Jakarta: Indonesia sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di dunia jelas berpengaruh terhadap berbagai sektor pendukungnya. Tidak hanya berkaitan dengan komponen otomotif atau pembiayaan kendaraan, namun bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga cukup terpengaruh dengan besaran penjualan otomotif pertahunnya.
Shell menjelaskan bisnis SPBU di akhir 2020 sudah menunjukan indikator ke arah yang membaik. Seperti yang dirilis oleh GAIKINDO, data penjualan mobil meningkat hampir tujuh kali lipat dari 7.871 unit pada April menjadi 53.844 unit pada November.
Perubahan perilaku masyarakat juga terlihat berpihak pada prospek bisnis SPBU. Survei yang dilakukan oleh McKinsey pada periode 21–30 September 2020 memperlihatkan konsumen Indonesia sudah mulai bepergian keluar rumah untuk berbagai macam tujuan, tetapi cenderung menghindari menggunakan transportasi umum dan beralih ke kendaraan pribadi.
"Tahun 2021 akan menjadi tahun yang penting bagi Indonesia untuk melakukan pemulihan ekonomi yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Untuk itu, Shell mengajak para pengusaha daerah untuk bersama-sama menggerakkan roda perekonomian daerah dan berkontribusi dalam membangun ekonomi Indonesia melalui bisnis SPBU,” kata Head of Dealer Network Shell Indonesia, Agung Saputra, melalui keterangan resminya.
Di tahun lalu, mereka juga mencatat pertumbuhan pesat dalam pembangunan bisnis SPBU di Indonesia. Saat ini diakui perusahaan energi asal Belanda ini sudah mengoperasikan 137 unit SPBU di akhir 2020, atau meningkat 27 persen dibandingkan tahun 2019 yang berada di 108 unit SPBU.
SPBU-SPBU ini mayoritas tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan sejumlah kota-kota lapis kedua seperti Karawang, Cirebon, Tuban, dan Jombang. Perluasan jangkauan pembangunan SPBU ini merupakan bagian dari komitmen mereka untuk membantu membangkitkan ekonomi daerah dan menghadirkan bahan bakar pada masyarakat Indonesia.
Jika dibandingkan dengan SPBU milik Pertamina, jumlah SPBU milik Shell memang masih kalah jauh. Per Juni 2020 saja, perusahaan pelat merah tersebut sudah mengoperasikan sebanyak 7.026 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bahkan untuk menjangkau ke area-area yang lebih kecil lagi, Pertamina sudah mengembangkan bisnis Pertashop. Terakhir Pertamina menargetkan hingga akhir tahun akan menghadirkan 4.308 unit Pertashop di seluruh Indonesia.
Jakarta: Indonesia sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di dunia jelas berpengaruh terhadap berbagai sektor pendukungnya. Tidak hanya berkaitan dengan komponen otomotif atau pembiayaan kendaraan, namun bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga cukup terpengaruh dengan besaran penjualan otomotif pertahunnya.
Shell menjelaskan bisnis SPBU di akhir 2020 sudah menunjukan indikator ke arah yang membaik. Seperti yang dirilis oleh GAIKINDO, data penjualan mobil meningkat hampir tujuh kali lipat dari 7.871 unit pada April menjadi 53.844 unit pada November.
Perubahan perilaku masyarakat juga terlihat berpihak pada prospek bisnis SPBU. Survei yang dilakukan oleh McKinsey pada periode 21–30 September 2020 memperlihatkan konsumen Indonesia sudah mulai bepergian keluar rumah untuk berbagai macam tujuan, tetapi cenderung menghindari menggunakan transportasi umum dan beralih ke kendaraan pribadi.
"Tahun 2021 akan menjadi tahun yang penting bagi Indonesia untuk melakukan pemulihan ekonomi yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Untuk itu, Shell mengajak para pengusaha daerah untuk bersama-sama menggerakkan roda perekonomian daerah dan berkontribusi dalam membangun ekonomi Indonesia melalui bisnis SPBU,” kata Head of Dealer Network Shell Indonesia, Agung Saputra, melalui keterangan resminya.
Di tahun lalu, mereka juga mencatat pertumbuhan pesat dalam pembangunan bisnis SPBU di Indonesia. Saat ini diakui perusahaan energi asal Belanda ini sudah mengoperasikan 137 unit SPBU di akhir 2020, atau meningkat 27 persen dibandingkan tahun 2019 yang berada di 108 unit SPBU.