Jakarta: Insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) harus diakui sukses menaikan pasar otomotif nasional. Selain Daihatsu, Mitsubishi juga merasakan bahwasanya relaksasi pajak yang diberikan ini bisa membuat pasar otomotif kembali bergairah setelah diterpa pandemi Covid-19.
Pabrikan berlogo tiga berlian ini melihat pertumbuhan Februari ke Maret 2021 mencapai 51,1 persen. Mereka membuka data penjualan retail dimana pada Maret 2021 berhasil menjual 8.848 unit kendaraan, dimana satu bulan sebelumnya hanya berhasil menjual 3.006 unit kendaraan.
President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Naoya Nakamura, menjelaskan pencapaian ini merupakan angka terbaik selama pembatasan sosial berskala besar (PPKM) pandemi Covid-19. Sehingga untuk sekarang ini pangsa pasar mereka sudah mencapai 12,4 persen.
“Rasa terima kasih dan apresiasi tertinggi kami untuk para konsumen yang telah mempercayakan pilihannya pada lini kendaraan penumpang Mitsubishi Motors, juga Pemerintah yang telah menginisiasi program relaksasi PPnBM yang memberikan kontribusi efek positif untuk penjualan model Xpander dan Xpander. Dikarenakan adanya permintaan yang sangat tinggi untuk model tersebut, saat ini kami berkoordinasi secara ketat dengan MMKI, terus memonitor dan memastikan unit kendaraan konsumen dapat diterima dengan baik tanpa waktu tunggu yang lama," ungkap Naoya melalui keterangan resminya.
Naoya kemudian membeberkan komposisi penjualan mereka terdiri atas 5.852 unit kendaraan penumpang, dan di segmen kendaraan niaga ringan MMKSI mencatat penjualan 2.996 unit kendaraan. Xpander dan Xpander Cross berhasil berkontribusi sebesar 52,2 persen penjualan, L300 berkontribusi 26,5 persen, dan Mitsubishi Pajero Sport dengan kontribusi 13,6 persen.
Sebelumnya, Daihatsu juga sudah mengumumkan kenaikan penjualan pada Maret 2021 berkat insentif PPnBM. Jenama asal Jepang tersebut yang mengklaim berhasil melakukan penjualan retail hingga 12 ribu unit pada Maret 2021 sejak insentif PPnBM diberlakukan. Padahal kalau melihat penjualan di dua bulan sebelumnya, Januari dan Februari, hanya di 9.528 unit dan 8.414 unit saja.
Capaian ini membuat secara keseluruhan dalam 3 bulan pertama, penjualan saudara dari Toyota itu tembus di 30 ribu unit. Angka ini setara dengan 17 persen dari total penjualan otomotif nasional di kuartal pertama.
Jakarta: Insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) harus diakui sukses menaikan pasar otomotif nasional. Selain Daihatsu, Mitsubishi juga merasakan bahwasanya relaksasi pajak yang diberikan ini bisa membuat pasar otomotif kembali bergairah setelah diterpa pandemi Covid-19.
Pabrikan berlogo tiga berlian ini melihat pertumbuhan Februari ke Maret 2021 mencapai 51,1 persen. Mereka membuka data penjualan retail dimana pada Maret 2021 berhasil menjual 8.848 unit kendaraan, dimana satu bulan sebelumnya hanya berhasil menjual 3.006 unit kendaraan.
President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Naoya Nakamura, menjelaskan pencapaian ini merupakan angka terbaik selama pembatasan sosial berskala besar (PPKM) pandemi Covid-19. Sehingga untuk sekarang ini pangsa pasar mereka sudah mencapai 12,4 persen.
“Rasa terima kasih dan apresiasi tertinggi kami untuk para konsumen yang telah mempercayakan pilihannya pada lini kendaraan penumpang Mitsubishi Motors, juga Pemerintah yang telah menginisiasi program relaksasi PPnBM yang memberikan kontribusi efek positif untuk penjualan model Xpander dan Xpander. Dikarenakan adanya permintaan yang sangat tinggi untuk model tersebut, saat ini kami berkoordinasi secara ketat dengan MMKI, terus memonitor dan memastikan unit kendaraan konsumen dapat diterima dengan baik tanpa waktu tunggu yang lama," ungkap Naoya melalui keterangan resminya.
Naoya kemudian membeberkan komposisi penjualan mereka terdiri atas 5.852 unit kendaraan penumpang, dan di segmen kendaraan niaga ringan MMKSI mencatat penjualan 2.996 unit kendaraan. Xpander dan Xpander Cross berhasil berkontribusi sebesar 52,2 persen penjualan, L300 berkontribusi 26,5 persen, dan Mitsubishi Pajero Sport dengan kontribusi 13,6 persen.