Jakarta: Toyota secara resmi melakukan recall untuk sejumlah model yang ada di di Australia, termasuk diantaranya Toyota GR Yaris. Program ini ternyata hanya untuk Negeri Kanguru saja karena unit yang di Indonesia tidak ada mengalami malfungsi sensor kamera dan radar.
Marketing Director Toyota Astra Motor, Anton Jimmy Suwandy, menjelaskan tidak ada unit GR Yaris yang mengalami recall seperti di Australia. Menurutnya komponen yang berfungsi membantu kerja Pre-Collision System (PCS) dan Dynamic Radar Cruise Control (DRCC) bekerja dengan normal.
"Aman (dari recall). Total sampai tahun ini ada 120 unit," ungkap Anton kepada Medcom.id pada Senin (8-2-2022) melalui pesan singkatnya.
Unit GR Yaris yang berada di Australia harus menjalani recall karenaadanya malfungsi pada sensor radar dan kamera yang berfungsi untuk mendeteksi objek seperti kendaraan yang melaju depan.
Malfungsi dari komponen tersebut berefek kepada sistem kerja Pre-Collision System (PCS) yang mengandalkan kamera atau radar built-in di bagian depan mobil. PCS ini berfungsi untuk memperingatkan pengemudi ketika kemungkinan terjadi tabrakan dari depan.
Fitur ini akan memperingatkan pengemudi untuk melakukan manuver untuk menghindar. Bila peringatan tidak diindahkan atau respon telat, sistem mengintervensi dengan pengereman otomatis.
"Sensor radar yang digunakan oleh Sistem Pra-Tabrakan (PCS) mungkin tidak diinisialisasi dengan benar di kendaraan yang terlibat selama produksi. Akibatnya, PCS mungkin tidak beroperasi tanpa indikator peringatan kepada pengemudi. PCS yang tidak beroperasi, tanpa indikator kerusakan PCS, dapat meningkatkan risiko kecelakaan dalam situasi mengemudi tertentu," demikian dikutip dari rilis resmi perusahaan.
Malfungsi kepada PCS juga berdampak kepada Dynamic Radar Cruise Control (DRCC) yang kemungkinan tidak berfungsi. Mengingat DRCC memanfaatkan sensor radar dan kamera untuk melakukan deleserasi secara otomatis.
Fitur ini akan memperingatkan pengemudi untuk melakukan manuver untuk menghindar. Bila peringatan tidak diindahkan atau respon telat, sistem mengintervensi dengan pengereman otomatis.
"Sensor radar yang digunakan oleh Sistem Pra-Tabrakan (PCS) mungkin tidak diinisialisasi dengan benar di kendaraan yang terlibat selama produksi. Akibatnya, PCS mungkin tidak beroperasi tanpa indikator peringatan kepada pengemudi. PCS yang tidak beroperasi, tanpa indikator kerusakan PCS, dapat meningkatkan risiko kecelakaan dalam situasi mengemudi tertentu," demikian dikutip dari rilis resmi perusahaan.
Malfungsi kepada PCS juga berdampak kepada Dynamic Radar Cruise Control (DRCC) yang kemungkinan tidak berfungsi. Mengingat DRCC memanfaatkan sensor radar dan kamera untuk melakukan deleserasi secara otomatis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)