BSD City: Era elektrifikasi dalam dunia otomotif sudah mulai berjalan dan berproses. Meski harganya yang masih sangat tinggi, namun industri otomotif nasional mulai lebih percaya diri sanggup menjual produk mobil listrik berjenis plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), tetap punya peminat tinggi.
Salah satunya adalah Mitsubishi. Mereka menegaskan bahwa mobil listrik di Indonesia memang sudah mulai masuk. Sebelum banyak konsumen yang melakukan pemesanan, mereka sudah menyiapkan jaringan aftersales.
"Untuk saat ini jaringan aftersales yang mampu melayani New Outlander PHEV baru 14 jaringan. Mayoritas masih ada di Jakarta yaitu sebanyak 12 unit, selebihnya hanya ada di Bali. Tapi nantinya ini akan berkembang ke daerah-daerah lain, karena masalah prasyarat saja. Kemudian tools dan pengetahuan mekanik," jelas Head of Sales and Marketing Region 1 Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Budi Daulay kepada Medcom.id pada Jumat (19/7/2019).
Ia juga menjelaskan bahwa metode pelayanan aftersales yang mereka berikan pun sama alias tidak berbeda antara satu dengan yang lain. Jelas untuk melakukan perawatan, tentu akan berbeda treatment-nya, tapi proses akan sama.
Selain menjelaskan tentang paket aftersales mobil PHEV terbaruya, Mitsubishi juga juga menjamin atau menggaransi baterai selama tiga tahun. Tapi bukan berarti di tahun keempat akan ada penurunan kualitas. Tentu akan tergantu dari metode penggunaan mobil itu sendiri.
"Penggunaan baterai mobil listrik saat ini masih berkisar optimal dalam lima tahun tergantung pemakaian. Tentu masalah terbesarnya adalah daur ulang limbah, tapi tentu ada caranya tersendiri khusus untuk teknis pengolahan limbah ini."
Dalam beberapa sesi obrolan dengan pelaku kendaraan listrik tanah air, beberapa di antaranya menegaskan bahwa tier pertama penggunaan baterai sebelum masuk limbah atau daur ulang, adalah penggunana di kendaraan. Setelah performanya turun hingga beberapa persen, maka akan digunakan untuk baterai yang bisa digunakan untuk industri rumahan beberapa tahun.
Setelah itu saat performanya turun jadi 50 persen dari tahap awal, digunakan lagi untuk kebutuhan berbeda seperti pemasok listrik statis seperti untuk lampu jalan dan lain sebagainya. Sehingga, MItsubishi pun tidak terlalu dipusingkan dengan limbah penggunaan baterai mobil listrik ini.
BSD City: Era elektrifikasi dalam dunia otomotif sudah mulai berjalan dan berproses. Meski harganya yang masih sangat tinggi, namun industri otomotif nasional mulai lebih percaya diri sanggup menjual produk mobil listrik berjenis plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), tetap punya peminat tinggi.
Salah satunya adalah Mitsubishi. Mereka menegaskan bahwa mobil listrik di Indonesia memang sudah mulai masuk. Sebelum banyak konsumen yang melakukan pemesanan, mereka sudah menyiapkan jaringan aftersales.
"Untuk saat ini jaringan aftersales yang mampu melayani New Outlander PHEV baru 14 jaringan. Mayoritas masih ada di Jakarta yaitu sebanyak 12 unit, selebihnya hanya ada di Bali. Tapi nantinya ini akan berkembang ke daerah-daerah lain, karena masalah prasyarat saja. Kemudian tools dan pengetahuan mekanik," jelas Head of Sales and Marketing Region 1 Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Budi Daulay kepada Medcom.id pada Jumat (19/7/2019).
Ia juga menjelaskan bahwa metode pelayanan aftersales yang mereka berikan pun sama alias tidak berbeda antara satu dengan yang lain. Jelas untuk melakukan perawatan, tentu akan berbeda treatment-nya, tapi proses akan sama.
Selain menjelaskan tentang paket aftersales mobil PHEV terbaruya, Mitsubishi juga juga menjamin atau menggaransi baterai selama tiga tahun. Tapi bukan berarti di tahun keempat akan ada penurunan kualitas. Tentu akan tergantu dari metode penggunaan mobil itu sendiri.
"Penggunaan baterai mobil listrik saat ini masih berkisar optimal dalam lima tahun tergantung pemakaian. Tentu masalah terbesarnya adalah daur ulang limbah, tapi tentu ada caranya tersendiri khusus untuk teknis pengolahan limbah ini."
Dalam beberapa sesi obrolan dengan pelaku kendaraan listrik tanah air, beberapa di antaranya menegaskan bahwa tier pertama penggunaan baterai sebelum masuk limbah atau daur ulang, adalah penggunana di kendaraan. Setelah performanya turun hingga beberapa persen, maka akan digunakan untuk baterai yang bisa digunakan untuk industri rumahan beberapa tahun.
Setelah itu saat performanya turun jadi 50 persen dari tahap awal, digunakan lagi untuk kebutuhan berbeda seperti pemasok listrik statis seperti untuk lampu jalan dan lain sebagainya. Sehingga, MItsubishi pun tidak terlalu dipusingkan dengan limbah penggunaan baterai mobil listrik ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)