Ilustrasi kantor BRIN. BRIN
Ilustrasi kantor BRIN. BRIN

Kontrol Injeksi Bahan Bakar Jadi Kunci Tingkatkan Efisiensi & Tekan Emisi

Ekawan Raharja • 13 Desember 2024 09:30
Jakarta: Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan implementasi kontrol injeksi bahan bakar alternatif dapat meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi emisi secara signifikan yang dihasilkan dari mesin kendaraan. Hasil riset didapatkan melalui strategi kontrol injeksi yang digunakan adalah pengaturan waktu, durasi, dan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada tiap-tiap modelnya.
 
“Dengan bahan bakar biodiesel, total emisi hidrokarbon dapat diturunkan sampai 0,5 gram per kilowatt hour. Pada bahan bakar dimetil ether, total hidrokarbon turun mencapai 3 gram per kilowatt hour. Pada bahan bakar natural gas, emisi karbon monoksida terendah mencapai 0,5 persen. Dan dengan bahan bakar hidrogen, emisi NOx turun hingga 10 ppm,” kata Peneliti di Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN, Yanuandri Putrasari, melalui Antara.
 
Yanuandri mengatakan teknologi injeksi sudah sangat maju, namun pemanfaatan pada bahan bakar alternatif dinilai kurang efektif mengingat bahan bakar alternatif memiliki karakteristik yang berbeda. Ketika hanya menggunakan injeksi mekanik, alih-alih mengurangi emisi, justru pembakaran menjadi tidak sempurna dan emisi meningkat.

Dengan penggabungan teknologi kontrol injeksi yang canggih dan bahan bakar alternatif, ia mengatakan upaya ini dapat mewujudkan kendaraan yang ramah lingkungan. Hal ini, ujar Yanuandri, penting dalam mengurangi jejak karbon di bidang industri dan transportasi sehingga target keseluruhan net zero emission (NZE) dapat tercapai dengan baik.
 
Baca Juga:
Kia Rintis Penggunaan Plastik Daur Ulang dari The Ocean Cleanup

 
Menurutnya, peluang untuk menerapkan hasil penelitian terkait sistem bahan bakar, khususnya kontrol injeksi bahan bakar alternatif, untuk mendukung NZE sangat besar, baik di kendaraan maupun di pembangkit atau industri lainnya. Hal ini didukung dengan banyaknya ketersediaan bahan bakar alternatif di Indonesia, namun belum termanfaatkan secara optimal karena sistem bahan bakar yang digunakan masih konvensional.
 
“Untuk itu, peran riset dan inovasi di bidang kontrol injeksi bahan bakar alternatif sangatlah penting diterapkan di Indonesia. Di samping itu, industri otomotif pun sudah sangat siap, baik infrastruktur maupun sumber dayanya,” kata Yanuandri.
 
Meski terdapat peluang, penerapan kontrol injeksi bahan bakar alternatif juga memiliki sejumlah tantangan salah satunya yaitu kurangnya penguasaan model menggunakan bantuan kecerdasan buatan (AI). Di samping itu, diperlukan juga optimalisasi sistem yang berupa multi-input dan multi-output dengan kontrol predictive model.
 
“Tantangan selanjutnya adalah ketersediaan komponen elektronik yang masih bergantung pada produk impor. Belum lagi perkembangan kendaraan listrik yang diklaim lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar alternatif, meskipun regulasi terkait insentif pengurangan karbon sudah diterapkan di Indonesia walaupun implementasinya belum optimal,” jelas Yanuandri.
 
Baca Juga:
PLN Hadirkan SPKLU di Papua Pegunungan

 
Ia menyimpulkan penelitian ini menunjukkan bahwa sangat mungkin dihasilkan mesin yang sepenuhnya fleksibel dalam penggunaan semua jenis bahan bakar. Menurutnya, hal ini juga perlu didukung oleh kebijakan solusi teknologi yang menyeluruh.
 
“Kebijakan yang memihak pada satu solusi teknologi mungkin sangat tidak efisien, dan bahkan mungkin merupakan solusi yang salah. Jika kebijakan teknologi pemerintah menyeluruh, maka preferensi masyarakat akan mengikutinya,” ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan