Jakarta: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai harga mobil listrik terlalu tinggi sehingga masih sedikit pembelinya. Meski demikian, orang kaya alias mereka yang memiliki uang berlebih tetap membeli mobil listrik meski harganya tergolong tinggi bagi rata-rata masyarakat di Indonesia.
Hal ini bisa dilihat dari laporan Hyundai Motors Indonesia (HMID) yang mengumumkan surat pemesanan kendaraan (SPK) untuk model Ioniq 5. Mereka mengumumkan sudah menerima hampir 1.700 SPK di seluruh Indonesia dalam waktu sekitar 1 bulan sejak peluncurannya.
Bahkan uniknya, varian paling laris dari mobil listrik buatan Indonesia ini adalah tipe Signature Long Range dengan lebih dari 70 persen pemesanan. Kemudian diikuti oleh Signature Standard Range, Prime Long Range, dan Prime Standard Range.
Padahal dari segi harga, varian Signature Long Range memiliki harga Rp829 juta (on the road DKI Jakarta). Dari segi harga, jelas nominal ini lebih tinggi dari kemampuan daya beli kendaraan masyarakat yang di bawah Rp250 juta (versi analisa Gaikindo).
“Kami sangat mengapresiasi sambutan hangat masyarakat Indonesia terhadap produk kendaraan listrik pertama Hyundai yang dirakit di Indonesia, ini merupakan pencapaian dan motivasi baru bagi Hyundai untuk terus berinovasi ke depannya," ungkap COO PT HMID, Makmur, melalui keterangan resminya.
Dari segi teknologi, Ioniq 5 merupakan mobil listrik pertama yang menggunakan rancang bangun E-GMP atau Electric-Global Modular Platform. Kemudian mobil ini memiliki jarak tempuh hingga 481 KM dengan akselerasi dari 0 - 100 km/jam dapat diraih hanya dalam 7,4 detik.
Selain itu, crossover ini dilengkapi dengan fitur Vehicle-to-Load yang memungkinkan penggunanya memperoleh daya listrik hingga sebesar 3,6 kW agar dapat digunakan untuk mengisi ulang daya berbagai perangkat listrik, seperti sepeda listrik, skuter listrik, atau peralatan berkemah.
Jakarta: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai harga mobil listrik terlalu tinggi sehingga masih sedikit pembelinya. Meski demikian, orang kaya alias mereka yang memiliki uang berlebih tetap membeli mobil listrik meski harganya tergolong tinggi bagi rata-rata masyarakat di Indonesia.
Hal ini bisa dilihat dari laporan Hyundai Motors Indonesia (HMID) yang mengumumkan surat pemesanan kendaraan (SPK) untuk model Ioniq 5. Mereka mengumumkan sudah menerima hampir 1.700 SPK di seluruh Indonesia dalam waktu sekitar 1 bulan sejak peluncurannya.
Bahkan uniknya, varian paling laris dari mobil listrik buatan Indonesia ini adalah tipe Signature Long Range dengan lebih dari 70 persen pemesanan. Kemudian diikuti oleh Signature Standard Range, Prime Long Range, dan Prime Standard Range.
Padahal dari segi harga, varian Signature Long Range memiliki harga Rp829 juta (on the road DKI Jakarta). Dari segi harga, jelas nominal ini lebih tinggi dari kemampuan daya beli kendaraan masyarakat yang di bawah Rp250 juta (versi analisa Gaikindo).
“Kami sangat mengapresiasi sambutan hangat masyarakat Indonesia terhadap produk kendaraan listrik pertama Hyundai yang dirakit di Indonesia, ini merupakan pencapaian dan motivasi baru bagi Hyundai untuk terus berinovasi ke depannya," ungkap COO PT HMID, Makmur, melalui keterangan resminya.