin Hybrid |
Sebanyak 27.616 unit EV terjual di Indonesia, naik dari 19.260 unit pada kuartal pertama 2024. Kenaikan ini terutama dipicu oleh pertumbuhan signifikan pada segmen BEV yang melonjak hingga 152,5%, serta peningkatan penjualan PHEV sebesar 44,8%.
Pemerintah Indonesia memainkan peran besar dalam memacu pertumbuhan ini melalui insentif fiskal, seperti pembebasan PPnBM 100% untuk impor dan penjualan EV sepanjang tahun 2025 serta perpanjangan pembebasan PPN.
Tak hanya itu, Indonesia juga mengoptimalkan cadangan nikel terbesar di dunia untuk membangun rantai pasok EV terintegrasi. Pemerintah menargetkan menjadi produsen baterai listrik terbesar ketiga di dunia pada 2027, memproduksi 600.000 unit EV domestik pada 2030, dan menghadirkan 2 juta unit BEV di jalanan pada tahun tersebut.
Namun demikian, pasar otomotif Indonesia secara keseluruhan menghadapi tantangan cukup besar. Kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% sejak Januari 2025 menyebabkan harga kendaraan naik dan membuat konsumen lebih berhati-hati.
Baca Juga: Spesifikasi Pindad MV3 Pandu EV, Calon Mobil Operasional TNI |
Ditambah lagi, suku bunga tinggi dan ketidakpastian ekonomi turut menekan daya beli dan minat pembelian kendaraan konvensional.
Penjualan kendaraan ringan secara keseluruhan di Indonesia tercatat menurun dalam dua tahun terakhir akibat tekanan biaya pembiayaan dan pergeseran preferensi ke kendaraan yang lebih terjangkau atau berkelanjutan. Meski begitu, prospek pasar EV tetap cerah.
PwC Indonesia Industry and Services Leader & Partner, Lukmanul Arsyad menyatakan bahwa meskipun demikian, segmen EV tetap memiliki peluang positif. Didorong oleh investasi langsung asing, kebijakan pajak yang menguntungkan, dan pengembangan infrastruktur seperti stasiun pengisian daya.
"Pangsa EV dari total penjualan kendaraan penumpang di Indonesia meningkat dari 9% pada 2023 menjadi 15% pada 2024 dan diproyeksikan mencapai 29% pada 2030,” ujar Lukmanul Arsyad, melalui keterangan tertulisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id