Jakarta: Kendaraan komersial, khususnya bus dan truk, memiliki ukuran yang besar dan bobot yang lebih berat jika dibandingkan kendaraan bermotor lainnya. Kondisi ini kemudian membuat produsen otomotif membuat sistem pengereman yang berbeda jika dibandingkan kendaraan penumpang yang banyak digunakan masyarakat umumnya.
Dikutip dari Autogear.id, sistem pengereman truk sebenarnya juga terbagi dalam beragam pilihan, dimana secara garis besar terdapat tiga sistem pengereman yang ada pada berbagai truk yang diproduksi. Ketiga sistem pengereman tersebut adalah;
1. Hidrolik
Untuk sistem pengereman tipe hidrolik, komponennya menggunakan minyak rem. Sehingga bisa dibilang, gaya pengeremannya tergantung pada kekuatan pijakan kaki.
“Selain dipengaruhi kuat atau lemahnya pijakan kaki pengemudi, sistem pengereman model hidrolik ini juga sering dibantu dengan booster. Kemudian, karena model rem ini memakai cairan, maka dalam mengecek kebocorannya juga relatif lebih mudah,” ucap Technical Warranty Dept. Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Reiner Tandiono.
2. Air Over Hydraulic (AOH)
AOH merupakan sebuah sistem pengereman gabungan dari rem hidrolik dan pneumatic (udara). Untuk diketahui sekilas, sistem pneumatic berfungsi menekan piston silinder yang nantinya dapat menekan kampas rem secara hidrolis.
Tetapi, ganjalan dari sistem AOH ini adalah ketika terjadi masalah, misalnya sistem hidrolisnya bocor. Berisiko membuat truk akan mengalami rem blong.
3. Full Air Brake (FAB)
Kemudian, melengkapi dua model sistem pengereman yang ada sebelumnya, muncullah sistem pengereman ketiga, yakni FAB. Di mana mekanisme kerja dari rem ini adalah semuanya sudah menggunakan udara bertekanan tinggi.
“Menurut saya, sistem rem FAB ini relatif lebih aman karena ketika mengalami kebocoran dan semua udara di tangki habis, otomatis sistemnya langsung mengunci rem. Jadi sudah diseting sedemikian rupa oleh pabrikannya,” kata Reiner.
Ia melanjutkan, jika sistem pengereman sudah terkunci, kendaraan tidak akan bisa berjalan lagi. “Jadi harus menunggu tekanan udara di tangki kembali mencukupi. Bila sudah tercukupi, barulah kunci remnya terbuka dan truk bisa kembali berjalan normal,” pungkasnya.
Jakarta: Kendaraan komersial, khususnya bus dan truk, memiliki ukuran yang besar dan bobot yang lebih berat jika dibandingkan kendaraan bermotor lainnya. Kondisi ini kemudian membuat produsen otomotif membuat sistem pengereman yang berbeda jika dibandingkan kendaraan penumpang yang banyak digunakan masyarakat umumnya.
Dikutip dari
Autogear.id, sistem pengereman truk sebenarnya juga terbagi dalam beragam pilihan, dimana secara garis besar terdapat tiga sistem pengereman yang ada pada berbagai truk yang diproduksi. Ketiga sistem pengereman tersebut adalah;
1. Hidrolik
Untuk sistem pengereman tipe hidrolik, komponennya menggunakan minyak rem. Sehingga bisa dibilang, gaya pengeremannya tergantung pada kekuatan pijakan kaki.
“Selain dipengaruhi kuat atau lemahnya pijakan kaki pengemudi, sistem pengereman model hidrolik ini juga sering dibantu dengan booster. Kemudian, karena model rem ini memakai cairan, maka dalam mengecek kebocorannya juga relatif lebih mudah,” ucap Technical Warranty Dept. Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Reiner Tandiono.
2. Air Over Hydraulic (AOH)
AOH merupakan sebuah sistem pengereman gabungan dari rem hidrolik dan pneumatic (udara). Untuk diketahui sekilas, sistem pneumatic berfungsi menekan piston silinder yang nantinya dapat menekan kampas rem secara hidrolis.